SMAN 8 Bandung menggelar pentas seni yang bertajuk Atma Asta pada 12 Oktober 2019. Acara tersebut menghadirkan bintang popular dan ternama di Indonesia seperti Afgan, Tulus, Isyana Sarasvati, The Changchuters, Yura Yunita, Kahitna, Danilla, Feast, dan Ardhito Pramono.
Suatu kehormatan, Band saya bernama ‘JavaCiency’ yang terdiri dari 7 personil pun terpilih sebagai Talent kategori Band Audisi yang ikut serta berpartisipasi dalam acara Atma Asta ratetra 2019 ini . Bagi Saya, terpilih menjadi satu Band Audisi yang lolos kemudian tampil di panggung Atma Asta ini merupakan salah satu pencapaian dalam bermusik yang meninggalkan beribu –ribu pengalaman berharga tak terlupakan.
Sejak sore hari, terlihat antrian penonton di area booth penukaran tiket. Antrian mayoritas diisi oleh ratusan bahkan ribuan penonton festival. Mayoritas penonton dari Kota Bandung. Tetapi, karena pentas seni ini menghadirkan bintang tamu papan atas alhasil penonton dari luar kota pun ikut berdatangan. Beberapa booth tenant food-beverages juga tersedia disana sambil menunggu gate dibuka untuk masuk ke dalam Lapangan Pussenif Bandung tepat pukul 18:00 . Bahkan sejak siang pun para penonton sudah mulai memenuhi lapangan pusenif . Dan terpantau juga cuaca pada hari itu sangat mendung berjalanya acara atma asta ini .
Menyaksikan Afgan, Tulus, Kahitna memainkan setiap repertoarnya, saya berfantasi sedang berada di surga bersama malaikat-malaikat yang sedang bermain musik.
Debaran kebahagiaan sudah tak terbendung. Apalagi ketika sudah berdiri tegap di tengah-tengah venue. Saya terbuai oleh musik yang mengalun merdu sebagai pengantar sebelum sang ‘Dewa’ muncul ke Singgasananya. Aliran darah pun bergejolak, serentak dengan dimatikannya lampu venue. Ini dia yang ditunggu-tunggu!
Hampir semua penonton berteriak dan tepuk tangan tatkala siluet bayangan bintang popular Isyana Sarasvati muncul dari layar putih yang menutup panggung. Pantulan visualisasi yang bergerak silih berganti, begitu pun perpaduan harmoni instrumen dengan lengkingan suara Isyana sang Vokalis.
Di akhir penampilan Isyana, layar putih baru terlepas dari panggung. Lagi-lagi, teriakan histeris penonton tak terbendung. Termasuk saya. Belum tuntas para penikmat pun takjub dengan kemunculan idolanya, Ardhito Pramono langsung menghantam ribuan penggemarnya dengan salah satu lagu andalan, ‘Bitter Love’.
Meski tidak semua lagu yang disajikan akrab di telinga, tetapi para penonton seolah terhipnotis dengan menikmati setiap detail pentas seni yang disajikan. Mulai dari tata lampu, videografi, dan pengeras suara yang berkualitas membuat pendengaran saya selalu terjaga. Seolah semua panca indra bisa menikmati pertunjukan pentas seni Atma Asta ini.
Tidak hanya itu, The Changcuters berhasil menggebrak penonton dengan gaya manggung paling heboh. Aksi panggung The Changcuters ini memang mempunyai ciri khas yaitu membuat para penonton lompat – lompat sembari jingkrak – jingkrak. Apalagi ketika mereka membawakan lagu yang berjudul ‘Main Serong’ dan ‘Gila – Gilaan’.Pecah!
Bulu kuduk saya berdiri ketika denting piano mengawali intro ‘Buka Hati’ yang dinyanyikan Yura Yunita. Pikiran mengawang-awang, terbayang saya sedang berada di suatu tempat yang tenang dan damai. Lagi-lagi suara falsettonya membuat bulu kuduk berdiri. Satu hal yang membuat saya ikut meneteskan air mata dan suasana pun seketika berubah menjadi haru biru ketika Yura membawakan satu lagu yang berjudul ‘Merakit’. Disamping itu Yura tidak bernyanyi sendirian, namun Ia membawa anak – anak disabilitas bernyanyi di atas panggung yang cukup megah ini. Kemudian Ia memberikan mic kepada salah satu anak putri bernama Delia. Ia terkejut mendengar Delia bernyanyi dengan suara yang begitu merdu.
Bagi saya yang sesama musisi cukup merinding dengan penampilan bintang tamu , dikarenakan energi saat itu semua bertitik pada penampil diatas panggung , apalagi saat hari mulai malam dan hujan rintik-rintik pun turun menambah keseruan didalam acara atma asta ratetra ini.