Mohon tunggu...
Radinal Mukhtar
Radinal Mukhtar Mohon Tunggu... -

Penulis buku Peaceful Jihad For Teens (Gramedia 2011). Halaman kompasiana ini saya buat untuk membicarakan panjang lebar tentang buku tersebut. Semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tadarus #5: Buka Puasa Bersama

4 Agustus 2011   15:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:05 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu kenikmatan yang paling dinanti-nantikan oleh seorang yang berpuasa adalah kenikmatan ketika ia berbuka. Ya, berbuka itu bagaikan merasakan kemenangan setelah perjuangan sehari penuh melawan nafsu. Biasanya, kenikmatan berbuka itu akan bertambah jika dilakukan secara bersama-sama. Itu salah satu sebab kenapa banyak keluarga yang mengusahakan untuk berbuka puasa bersama keluarga mesti pada hari-hari sebelumnya, tidak dapat bersama.

Tidak dapat dipungkiri kemudian, jika kehilangan orang yang dikasihi akan kembali terasa di bulan Ramadhan. Jika sebelumnya mereka berbuka puasa bersama, maka untuk puasa kali ini, hal itu tidak bisa terjadi. Bahkan, terasa amat menyedihkan karena kebiasaan masyarakat Indonesia yang nyekar makam sebelum masuk bulan Ramadhan. Kehilangan itu semakin terasa menjadi-jadi.

Bagi para perantau, sepertinya kehilangan seperti itu juga dirasakan, meskipun pada hakikatnya hanyalah sebuah perpisahan jarak saja. Meski bisa menghubungi melalui mobile namun kesan yang akan dihasilkan cenderung sama, yaitu ada rasa kehilangan. Maka, biasanya, bagi para perantau, yang bisa menggantikan sosok-sosok yang hilang tersebut adalah teman-teman dekat, yang kebanyakan juga merupakan perantau. Dikenallah kemudian sebutan Buka Puasa Bersama.

Terkadang, kebersamaan memang terkesan biasa-biasa saja. Namun, itulah fitrah manusia yang merupakan makhluk sosial. Makhluk yang membutuhkan orang lain untuk berinteraksi, bergaul, beraktivitas. Kebersamaan itulah yang dididik secara lebih intens lagi di bulan ramadhan ini.

Kita tentu sering mendengar kata-kata bijak yang mengatakan bahwa kesuksesan seseorang adalah ketika ia berhasil membagi kesuksesannya pada orang lain. Guru yang baik adalah yang bisa melahirkan murid yang lebih baik dari dirinya. Orang tua yang bijak adalah ketika mampu menjadikan anaknya terpacu melebihi kemampuan dirinya. Di situlah ukuran kesuksesan terjamin, yaitu ketika kesuksesan dalam diri sendiri dapat disalurkan kepada orang lain.

Ketika di pesantren dahulu, saya sering dinasihati untuk tidak ber-"mahal hati" membagikan ilmu-ilmu yang dimiliki. Memberikan ilmu tidak akan pernah mengurangi ilmu yang kita miliki, melainkan, akan menambah greget ilmu itu sendiri. Tidak jarang, seorang yang berbicara tentang suatu ilmu yang dibagikannya, mengucapkan hal-hal yang sebelumnya ia tidak tahu namun tiba-tiba ia tahu. Banyak yang mengatakan itulah yang dinamakan ilham. Saya tidak ingin membahas hal itu pada kesempatan ini.

Yang ingin saya sampaikan adalah, buka puasa bersama mengajarkan kita untuk berbagi dengan orang lain, meski hanya sedikit. Berbagi, pada hakikatnya memang akan mengecilkan bagian yang kita miliki, karena telah dibagi. Namun, akan menambah jumlahnya di sisi lain: itu yang dijanjikan Allah pada hambanya.

Mari kita menganalogikan pada sebuah roti. satu roti yang besar, jika dibagi, akan menjadi dua roti kecil. Dua roti kecil akan menjadi empat atau bahkan bisa lebih dari empat. Asalnya hanya satu, namun ketika dibagi bisa menjadi banyak jumlahnya. Itu adalah gambaran sederhananya.

Bukannya, berkurang? Seharusnya besar menjadi kecil?

Ya. Saat itu, ia memang berkurang. Namun, coba kita berpikir lebih jauh lagi. Tidak menutup kemungkinan, mereka yang dibagi itu akan mengembalikan dengan jumlah yang lebih besar dari apa yang telah diberikan kepada mereka. Andai saja, saat ini kita memberi mereka 1/4 dari roti yang kita miliki. Bisa jadi, esok ia akan memberi kita setengah. Dari yang menerima 1/4 lainnya, memberi setengah lagi. Tiga orang yang kita berikan bagian 1/4, telah mengembalikan kepada kita 1,5 bagian. Itu tentu hal yang menguntungkan.

Ops... itu hanyalah perhitungan seorang manusia. Perhitungan Yang Maha Memberi tentu akan jauh lebih besar dari itu. Selamat berbuka puasa bersama. Semoga ada yang bisa dipetik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun