Mohon tunggu...
Arry Azhar
Arry Azhar Mohon Tunggu... lainnya -

seorang pembelajar yang sedang belajar bagaimana menulis dan menjadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

UN Niat Baik... Pelaksanaan yang Keliru

22 Maret 2010   13:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:16 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Hari - hari ini siswa siswi SMA dan sekolah sederajat sedang melaksanakan Ujian Nasional (UN ). Kalau kita bicara tentang UN maka akan selalu menjadi pembicaraan sangat menarik, namun sangat menghawatirkan bagi yang menjalaninya. Walaupun UN ini yang melaksanakan atau yang di ujikan itu siswa siswi / pelajar namun ketegangan, kekhawatiran serta kecemasan bukanlah hanya pada mereka saja. Tapi orang tua, guru, kepala sekolah bahkan kepala daerah cemas dibuat oleh Ujian yang satu ini.
Kalau kita lihat niat awalnya UN ini adalah untuk meningkatkan salah satu standar baku sekolah dalam hal ini institusi pendidikan , namun dalam prakteknya malah tidak demikian. Banyak sekolah yang tingkat kelulusannya rendah maka seolah - olah akan "terhina" dan di biarkan begitu saja (kemungkinan kecil untuk mendapatkan bantuan oleh pusat), namun jika sekolah yang mendapatkan tingkat kelulusannya 100% itu di anggap berhasil dan luar biasa "hebat" maka bantuan pun akan mengalir dengan derasnya kesekolah tersebut. Jika kita lihat fenomena ini maka wajar saja jika berbagai cara di lakukan oleh sekolah , kepala dinas serta kepala daerah agar sekolahnya atau daerahnya bisa mencapai kelulusan 100% ( dengan berbagai cara ). Lihat saja kejadian hari ini, di hari UN pertama (22 Maret 2010 ) di sinyalir di SUMUT terjadi kebocoran soal UN dan jawabannya, walaupun untuk jawabannya belum dipastikan kebenarannya. Namun jika kita mau mundur kebelakang..hal ini sudah biasa kita dengar dari UN tahun kemarin .
Andai saja niatan UN yang baik ini di lanjutkan dengan implementasi yang "Adil " di lapangan maka tidak akan seperti ini jadinya, misalkan sekolah yaang masih kurang tingkat kelulusannya seharusnya menjadi sasaran pengembangan agar di tahun depan naik angka kelulusannya (dapat bantuan ) sedang yang sudah baik di berikan penghargaan sewajarnya.
Sehingga yang baik tetap baik sedang yang kurang baik...pelan pelan naum pasti menjadi lebih baik tiap tahunnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun