Mohon tunggu...
raditya ario
raditya ario Mohon Tunggu... Mahasiswa -

UIN Sunan Kalijaga yogyakarta/ A CLASS !!!

Selanjutnya

Tutup

Bola

Tiki-taka Mendunia, Kick and Rush Makin Terpinggirkan

10 September 2015   16:53 Diperbarui: 11 September 2015   07:09 683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Namun masa-masa emas Rodgers kembali menghilang dengan cepat, karena musim selanjutnya (EPL musim 2014-2015) Liverpool kembali terpuruk dengan hanya menghuni peringkat ke-6 dibawah Tottenham. Mungkin awal keterpurukan Liverpool adalah ketika Luis Suarez hijrah ke Barcelona, itulah yang menambah pekerjaan rumah Rodgers bertambah, disamping harus menambah pemain yang ditargetkan manajemen Liverpool Rodgers harus mencari Striker pengganti Suarez. Alhasil pemain yang didatangkan Rodgers dimusim 2014-2015 terkesan hanya membuang anggaran yang disediakan manajemen. Memang ada sosok Super Mario yang fenomenal bersama Ac Milan. Namun mungkin nasib baik belum menaungi Rodgers Mario Balotelli hanya bermain 16kali dan 6 diantaranya sebagai pemain pengganti Super Mario hanya mampu mencetak 2 gol, ya memang 2 gol untuk Striker sekelas Mario Balotelli amat sangat buruk. Akhirnya Brendan Rodgers hanya mengandalkan Raheem Sterling untuk diandalkan untuk kompetisi EPL dan Champions League. Bisa dibayangkan dengan skuat yang terlalu gemuk Liverpool langsung tersungkur difase group Champions League.

Sebenarnya apa yang dilakukan manajer asal Irlandia Utara itu menarik. Menggabungkan dua philosophy yang sangat berbeda, dan dengan kebijakan transfer yang dilakukan Rodgers musim ini dengan membeli bebrapa pemain yang bersinar dimusim lalu, seperti Roberto Firmino, Christian Benteke, Jemes Milner, Danny Ings. Kemungkinan besar Liverpool akan memakai taktik seperti dua musim sebelumnya dan siapa tau Liverpool musim ini akan merengkuh title Premier League dibawah arahan Brendan Rodgers.

Kita tunggu saja apakah klub di Indonesia mau dan mampu mengikuti perkembangan philosophy sepakbola moderen? atau hanya akan mengandalkan bola-bola direct dengan sesekali umpan satu-dua? Apakah masyarakat indonesia tidak bosan melihat klub kebanggan hanya melakukan pola permainan yang monoton?.

         

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun