Akuntan merupakan salah satu profesi yang banyak diminati masyarakat karena peluang kerja yang luas dan menjanjikan. Tak heran, setiap tahunnya persaingan untuk menjadi akuntan semakin ketat dan tantangan yang muncul pun semakin banyak. Oleh karena itu, Anda perlu mempersiapkan diri dengan baik agar dapat bersaing dengan calon akuntan lainnya. Tidak hanya memperluas wawasan tentang akuntansi, Anda juga perlu mempelajari tantangan apa saja yang ditemukan dalam profesi akuntan. Dengan demikian, Anda dapat menjalankan profesi akuntan dengan nyaman dan lancar.
Perkembangan Akuntan di Indonesia
Sebagai profesi yang memiliki peluang menjanjikan, tak heran jika perkembangan lulusan akuntansi di Indonesia cukup tinggi setiap tahunnya. Berdasarkan data dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), jumlah mahasiswa jurusan Akuntansi melonjak dalam 20 tahun terakhir. Sekitar 60% mahasiswa Fakultas Ekonomi berasal dari jurusan akuntansi.
Sementara itu, ada sekitar 25.000 akuntan yang terdaftar pada awal 2015, dengan jumlah akuntan publik tidak lebih dari 1.000 orang. Kemudian pada tahun 2021, terjadi lonjakan jumlah akuntan yang terdaftar sebanyak 40.000 orang, sedangkan akuntan publik naik hingga berjumlah 1.417 orang.
Pada dasarnya, ada banyak jenis profesi akuntan yang bisa Anda coba, mulai dari akuntan publik, akuntan pemerintah, akuntan pajak, hingga konsultan keuangan. Namun, saat ini banyak ditemukan konsultan keuangan yang tidak memiliki gelar sarjana akuntansi. Hal ini disebabkan adanya kebutuhan sumber daya manusia yang andal dalam penggunaan teknologi.Â
Menghadapi kebutuhan tersebut, Anda perlu memiliki kemahiran lain yang mumpuni untuk menunjang profesi akuntan Anda. Sebab, memang lebih baik pekerjaan akuntansi diserahkan kepada orang yang berlatar belakang akuntansi dengan kemampuan teknologi yang cukup andal, dibandingkan seseorang bukan berlatar belakang akuntansi dengan kemampuan teknologi yang sangat mumpuni.
4 Tantangan Profesi Akuntan di Era Digital
Memasuki era digital, bidang akuntansi bisnis menghadapi beberapa tantangan baru. Pada dasarnya, tantangan yang ditemui sekarang ini tidak begitu berbeda dari tantangan yang sudah ada sebelumnya. Namun, ada beberapa tantangan yang benar-benar baru sehingga perlu waktu untuk mempelajarinya. Berikut adalah beberapa tantangan baru yang dihadapi oleh profesi akuntan di era digital.
1. Analisis Big Data
Di era digital saat ini, big data merupakan sumber daya yang paling digemari. Bahkan, nilainya bisa melampaui sumber daya konvensional. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika banyak sekali perusahaan dari berbagai sektor industri yang kemudian memanfaatkan big data sebagai dasar dalam mengembangkan produk maupun layanan mereka.
Pergeseran ini tentu menimbulkan dampak pada akuntansi. Sebab, akuntansi sendiri menghasilkan data keuangan yang erat kaitannya dengan kondisi finansial perusahaan. Oleh karena itu, Anda sebagai seorang akuntan perlu memiliki kemampuan dalam menganalisis data keuangan dengan baik agar bisa menghasilkan informasi bermanfaat. Informasi tersebut nantinya bisa dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan bisnis yang akurat.
2. Penerapan Standar Tinggi
Era digital saat ini telah menuntut para akuntan untuk bisa melampaui standar yang tinggi. Dalam hal ini, mereka harus memiliki kontrol maksimal atas data keuangan yang dihasilkan. Namun, di sisi lain, mereka juga harus bisa memastikan bahwa data dapat diakses dengan mudah oleh pihak-pihak yang membutuhkan, seperti pemilik bisnis, stakeholders, hingga konsumen pada kesempatan tertentu.
Agar kontrol data keuangan tetap terjaga dengan baik, akuntan harus menjalankan koordinasi yang baik dengan para data engineer. Mereka adalah orang-orang yang bertugas untuk menyimpan fisik data dalam database milik perusahaan. Hubungan kerja yang harmonis dengan data engineer ini perlu dijalin agar data tetap aman dan dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
3. Kesadaran terhadap Revolusi Industri
Saat ini, masih banyak akuntan yang luput atau tidak menyadari bahwa dunia tengah memasuki era digitalisasi dan revolusi industri baru. Tak sedikit juga yang sudah menyadarinya, tetapi malah menganggap era baru ini sebagai sebuah momok menakutkan. Padahal, revolusi industri seharusnya bisa dilihat sebagai sebuah peluang atau kesempatan baru untuk berkembang.