Proses ini biasanya dilakukan secara manual, menggunakan teknik tradisional yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.Â
Dalam beberapa kasus, para pengrajin tidak hanya menciptakan topeng untuk pertunjukan, tetapi juga untuk koleksi seni, sehingga menjadikan setiap topeng sebagai karya seni yang unik.
Kegiatan pertunjukan topeng Malangan sering diadakan dalam berbagai acara, seperti festival budaya, pernikahan, atau upacara keagamaan.Â
Dalam pertunjukan tersebut, penonton tidak hanya melihat aksi di atas panggung, tetapi juga dapat merasakan interaksi antara karakternya melalui dialog, tarian, dan musik yang dinamis.
Alat musik yang biasanya digunakan dalam pertunjukan antara lain gamelan, kendang, dan rebana, yang memberikan latar belakang suara yang sangat khas dan memikat.
Seni Topeng Malangan mengandung banyak nilai sosial dan moral yang dapat dipelajari oleh penontonnya.Â
Cerita-cerita yang ditampilkan sering kali mengandung pesan yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, seperti pentingnya nilai kebersamaan, kejujuran, dan rasa saling menghormati.
Dengan cara yang kreatif, para dalang menggunakan topeng untuk menyampaikan kritik sosial serta harapan dan aspirasi masyarakat.
Pada masa modern ini, seni topeng Malangan menghadapi tantangan untuk tetap relevan di tengah perubahan zaman dan pengaruh budaya global.
 Namun, berbagai upaya pelestarian dilakukan oleh komunitas lokal dan pemerhati seni, termasuk mengadakan workshop, pelatihan, dan festival seni untuk memperkenalkan seni ini kepada generasi muda.
Dengan melibatkan generasi baru, diharapkan topeng Malangan dapat terus berkembang dan mampu bersaing dengan bentuk hiburan lainnya.