Mohon tunggu...
Gusti Raditia Madya
Gusti Raditia Madya Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Idea in my mind, I'll write it.\r\n\r\nNewbie blogger on raditiamadya.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketika Lancang DInilai Sebagai Keberanian

25 Mei 2012   05:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:49 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

“Kamu pikir kamu siapa? Saya ini bos kamu!” Kalimat yang sering kita dengar di TV. Sudah menjadi rahasia umum bahwa bawahan harus tunduk pada bosnya, menurut pada aturan yang dibuat olehnya dan berlaku pada bawahannya.

Memang aturan tersebut baik, untuk mengontrol bawahannya agar tetap on the track. Tetapi ketika kita membangkang, memberontak dan sebagainya, maka kalimat diatas akan keluar dari mulus di bos.

Mengapa bisa begitu? Terkadang memang ada orang yang sukanya mengkritik, tetapi ketika dirinya dikritik orang lain apalagi oleh orang yang pangkatnya lebih rendah darinya, dia merasa bahwa dirinya lebih benar, maka dia tidak terima dengan kritik.

Tetapi ada pula orang yang senang bila dikritik, entaholeh yang pangkatnya lebih tinggi atau rendah, dia tidak memperdulikan, dia hanya butuh kritik untuk dapat membenahi dirinya.

Masih adakah orang seperti itu? Jarang.

Iya, Jarang. Orang cenderung marah dan kesal bila dikritik, apalagi oleh bawahan. Dianggap telah melakukan tindakan lancang kepada orang yang pangkatnya lebih tinggi. Padahal yang kita inginkan adalah lebih baik.

Aku jadi ingat baca sebuah cerita dimana seorang Office Boy yang mengrkritik cara sikap direktur kepada karyawannya.

Jadi, di sebuah perusahaan X yang dipimpin oleh seorang direktur yang sebenarnya tegas, tetapi cara dia memperlihatkan “tegas” tersebut salah. Dia selalu menyalahkan karyawan ketika masalah sepele. Sikapnya dingin, dan terlalu tegas tanpa memberi “ruang” kepada pada karyawannya, deadline terus menerus. Karyawan mana yang tidak stress. Serasa seperti ditindas.

Suatu ketika, OB yang bekerja di tempat tersebut merasa bahwa jika ini terus dibiarkan, maka perusahaan tidak akan bisa maju.

Maka, ketika dia bertemu direktur yang saat itu berada di ruangannya sedang memarahi salah satu karyawan, dia datang dan berkata “Maaf, pak. Saya tahu bapak tegas, saya tahu bapak disiplin dalam bekerja, tetapi jika bapak tidak memperdulikan karyawan, apakah bapak yakin semua karyawan yang bekerja di tempat bapak bisa setia? Tolong beri mereka ruang agar bisa lebih leluasa.”

Direktur tersebut kaget, dan sepertinya dia akan marah, tetapi dia berpikir bahwa apa yang dikatakan OB itu benar, akhirnya direktur tersebut bilang “Lancang sekali kamu, datang ke ruangan saya.”

Si OB sudah ketakutan dahulu, keringat dingin. Direktur melanjutkan “Tetapi baru kali ini saya menemukan seorang karyawan yang berani berkata begitu. Saya suka. Terima kasih.”

Sejak setelah dikritik tersebut direktur tersebut merubah sikpanya kepada karyawannya, karyawannya pun semakin lebih tenang daripada dulu.

Memang terkadang kita harus lancang, kita harus berani mengambil resiko untuk mengubah sesuatu menjadi lebih baik.


Kecuali ada orang yang berani merubahnya, keadaan akan tetap sama. – The Lorax

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun