Mohon tunggu...
Radiman Siringoringo
Radiman Siringoringo Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa

saya seorang mahasiswa yang keseharian saya adalah menulis, dengan tujuan untuk menuangkan ide saya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bertambah Teguh dalam Injil Berdasarkan 2 Timotius 3: 10-17

10 Februari 2023   14:49 Diperbarui: 10 Februari 2023   15:04 1809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                                                                                            Bertambah teguh Dalam Injil

                                                                                         berdasarkan 2 Timotius 3: 10-17

                                                                                              (Oleh. Radiman Siringoringo)

DAFTAR ISI

BAB I. Pendahuluan.............................................................................................................. 3

BAB II. Pembahasan..............................................................................................................3

 2.1. Paulus Sebagai Teladan yang Benar (Ay. 10)...........................................................4

2. 1. 1. Mengikuti Ajaranya (Ay. 10a)..................................................................................5

2. 1. 2. Mengikuti Cara Hidupnya (Ay. 10b)..................................................................... 6

2. 1. 3. Mengikuti Imanya ( Ay. 10c...................................................................................  7

2. 1. 4. Mengikuti kesabaranku, kasih dan ketekunan (Ay. 10d)..................................7

2. 2. Penderitaan Rasul Paulus dan Timotius (Ay. 11)............................................... ...8

2. 3. Penderitaan hidup di dalam Kristus (Ay. 12)..........................................................9

2. 4. Gambaran kehidupan orang jahat (Ay. 13)..............................................................9

2. 4. Nasehat untuk bartambah teguh dalam iman (Ay. 14-15) .................................10

2. 5. Asal dan Tujuan Alkitab (ay. 15b-17).......................................................................11

BAB III. Kesimpulan.............................................................................................................11

Daftar Pustaka.......................................................................................................................12

                                                                                                                 BAB. I. PENDAHULUAN

Kitab 2 Timotius  adalah kitab yang ditulis Rasul Paulus kepada Timotious. Surat II Timotius ini, termasuk ke dalam golongan surat-surat pastoral, karena berisi petunjuk-petunjuk mengenai bagaimana jemaat Tuhan harus digembalakan.[1] Surat ke II Timotius ini diberikan kepada Timotius. Dia adalah seorang pembatu pada awal perjalanan P. I. yang kedua.
Surat-surat Pastoral ditulis Paulus kepada anak-anak rohaninya, yang ia percayai dan utus untuk menggembalakan jemaat Tuhan di tempat masing-masing. Timotius melayani jemaat di Efesus, sedangkan Titus di pulau Kreta. Dalam surat-surat ini, Paulus menasihati, memberikan instruksi kepada mereka dalam menggembalakan, mengajar, dan mendisiplin jemaat masing-masing. Dalam surat yang pertama kepada Timotius, Paulus mengingatkan Timotius bahwa Injil yang berharga itu harus diberitakan, diajarkan, dipertahankan terhadap serangan atau penyelewengan dan menjaga agar Injil itu diteruskan kepada generasi-generasi yang akan datang secara tepat dan utuh.

Paulus menulis surat tersebut karena mengetahui bahwa Timotius pemalu serta menghadapi kesukaran, dan karena menyadari akan kemungkinan penganiayaan berat dari luar gereja dan adanya guru-guru palsu di dalam gereja, Paulus menasihatkan Timotius agar dia memelihara Injil, memberitakan Firman Allah, menanggung kesukaran dan melaksanakan tugas-tugasnya. Surat ini merupakan surat terakhir Paulus. Pada saat menulis surat ini, kaisar Nero sedang berusaha untuk menghentikan perkembangan kekristenan di Roma dengan penganiayaan yang bengis terhadap orang percaya. Surat ini ditulis oleh Paulus sekitar tahun 67 Masehi ketika ia berada di penjara. Ia menyebut dirinya "seorang hukuman karena Dia" (2 Tim. 1:8), dan ini adalah penghukuman yang kedua kalinya di Roma. Paulus disekap dalam ruang bawah tanah dengan keadaan terantai (2 Tim. 1:16), dibelenggu seperti penjahat (2 Tim. 2:9). Ia menderita karena kehidupan yang sepi, membosankan dan dingin dalam penjara (2 Tim. 4:9-13). Onesiforus menemukan penjara Paulus dengan susah payah (2 Tim.1:17) karena penjara tersebut tersembunyi dari umum. Paulus saat itu sedang diperiksa mengenai perkaranya dan ia sedang menunggu perkaranya diajukan ke pengadilan (2 Tim. 4:16-17). Dalam perkaranya itu, Paulus tidak berharap akan dibebaskan. Ia sudah siap untuk dihukum mati karena ia telah berjuang keras untuk pemberitaan Injil (2 Tim. 4:6-8). Sebelum Paulus meninggal, ia mengirim pesan yang kedua kepada Timotius. Ia merasa pelaksanaan hukuman matinya sudah dekat. Meskipun isinya mencerminkan komunikasi yang sangat akrab dan pribadi dengan temannya Timotius yang muda belia itu, namun surat itu merupakan surat wasiatnya yang terakhir kepada gereja.

 

                                                                                                                 BAB. II. PEMBAHASAN

 

2.1. Paulus Sebagai Teladan yang Benar (Ay. 10-12).

 

Setelah Rasul Paulus sifat-sifat dan cara kerja guru-guru sesat dalam ayat-ayat sebelumnya (3:1-9), kemudian Paulus kembali kepada keadaan Timotius. Paulus mengatakan "tetapi engakau telah mengikuti ajaranku, cara hidupku, pendirianku, imanku, kasihku, dan ketekunanku". Dalam frasa ini dua kali Paulus menyapa Timotius dengan ungkapan Yunani yang terdiri dari dua suku kata, yaitu, . Ungkapan ini terdapat pada awal ayat 10 dan 14. Kata " " diterjemahkan dengan "tetapi engkau...". Artinya, suatu tindakan yang bertentangan dengan ayat sebelumnya. Bertentangan sama sekali dengan dengan sifat-sifat dan cara kerja guru-guru palsu. Timotius berbeda dari guru-guru sesat itu, karena ia meniru teladan Paulus. John Stott menyatakan penggunaan pada bagian ini adalah sesuatu yang sudah Timotius Lakukan[2].  Hal ini dikatakan oleh Rasul Paulus sendiri. Dia mengatakan, "tetapi engkau telah mengikuti Ajaranku, cara hidupku..". Menarik untuk diperhatikan bahwa Timotius mengikuti teladan Paulus. Kata mengikuti dalam bahasa aslinya iyalah "" (Aor. Act.ind),   berarti "Have closely followed"  "telah mengikuti dengan cermat".  Artinya suatu tindakan yang telah dilakukan Timotius pada masa lampau. Timotius telah mengikuti dengan cermat teladan hidup Rasul Paulus. John Stott menyebut kata  "" dipakai secara harafiah dalam arti mengikuti seseorang kemanapun orang itu pergi dan berjalan di atas telapak kakinya.[3] William F. Arndt merumuskan kata "" mengikuti dengan akal budi, mengerti, mengiakan, dan mengikuti dengan setia, mengikuti sebagai pedoman.[4] Lalu apa yang diteladani Timotius dari kehidupan Rasul Paulus? 

2. 1.1. Mengikuti Ajaranya (Ay. 10)

Pada bagian ini Rasul Paulus menyatakan bahwa Timotius telah mengikuti Ajaranya. Kata ajaranya dalam bahasa aslinya iyalah "", Suatu bentuk jamak, yang artinya tidak hanya focus pada satu ajaran tetapi banyak ajaran.  Philip Towner menyebut ajaran pada bagian ini  merujuk pada Injil dan perkembangan doktrin dan etika yang menyertainya dalam berbagai situasi komunitas, khususnya dalam orbit misi Paulus.[5] Sementara isinya sulit untuk diukur, karena tradisi masih akan terus berkembang, sebuah badan pengajaran yang dapat diidentifikasi yang berpusat di sekitar pesan kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, seperti yang disaksikan oleh seluruh Rekan-rekan Paulus, harus dipahami. Tentu saja, bagi Timotius untuk melanjutkan pelayanan Paulus, dia harus yakin dan berkomitmen pada pesan yang ada dalam pelayanan itu.

 

2. 1. 2. Cara hidup Paulus (10a)

 

Setelah Rasul Paulus menyebut bahwa Timotius sudah mengikuti ajarannya, kemudian Rasul Paulus menyebutkan item kedua dalam daftar. Yakni, cara hidupku. Kata cara hidup  berasal dari bahasa Yunani yaitu, , artinya"the way one lead his life, the word denotes general behaviour, which a man's closest associate can never fail to know in all its aspects. Istilah ini membawa Timotius  ke ranah perilaku sehari-hari (bdk. 1 Kor 4:17) dan menyarankan, seperti yang digunakan oleh Paulus, suatu kehidupan yang mengikuti pola Kristus dan hidup atas dasar pengetahuan akan kehendak Allah. Paulus menyiratkan bahwa kehidupan dan tingkah lakunya sendiri memberikan pola yang dapat diamati untuk kehidupan Kristen, dan hal-hal yang mengikutinya termasuk dalam pola itu.

 

2. 1. 3. Tujuan hidup  Rasul Paulus(10b)

 

Sebagai seorang yang mengikuti ajaran rasul Paulus. Timotius disebut juga mengikuti pendirianku. Menarik untuk diperhatikan kata pendirianku pada bagian ialah mengunakan kata "" sebuah bentuk noun, yang artinya porpose, the guiding motive of his life and work". . kata "tujuanku" menggunakan istilah yang sama yang digunakan dalam perencanaan Allah untuk memberikan anugerah keselamatan dalam 1:9. Seperti istilah yang berlaku untuk Paulus, itu mengungkapkan ide-ide komitmen dan tekad yang kuat untuk melaksanakan apa yang dia rasa terpanggil untuk dilakukan. Towner menyebut tujuan yang dimaksud di sini dan dalam kasusnya, dan dalam konteks ini, itu melibatkan pelaksanaan misinya ke dunia bukan Yahudi. Jhon Stott tujuan di sini dimaksudkan  ambisi rohani yang memotivasinya yang menjadi penuh makna[6]. Dari pandangan para ahli diatas penulis melihat adanya kesamaan maksud penyampaian tujuan hidup rasul Paulus. Yakni, ambisi rohani yang dia alami untuk hidup bermakna, memberitakan Injil Keselamatan.

 

2. 1. 4. Iman Rasul Paulus

 

Pada bagian ini disebut bahwa Timotius telah mengikuti iman rasul Paulus. Sangat menarik, iman seperti apa yang dimaksud rasul Paulus pada bagian ini?. Towner mengatakan iman di sini merujuk dimensi "vertical"  yang tidak terlihat dari keberadaan Kristennya dimana ia mengalami hubungannya dengan Allah melalui iman kepada Kristus[7]. Jhon Stott, kata iman pada bagian ini mencakup kesetiannya[8]. Lebih jelas lagi R. Budiman menyebut iman di sini adalah iman yang tahu menanggung penderitaan Kristus[9]. 

 

`2. 1. 5. Kesabaran, kasih, dan ketekunan rasul Paulus

 

                  Pada bagian sebelumnya rasul Paulus mengatakan bahwa Timotius sudah, mengikuti iman Rasul Paulus. Selanjutnya rasul Paulus menyebut daftar-daftar yang lain yang sudah diikuti Timotius, yakni; kesabaran, kasih dan ketekunan rasul Paulus. Kata kesabaran dalam bahasa aslinya adalah , yang artinya, longsuffering, patient endurance (Gal. 5:22; Roma. 2:4).  Artinya panjang sabar terhadap orang-orang yang menganiaya dan menentang dia (lih. II Tim. 2:24,25), kasihku-kasih terhadap sesama manusia untuk menyelamatkan mereka demi Tuhan. Sehingga sangat tepat apa yang dikatakan oleh John Stott kasih di sini yaitu kasih kepada Allah dan kepada manusia.   Selanjutnya rasul Paulus mengatakan bahwa Timotius sudah mengikuti ketekunan Rasul Paulus. Ketekunan yang seperti apa yang dimaksud rasul Paulus?. Kata ketekunan  dalam bahasa aslinya ada dua, yakni: dan . Kata yang dipakai pada bagian ini mempunyai arti "kesabaran menderita akibat keadaan yang menyusahkan, sedangkan , kesabaran terhadap orang-orang yang menyusahkan. Dengan demikian, dengan pengunaan kata memiliki rujukan ketahanan menanggung yang berkaitan dengan pemburuan dan penganiayaan yang telah dialami Paulus. 

 

2. 2. Penderitaan Rasul Paulus dengan Timotius (Ay. 11).

 

             Sebagai salah seorang yang menjadi murid/ anak rohani Paulus. Paulus menyurati Tiomotius untuk bertambah teguh dalam iman. Paulus mengatakan engakau telah ikut menderita penganiayaan, dan sengasara seperti yang kuderita di Atiokhia dan di Ikonium, dan di Listra. Seperti yang dibahas di atas segala derita penganiayaan sengsara yang di alami Paulus sudah ikut, Timotius sudah mengalaminya seperti yang dialami oleh Paulus.  Kata seperti  dalam bahasa aslinya iyalah " ", yang artinya "such as, Which kind, which sort". Hal ini dikatakan oleh Paulus semua penderitaan yang dialaminya sudah dialami oleh rasul Paulus. Ia  menyebut tiga kota di Galatia yaitu: di Antiokhia, Ikonium, dan Listra. Menarik untuk diperhatikan mengapa rasul Paulus menyoroti ke tiga tempat ini? Dalam sejarah pelayanan rasul Paulus peristiwa yang dialami di ke tiga kota terjadi pada perjalan, P.I yang ke- 1 (Lihat Kis. 13:50; 14:5, 19).

             Ada tiga nama tempat yang disebutkan Paulus.  "Antiokhia" dalam hal ini mengacu pada Antiokhia Pisidia, yang pada tahun 25 SM., atas dekrit Kaisar Augustus, telah menjadi koloni Romawi dan setelah itu menjadi kota yang makmur dan berpengaruh di dalam kekaisaran, dengan bangunan-bangunan mengesankan yang terkait dengan kultus Kekaisaran dan warganya (dari keluarga elit) yang merupakan yang pertama dari provinsi-provinsi timur yang memasuki Senat Romawi.17 Paulus mengunjungi kota ini selama perjalanan misinya yang pertama: setelah suatu masa berkhotbah, "orang-orang Yahudi" mengubah orang-orang yang berpengaruh melawan Paulus dan Barnabas dan membangkitkan sebuah penganiayaan yang memaksa mereka pergi (Kis. 13:14-52).

          "Ikonium" adalah kota makmur yang terletak di persimpangan strategis yang menghubungkan kota-kota di provinsi Makedonia, Akhaya, dan Asia dengan ibu kota Romawi. Di Ikonium (Kisah Para Rasul 14:1-5), di mana Paulus dan Barnabas sekali lagi menikmati kesuksesan awal di antara orang Yahudi dan orang bukan Yahudi, perpecahan di antara orang-orang yang diciptakan oleh sekelompok orang Yahudi akhirnya berkembang menjadi ancaman bahaya bagi Paulus (  14:5), menyebabkan tim melarikan diri ke Listra.

           "Listra" juga didirikan oleh Augustus (26 SM) sebagai koloni militer Romawi, "Listra" terkait erat dengan Ikonium.19 Menurut catatan Lukas (Kisah Para Rasul 14:6-19), Paulus mengunjungi Listra berikutnya secara berurutan. Sekali lagi karena upaya orang-orang jahat dari Antiokhia dan leonium yang membuntuti jejaknya, Paulus benar-benar dilempari batu (14:19; 2 Kor 11:251 dan diseret ke kota untuk dilempari sampai mati.

            R. Budiman mengatakan mungkin kejadian ini semua mengesankan Timotius, sehingga ia pada kesempatan itu bertobat dan sejak perjalanan P.I ke-II mengikuti Paulus sebagai pembantunya yang setia (Kis. 16:1-3), sampai pun ia bersedia menderita bila diperlakukan (inilah yang dimaksudkan dengan engkau telah ikut menderita[10]). Paulus menghibur Timotius dengan mengatakan "semua penganiayaan dan sengsara itu kuderita dan Tuhan telah melepaskan aku". Menarik untuk diperhatikan, di situasi seperti itu (aniaya, sengsara..,), Paulus mengatakan dia dilepaskan Tuhan. Mengapa rasul Paulus mengatakan bahwa Tuhan telah melepaskan dia? Kata kuderita dalam bahasa aslinya , (Aor. Act. Ind) artinya to bear by  being under, to hold out, to endure, to carry.[11] Paulus mampu bertahan, mampu menaggung karena tuhan telah melepaskan dia. Kata melepaskan pada bagian ini iyalah (Aor. Mid.ind) yang artinya to rescue "menyelamatkan". Dengan demikian, rasul Paulus mampu bertahan di dalam penderitaan itu semua karena Tuhan menyelamatkannya. 

 

2. 3. Kepastian hidup menderita aniaya (Ay. 12)

 

            Setelah rasul berkunjung ke tempat-tempat yang disebut dalam ayat 11. Paulus mengatakan memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus akan menderita. Frasa memang setiap orang, dalam bahasa aslinya " " memiliki arti yea and, but even,  also.  Frasa ini sebagai penghubung pengalaman Paulus pada ayat sebelumnya (ay.11)[12].  Dia menasehati Timotius, seperti yang tercatat dalam Kis. 14: 22, " bahwa murid-murid harus bertekun di dalam iman, dan mengatakan untuk masuk ke dalam kerajaan Allah kita harus banyak mengalami banyak sengsara". Pengalaman-pengalaman yang dialami oleh Paulus akan juga dialami oleh orang yang hidup beribadah di dalam Kristus. Hidup beribadah dalam bahasa aslinya  (pres. Inf. Akt.) yaitu sebuah keinginan untuk hidup, dan kata beribadah dalam bahasa aslinya   (adv)  yang mempunyai arti piouly(saleh), godly, di dalam Yesus akan menderita aniaya. Kata akan menderita aniaya dalam bahasa aslinya dari akar kata yang artinya "will be persecuted, hunt"  (Fut. Ind. Pas), yaitu suatu tindakan aniaya yang  akan di alami oleh siapa saja yang hidup di dalam Kristus. Nasihat ini sudah  diberikan kepada Timotius supanya tidak heran jika dia mengalami aniaya, dan dan diburu. 

 

            R. Budiman mengatakan bahwa orang yang berada di dalam Krsitus dan hidup beribadah pasti menderita aniaya. [13] Sebuah kepastian yang akan di alami oleh Timotius dan orang percaya, dan tidak dapat dielakkan juga. 

 

2. 4. Gambaran kehidupan orang jahat (Ay. 13)

 

Pada bagian ini Paulus mengatakan sedangkan orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, mereka disesatkan dan menyesatkan. Adanya kotras kehidupan Paulus dan Timotius dengan orang jahat dan penipu. Menarik untuk diperhatikan siapa orang jahat dan penipu pada bagian ini? Kata orang jahat dalam bahasa aslinya "the mans of evil", sedangkan penipu dalam bahasa aslinya "imposters, bisa juga diartikan one who give incantations by howling, bisa juga one who practices megic art, sorcerer, swindler, cheat.[14] R. Budiman menyebut orang jahat dan penipu ini iyalah (Yanes dan Yambres) sebagaimana disinggung di ayat 8). Para penjahat dan penipu ini akan bertambah jahat, mereka menyesatkan dan disesatkan. 

 

Kata  "bertambah" dalam bahasa aslinya (fut. Act. Ind), "will advance" mereka akan semakin bertambah jahat. Istilah bertambah ini sebenarnya berarti "kemajuan dan peningkatan", tetapi Paulus memakainya secara menegejek; kemajuan mereka hanya ke belakang bukan kedepan, "dari jahat ke lebih jahat". Kemudian Paulus memberitahukan bahwa mereka akan menyesatkan dan disesatkan. Apa maksud dari perkataan ini? Bukankah mereka penyesat orang? Siapa yang menyesatkan mereka? Alfred Plummer menjelaskan dengan tepat sekali, "mereka mulai sebagai penipu dan berakhir sebagai korban tipuan, dan (sering) korban tipuan itu mereka sendiri; sebab biasanya orang tak lama menipu orang lain kecuali menipu dirinya sendiri"[15]. Dengan adanya penderitaan, pemburuan, dan aniaya, serta adanya berbagai orang-orang jahat dan penipu, Apa yang dikatakan oleh Rasul Paulus kepada Timotius? Inilah yang akan dibahas penulis di poin selanjutnya. W. Wiersbe tipuan itu datangnya dari iblis. Mereka menipu orang, tetapi yang sebenarnya mereka juga sudah ditipu iblis terlebih dahulu.[16]

2. 4. Nasehat untuk bartambah teguh dalam iman (Ay. 14-15)

Ketika Paulus memaparkan kehidupannya dalam pemberitaan Injil. Hidupnya yang menderita aniaya, hidupnya yang berhadapan dengan orang-orang penyesat, ia kembali mendapatkan Timotius. Dia mengatakan tetapi hendaklah engakau tetap berpegang pada kebenaran yang engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu.  Pada bagian ini Paulus dua kali mengawali suatu kalimat dengan "tetapi engkau" , untuk membedakan Timotius dengan "orang-orang jahat dan penipu-penipu" yang baru digambarkannya. John Stott membedakan penggunaan kata pada ayat 10 dan ayat 14. Pada ayat 10 pertama-tama Paulus mengingatkan Timotius pada apa yang telah dilakukan sampai sekarang: "kau telah memperhatikan dan mengikuti ajaranku (bnd, ayat 10). Kemudian ia mendesak untuk bertekun pada jalan itu: "hendaklah engaku tetap berpegang..."(ayat. 14). Jadi ayat 10 -13 bicara tentang kesetiaan Timotius kepada rasul Paulus pada masa lampau, dan ayat 14-17 mendesak dia supaya tetap setia pada masa yang akan datang[17]. Kesetiaan ini berfokus pada kesetiaan yang tetap berpegang pada kebenaran yang telah ia terima. Tidak dapat dipengaruhi oleh keadaan, dan penderitaan. Sesekali ia di ingatkan Paulus, untuk mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadanya.  Menarik untuk diperhatikan mengapa Timotius mengingat orang-orang yang telah mengajarkanya itu ? apa alasan yang tepat mengapa Timotius harus setia pada ajaran kebenaran?Pada bagian ini Paulus mengingatkan Timotius untuk senantiasa mengingat orang yang telah mengjarkannya. 

             R. Budiman mengatakan  Orang-orang yang telah mengajarkan ajaran kepada Timotius bukan sembarang orang, melainkan orang-orang yang dapat dipercayai sepenuhnya, yaitu  neneknya Lois, ibunya Eunike, Bapak rohaninya Paulus, mereka semua orang-orang yang ia amat cintai dan junjung tinggi. Dengan selalu ingat bahwa ajaran itu ia terima dari orang-orang yang ia cintai dan percayai, maka ia tidak mudah ia akan meragukan dan melepaskan ajaran itu.[18]Demikian Jhon Stott menambahi, bahwa senantiasa mengingat orang yang mengjarkan ajaran itu adalah orang-orang yang terdekat dengan dia, tidak mungkin diberikan ajaran salah kepada Timotius.[19] Alasan yang kemudian  yang disebut Paulus Timotius diberi perintah yang mana, bahwa mulai kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang memberimu hikmat dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Yesus Kristus. Menarik untuk diperhatikan Paulus dua kali memberi perintah untuk mengingat.  Mengapa penting sekali untuk Timotius untuk mengingat pada masa kecil dalam memahami kitab suci? Menurut tradisi orang Yahudi anak-anak kecil sudah sejak umur 5 tahun diajar di Sinagoge dalam pengetahuan Alkitab, yaitu kitab Perjanjian Lama[20]. Apa yang telah dipelajari begitu lama di bawah bimgbingan orang-orang saleh, pasti berakar dalam dan tidak mudah digoyahkan oleh angina ajaran sesat. Pengajaran itu muncul dari kitab Suci, kata kita suci dalam bahasa aslinya artinya,  is the name for the Holy Scriptures of the OT which was used among Gr-speaking Jews[21]. Lalu apa hubungannya dengan Perjanjian Baru? Jhon Stott menegaskan, bahwa inilah keharmonisan dengan kitab-kitab PL, dimana ia tegas menyatakan bahwa ia mengajarkan "tidak lain dari yang telah diberitahukan sebelumnya para nabi, dan oleh Musa, yaitu bahwa Mesias harus menderita dan dan bahwa dialah yang pertama bangkit dari antara orang mati, dan bahwa Ia akan memberitakan terang kepada bangsa Israel dan kepada bangsa-bangsa lain (Kis. 26:22-23)[22]. Hal yang hampir sama dinyatakan oleh R. Budiman, bahwa PL merupakan jalan (hikmat untuk memahami) menuju keselamatan itu dan itu pun hanya terbuka oleh iman kepada Yesus Kristus. Artinya, hanya bila orang menerima Yesus di dalam iman, maka ajaran-ajaran di PL yang menuju pada Yesus semakin jelas (bnd Yoh 5:39, 40)[23]. Sekilas penulis merenung, mengapa Alkitab bisa memberi hikmat dan menuntut kepada keselamatan? Inilah yang akan dibahas penulis di poin selanjutnya.

 

2. 5. Asal dan Tujuan Alkitab (ay. 15b-17)

 

                 Pada pembahasan sebelumnya, diberitahukan bahwa Alkitab dapat menutun kepada keselamatan. Mengapa bisa demikian? Rasul Paulus memberitahuakan karena "Alkitab(segala Tulisan) yang diilhamikan Allah memang bermanfaat...,". Kata "segala tulisan" dalam bahasa aslinya yang berarti segala tulisan, ini merujuk tidak hanya dalam kitab PL tetapi ikut juga  Kitab PB. Sebab Paulus pernah menggabungkan suatu kutipan             Kitab Ulangan (25:4) dengan ucapan Yesus, yang di catat oleh Luk. 10:7 dan menyebut dua-duanya kitab suci (1 Tim. 5:18). Tidak hanya itu Paulus sendiri mengklaim dirinya diilhami oleh ilham Allah yang adalah ciri khas Alkitab, kemudian Petrus juga menganggap surat-surat Paulus sebagai Alkitab, sebab ia berbicara pada kitab-kitab yang lain (2 Pet. 3:16). Semua Alkitab di Ilhamkan oleh Allah. Frasa di Ilhami oleh Allah dalam bahasa aslinya , kalau diterjemahkan secara harafiah "diembuskan napas Allah, dinafaskan Allah".

             Reineker menyebut ajaran para Rabi adalah bahwa Roh Tuhan ada pada para Nabi dan berbicara melalui mereka, sehingga kata-kata tidak datang dari diri mereka sendiri, tetapi mulut Tuhan berbicara dan menulis dalam Roh Kudus. Jadi sangat jelas bahwa Alkitab dapat memberi hikamat dan menuntut kepada keselamatan karena sumber dan asalnya jelas, yakni dari Allah sendiri.Dengan adanya pengilhaman ini supanya Firman itu bermamfaat. Bermamfaat untuk mengajar. Mengajar dalam bahasa aslinya ialah , tidak hanya sekedar megajar tetapi ada juga membuktikan, menghukum, dan menegur. Kemudian untuk menyaggah kesalahan dan menegur dosa. Mamfaat selanjutnya ialah memperbaiki kelakuan, frasa memperbaiki kelakuan memiliki arti "mengatur dengan benar", serta mendidik orang dalam kebenaran. Dengan diperlengakapi dengan demikian untuk perbuatan yang baik. Kata diperlengakapi berupa petujuk --petunjuk dalam Firman Allah, supanya ia dapat berbuat setiap perbuatan yang baik. Ini berlaku untuk semua orang percaya (II Tim 2:21; Tit 3:1 bdk Ef 2:10).

 

Kesimpulan

           Dari Pembahasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa hidup  sepenuhnya di ubahkan Oleh Firman Allah. Firman Allah yang sanggup memberi kekuatan kepada orang yang hendak memberitakan Firman-Nya, penghiburan, hikmat. Dapat dilihat dari Pengalamnan Paulus, Firman yang membuat dia semakin bertambah teguh di dalam Injil, walaupun didera oleh pelbagai aniaya dan pemburuan, dan derita. Kesanggupan ini didasarkan oleh Firman Allah yang memberikan hikmat, untuk hidup saleh yang walaupun dunia tidak sependapat, tetapi Firman memberi kekuatan karena bersumber dari Allah sendiri. Kekuatan Firman Allah sanggup membuat setiap orang hidup di  dalam-Nya.

 

      

 

Daftar Pustaka

 

Budiman R, Surat-surat Pastoral 1&2 Timotius dan Titus Jakarta: Gunung Mulia, 2011

 F. Arndt Wiliian, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early  Charistian Literature University Of Chicago Press: Cambride University Press, 1957

 H. Towner Philip The Letter Timothy and Titus, United States: Grand Rapids, Michigan, 2006

 Mounce William D, WBC (Pastoral Epistles) Mexico: Thomas Nelson,2000

 Plummer, The Pastoral Epistles (Stoughton: The Expositor'Bible, 1888

 Rienecker Fritz, linguistic Key to The Greek New Testament, United States: The Zondervan Corporation Grand Rapids, Michigan, 1980

  Stott Jhon Kemurnian ajaran dan kehidupan adalah syarat inti menjadi bentara Kristus, (2 Timotious), Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1999

 W. Wiersbe Warren, Setia di Dalam Kristus Bandung: Yayasan kalam hidup, 2000

 

 

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun