Mohon tunggu...
Ryanda Adiguna
Ryanda Adiguna Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pernah jadi: - Paskibraka. - Pertukaran Pemuda. - Duta Wisata. - Penerima Beasiswa. - Pengajar Muda. "Menulislah, agar orang di masa yang akan datang tahu kalau kau pernah hidup di masa lalu"

Selanjutnya

Tutup

Politik

Anies-Sandi dan Dynamic Duo [1]

19 April 2017   23:46 Diperbarui: 31 Mei 2018   15:06 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di suatu sore bulan April sekitar seminggu sebelum 19 April 2017 saya terpaksa mengendarai mobil melewati padatnya jalanan Jakarta bersama seorang teman. Kurangnya pengetahuan dalam memilih jalan membuat perjalanan sore itu bertambah lama hingga akhirnya menghabiskan waktu hampir 3 jam untuk menempuh 15 Km.

Tulisan ini bukanlah curhatan tentang betapa menderitanya jika terjebak macet di Jakarta dan berharap Gubernur baru Jakarta segera mencarikan solusi :D. Ini tentang sebuah istilah bernama Dynamic Duo hasil diskusi kami untuk “membunuh waktu” di sore itu. Awalnya dimulai karena saya iba melihat HP teman itu kehabisan batrai dan ia lupa membawa charger iphone miliknya sedangkan saya menggunakan android. Melewati macet tanpa smartphone adalah seburuk-buruknya keadaan, hahaha.

Saya membuka cerita dengan bertanya siapa yang membuat iphone? Saya yakin pertanyaan itu bisa dijawab dengan mudah, jawabannya adalah Steve Jobs. Jawaban yang hampir tepat. Lebih tepatnya iphone dibuat oleh satu orang, Jobs dan Wozniak. Mereka adalah Dynamic Duo dan kemudian kami membahas tentang Dynamic Duo di sisa perjalanan panjang sore itu.

Sebelumnya silahkan dibaca tulisan dari Miftah Sabri tentang Dynamic duo.

Menurut Uda Miftah Sabri sang penulis, Dynamic Duo adalah ikatan dinamis antara dua partner yang memiliki afinitas elektronika tinggi. Saat ikatan ini berjalan dengan baik maka akan menghasilkan sesuatu yang besar dan “besar”. Contohnya Mercedez-Benz, Philip-Moris, Gates-Allen, Jobs-Wozniak, SBY-JK, hingga Jokowi-Ahok.

Dua nama terakhir adalah kepemimpinan di bidang politik. Satu berperan sebagai gas, satunya lagi berfungsi sebagai rem. Kemudian tema obrolan lanjut ke topik mengapa Prabowo-Hatta kalah dalam pilpres 2014? Praduga awal adalah karena kecurangan yang banyak ditemukan bukti-buktinya. Tapi kami abaikan tentang kecurangan itu. Kami mempredisksi bahwa Prabowo-Hatta bukanlah Dynamic Duo dengan catatan, ini sifatnya feeling alias bawa-bawa perasaan alias baper :).

Anies-Sandi adalah Dynamic Duo?

Mengutip kembali dari tulisan Uda Miftah Sabri. Dynamic Duo adalah sebuah konsep kepemimpinan. Bisa kepemimpinan organisasi, bisnis, dan bahkan politik.

SBY-JK saat itu memenangi kontestasi politik dengan mengalahkan petahana Presiden ke 5 Republik Indonesia, Ibu Megawati Seokarno Putri. Jokowi-Ahok pun mengalahkan petahana Gubernur DKI Jakarta saat itu yang terkenal dengan kumisnya yaitu Fauzi Bowo yang berpasangan dengan Nachrowi Ramli. 

Jika polanya begitu, maka mungkinkah Dynamic Duo yang tepat adalah syarat untuk bisa mengalahkan sebuah kekuatan besar di bidang politik? Selain strategi kampanye yang jitu tentunya.

Mungkin Pak Hasyim Muzadi bukanlah orang yang tepat untuk Bu Megawati di saat itu sehingga mereka kalah oleh SBY-JK. Bisa jadi Pak Djarot juga bukan pasangan Dynamic Duo yang tepat untuk Ahok sehingga kalah di putaran kedua oleh Anies-Sandi. Dengan membawa perasaan, mungkin juga Pak Hatta Rajasa bukanlah pasangan Dynamic Duo-nya Pak Prabowo Subianto di 2014 sehingga kalah oleh Jokowi-Jk. Pun kami menduga bahwa Jokowi-Jk bukan sebenarnya-benarnya Dynamic Duo karena selisih kemenangannya tipis sekali. Ditambah indikasi kecurangan dan penggelembungan suara yang terasa tapi susah dibuktikan.

Berdasarkan hasil hitung cepat Pilgub DKI 2017, didapat hasil bahwa Anies-Sandi telah mengalahkan Ahok sang petahana. Jika melihat pola mengalahkan petahana yang dilalui oleh SBY-JK dan Jokowi-Ahok dan dengan mengabaikan isu-isu beraroma black campaign, maka apakah ada kemungkinan bahwa Anies-Sandi adalah pasangan Dynamic Duo?

Akan dibahas di tulisan selanjutnya dengan beberapa pendekatan fisika yang dikuasai si teman bermacet ria tadi.

Bersambung...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun