Hallo Sobat Kompasiana! Apa kabar? Kali ini saya akan menganalisis bahasa kiasan dari novel Karya fiersa besari yang berjudul “ Arah langkah”. Mari kita telusuri!!
“Arah Langkah” adalah sebuah novel perjalanan yang mengajak pembaca untuk menyusuri keindahan alam Indonesia, sekaligus menggali lebih dalam tentang diri sendiri.
Melalui kisah tiga sahabat yang memutuskan untuk menjelajahi berbagai penjuru negeri, Fiersa Besari tidak hanya menyajikan panorama alam yang memukau, tetapi juga menyuguhkan renungan mendalam tentang kehidupan, persahabatan, dan cinta.
Dengan latar belakang patah hati, Fiersa Besari (yang dalam novel sering disapa Bung) memutuskan untuk keluar dari zona nyaman dan menjelajahi berbagai penjuru Indonesia bersama teman-temannya.
Perjalanan ini tidak hanya tentang keindahan alam, tetapi juga tentang pencarian jati diri dan penyembuhan luka hati. Pertemuan dengan Prem, seorang gadis petualang, semakin memperkaya pengalaman Bung.
Dalam novel “Arah Langkah” karya Fiersa Besari, terdapat berbagai majas yang digunakan untuk memperkaya narasi dan menggugah perasaan pembaca. Berikut ini adalah beberapa majas yang umum ditemukan beserta penjelasannya:.
1. Majas Personifikasi:
Majas ini memberikan sifat manusia kepada benda mati atau konsep abstrak.
Contoh: "Matahari tersenyum di ufuk timur."
Analisis: Dengan menyebut matahari "tersenyum", penulis menciptakan suasana hangat dan penuh harapan di pagi hari, menghidupkan suasana alam.
2. Majas Metafora:
Majas ini menyamakan dua hal yang berbeda tanpa kata "seperti" atau "bagai".
Contoh: "Hidup ini adalah lautan yang penuh ombak."
Analisis: Menggambarkan hidup yang penuh tantangan dan rintangan, menyerupakan pengalaman hidup dengan lautan yang berombak.
3. Majas Hiperbola:
Majas ini digunakan untuk melebih-lebihkan atau mengungkapkan sesuatu secara berlebihan.
Contoh: "Aku sudah mencari dirimu seumur hidup."
Analisis: Menggambarkan betapa sangat penting dan berartinya orang yang dicari, menunjukkan kesedihan dan kerinduan yang mendalam.
3. Majas Ironi:
Majas ini menyampaikan makna yang bertentangan dengan apa yang diharapkan.
Contoh: "Dia yang selalu berjanji, tak kunjung datang."
Analisis: Menggambarkan ketidakpastian dan kehilangan harapan terhadap orang yang seharusnya dapat diandalkan.
4. Majas Simile (Perumpamaan):
Menggunakan kata penghubung seperti "bagai" atau "seperti" untuk membandingkan dua hal.
Contoh: "Cintaku padamu seperti bintang di malam yang gelap."
Analisis: Menunjukkan betapa cintanya memiliki keindahan yang membuat gelapnya malam menjadi lebih berarti.
Penggunaan majas-majas ini dalam "Arah Langkah" sangat berfungsi untuk menambah kedalaman emosi dan makna dalam cerita, memperkuat tema yang diangkat dalam novel.
Secara keseluruhan, gaya bahasa ini membuat pembaca lebih terhubung dengan pengalaman dan perasaan yang dituangkan oleh pengarang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI