Mohon tunggu...
Ryanda Adiguna
Ryanda Adiguna Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pernah jadi: - Paskibraka. - Pertukaran Pemuda. - Duta Wisata. - Penerima Beasiswa. - Pengajar Muda. "Menulislah, agar orang di masa yang akan datang tahu kalau kau pernah hidup di masa lalu"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Berjalan Sampai Ke Batas – Jadi Pengajar Muda

18 November 2015   17:17 Diperbarui: 18 November 2015   17:17 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*PM = Pengajar Muda

Tujuan dari perjalanan adalah sampai. (Menurutku) Bagian paling nikmat dari perjalanan adalah ketika perjalanan itu sampai dan kita menoleh ke belakang melihat apa saja yang sudah dilewati.

- - -

Kamis tanggal 12 November 2015 aku mengikuti kegiatan Kamis Bercengkrama di Kantor Indonesia Mengajar sekalian mampir ke “rumah inspirasi” yang aku pernah jadi bagian di dalamnya. Acara malam itu dibuka oleh Ibu Evi Trisna, Direktur Eksekutif Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar. Beliau membuka dengan refleksi yang lebih kurang seperti ini.

“Tanggal 10 November kemarin Indonesia Mengajar baru saja merayakan ulang tahun ke 5 yang ditandai dengan pengiriman PM Angkatan 1 (tanggal 10 November 2010). Di sini ada beberapa saksi hidup yang menjadi bagian itu, ada Dika dan Ayu (PM Angkatan 1 yang hadir pada malam itu).”

“Saat itu tidak ada yang tau pasti akan seperti apa Indonesia Mengajar ke depan. Bahkan ketika PM 1 diberangkatkan, mereka pun tidak tau kapan akan dipulangkan. Namun hari ini kita sudah mengirimkan lebih dari 600 PM. Di akhir tahun ini akan ada 5 kabupaten yang selesai didampingi oleh Pengajar Muda.”

Yang dimaksud dengan selesai adalah kabupaten itu sudah menunjukkan capaian dambaan dalam mendorong kemajuan pendidikan. Kabupaten itu adalah Bengkalis, Tulang Bawang Barat, Paser, Majene, dan Halmahera Selatan. Kemudian pertemuan malam itu diisi oleh Ayu Kartika Dewi, Tidar Rachmadi, dan Meiske Demitria Wahyu yang berbagi pengalaman saat mereka menjadi PM dan setelah jadi PM.

 

Menoleh ke “belakang”

Ketika ibu Evi membuka acara Kamis Bercengkrama dengan cerita “tahun ini adalah tahun ke 5 Indonesia Mengajar”, dalam hati aku bergumam, “Aku senang jadi bagian dari perjalanan 5 tahun itu”. Aku ingat saat – katakanlah itu perjuangan – mengisi berlembar-lembar esai formulir pendaftaran PM. Kemudian menerima email pemberitahuan lulus tes tahap 1 untuk kemudian mengikuti tes tahap 2 di Medan. Aku ingat berangkat dari Pekanbaru menuju Medan untuk mengikuti tes tahap 2 (Direct Assessment). Aku masih ingat saat menerima email pemberitahuan lulus tes tahap 2 dan bersiap mengikuti tes tahap akhir (kesehatan). Aku masih merekam saat menerima email pemberitahuan terpilih menjadi salah satu Calon PM angkatan 8 dan bersiap mengikuti pelatihan selama 7 minggu.

Setelah selesai dari acara tersebut, aku membuka folder berisi foto-foto selama di penempatan, Desa Laju, Kabupaten Bima. Menarik melihat foto-foto selama di penempatan, melihat lagi apa yang sudah aku lewati. Namun tentu saja bagian yang menantang adalah perjalanan itu sendiri, yang menentukan apa saja yang bisa dilihat ketika nanti "menoleh ke belakang".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun