Mohon tunggu...
Raditya Alief
Raditya Alief Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota 2019 Universitas Jember

Penulis amatir.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Alih Fungsi Lahan pada DAS Ciliwung Menjadi Penyebab Banjir Jakarta

6 Mei 2021   21:37 Diperbarui: 6 Mei 2021   22:07 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Menurut Asryad (2010), daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan kesatuan ekosistem dimana jasad hidup dan lingkungannya berinteraksi secara dinamik dan terdapat saling ketergantungan (interdependensi) antara komponen-komponen penyusunnya. 

Pengelolaan DAS merupakan pengelolaan sumberdaya alam dengan tujuan untuk memperbaiki,memelihara dan melindungi keadaan DAS, agar dapat menghasilkan barang dan jasa khususnya kuantitas, kualitas dan kontinuitas air (water yield) untuk kepentingan pertanian, kehutanan, perkebunan, peternakan, perikanan, industri dan masyarakat. Adanya tekanan penduduk terhadap kebutuhan lahan baik untuk kegiatan pertanian, perumahan, industri, rekreasi, maupun kegiatan lain akan menyebabkan perubahan penggunaan lahan. 

Perubahan penggunaan lahan yang paling besar pengaruhnya terhadap kelestarian sumberdaya tanah dan air adalah perubahan dari kawasan hutan ke penggunaan lainnya seperti, pertanian, perumahan ataupun industri. Hal ini disebabkan karena perubahan penggunaan lahan yang tidak bijaksana, sehingga hujan yang jatuh sebagian besar akan menjadi aliran permukaan (Run-Off) dan menjadi pemicu erosi tentunya.    

Keberhasilan pengelolaan DAS diindikasikan dengan memperkecil fluktuasi debit, beban sedimen sungai, serta terjaganya kelestarian sumber-sumber air. Pemanfaatan potensi DAS baik sumber daya lahan maupun sumberdaya air yang tidak mengindahkan kaidah-kaidah konservasi dan berlebihan akan mengakibatkan degradasi terhadap kondisi DAS dan menyebabkan ter-jadinya lahan kritis. DAS Ciliwung mendapat banyak sorotan karena wilayah hilir DAS Ciliwung yang mencakup daerah ibukota DKI Jakarta kerap terjadi banjir ketika musim penghujan tiba.

Kerusakan wilayah DAS Hulu Ciliwung akan berdampak langsung terhadap lingkungan di bagian hilir. Terjadinya bencana banjir di Kota Jakarta disebabkan yang salah satunya telah terjadinya alih fungsi lahan di DAS Hulu Ciliwung. Konversi lahan pada umum-nya terjadi pada penggunaan lahan hutan menjadi daerah perkebunan dan pertanian, daerah perkebunan menjadi lahan pertanian dan permukiman, daerah pertanian menjadi permukiman dan industri. 

Tidak jarang pula terdapat daerah hutan dan perkebunan yang berubah menjadi tanah kosong, terlantar dan gundul yang kemudian memicu terjadinya erosi semakin dipercepat. Areal pemukiman yang ada dari tahun ketahun semakin meningkat baik dalam jumlah maupun jenisnya yang lebih mengarah pada kawasan wisata.

Kondisi sumber daya alam dan lingkungan pada DAS Ciliwung hulu saat ini keadaannya cukup memprihatinkan dimana kerusakan lingkungan sudah parah akibat pemanfaatan dan penggunaan lahan yang tidak pada tempatnya serta kebutuhan hidup yang mendesak. Dengan kondisi tersebut, terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya erosi, meliputi :

  • Erosivitas Hujan 

Erosivitas adalah kemampuan hujan untuk menimbulkan erosi atau dengan kata lain, suatu nilai yang menunjukan pengaruh hujan terhadap erosi yang terjadi pada suatu wilayah.

  • Vegetasi Penutup atau Konversi Tanah  

Pengaruh vegetasi terhadap aliran permukaan tanah yaitu sebagai intersepsi air hujan mengurangi kecepatan aliran permukaan dan kekuatan perusak hujan dan aliran permukaan, pengaruh akar bahan organik sisa -- sisa tumbuhan yang jatuh dipermukaan tanah, kegiatan biologi yang berhubungan  dengan pertumbuhan vegetatif dan pengaruhnya terhadap stabilitas struktur porositas tanah dan transpirasi yang mengakibatkan berkurangnya kandungan air tanah.

  • Erodibilitas Tanah 

Menurut Hardjowigeno (2013), Indeks kepekaan tanah terhadap erosi atau erodibilitas tanah merupakan jumlah tanah yang hilang setiap tahunnya per satuan indeks daya erosi curah hujan pada sebidang tanah tanpa tanaman, tanpa usaha pencegahan erosi pada lereng 9% dan panjang 22 m. Kepekaan tanah terhadap erosi dipengaruhi oleh tekstur tanah (terutama kadar debu + pasir halus), bahan organik, struktur tanah, dan permeabilitas tanah.  

Menurut Ambar dan Syafrudin (1979), erodibilitas tanah merupakan daya tahan tanah terhadap erosi. Panjang dan kemiringan lereng.

  • Indeks Panjang dan Kemiringan Lereng

Faktor kemiringan dan panjang lereng terdiri dari dua komponen, yakni faktor kemiringan dan faktor panjang lereng. Faktor panjang lereng adalah jarak horizontal dari permukaan atas yang mengalir ke bawah dimana gradien lereng menurun hingga ke titik awal atau ketika limpasan permukaan (run off) menjadi terfokus pada saluran tertentu.  

Dari kejadian erosi yang terjadi pada Sub DAS Ciliwung, secara umum besaran erosi ditentukan oleh penutupan dan pengolahan lahan. Hal ini terlihat dari semakin rapat penutup lahan disertai adanya konservasi lahan yang dilakukan maka laju erosi yang dihasilkan akan semakin kecil. Faktor panjang dan kemiringan lereng merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan besar atau kecilnya laju erosi yang dihasilkan. Sehingga, saran yang perlu dilakukan untuk menghadapi dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada Sub DAS Ciliwung adalah :

  • Mempertahankan vegetasi yang ada
  • Pengendalian akan konversi lahan menjadi pemukiman
  • Pemberian jalur evakuasi bencana yang jelas
  • Serta penyuluhan dan pemeliharaan rutin terhadap kondisi pemukimanannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun