Judul tulisan ini tidak salah ketik. Sesungguhnya yang dipertanyakan adalah bukan Prabowo sebagai presiden tetapi layakkah Prabowo sebagai "calon presiden" atau lebih tepatnya petahana capres? Mengapa?
Blunder politik Prabowo bukan hanya satu kali atau kebetulan dua kali atau tiga kali, Prahowo sangat sering melakukan kesalahan yang seharusnya tidak dilakukan oleh seorang calon presiden.
Kesalahan yang telah dilakukan pada periode pilpres 2014 seharusnya dapat menjadi pembelajaran sang petahana capres. Apa yang terjadi justru semakin menjadi jadi. Kesalahan demi kesalahan dikoleksi oleh sang petahana sehingga membuat tim suksesnya sibuk dan disibukkan mencari pembenarannya. Sayangnya semakin sering melakukan pembenaran terhadap blunder politik Prabowo semakin mengukuhkan tuduhan banyak pihak sebagai oposisi yang sering melakukan hoax dan fitnah. Hoax karena banyak ujaran yang tidak tetkonfirmasi ke pihak lain dan fitnah karena menyuarakan kebenaran tanpa data yang akurat dan benar.Â
Pantaskah Prabowo sebagai petahana capres? Mungkin ada baiknya Prabowo tidak nyapres. Mengapa? Prabowo dan tim sukses belum siap diajak kontetasi secara dewasa dan berwibawa. Strategi kampanye yang sampai saat ini hanya menyebabkan kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi panas dan tidak kondusif. Prabowo sampai saat ini belum menyampaikan program kerjanya tapi lebih banyak menangkal dan menihilkan prestasi dan keberhasilan yang dilakukan petahana presiden. Agar dapat menihilkan dan menyangkal keberhasilan tersebut maka Prabowo harus menunjukkan diri sebagai super hero yang akan mampu membalikkan Indonesia menjadi negara seperti Cina, Amerika Serikat, dan negara maju lainnya dalam waktu sekejap. Justru apa yang terjadi adalah sebaliknya, Prabowo terlihat kekanak kanakan dan berilusi bahwa dirinya adalah petahana capres yang super hero.Â
Selanjutnya pembaca dapat melanjutkan prediksi prediksi lainnya kalau Prabowo memaksakan diri seakan akan dia layak jadi petahana capres.Â
Selamat berilusi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H