Mohon tunggu...
Ryanda Adiguna
Ryanda Adiguna Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pernah jadi: - Paskibraka. - Pertukaran Pemuda. - Duta Wisata. - Penerima Beasiswa. - Pengajar Muda. "Menulislah, agar orang di masa yang akan datang tahu kalau kau pernah hidup di masa lalu"

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Selamat Ulang Tahun ke 66 Indonesiaku, Selamat Bertugas ke 66 Orang Pengibarku, Paskibraka

16 Agustus 2011   23:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:43 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di antara 12 bulan dalam penanggalan masehi, ada 2 bulan yang aku anggap penting dan sepertinya wajar jika penting bagiku. Pertama November dan kedua adalah Agustus, tanggalnya juga sama, yaitu 17. Tanggal 17 November adalah hari kelahiranku, wajar jika aku menunggu hari ini. Sekedar berharap ucapan selamat, atau mungkin ada hadiah yang diselipkan. Kemudian tanggal 17 Agustus, tanggal diproklamirkannya kemerdekaan negara ini, Indonesia. Ahh, entah kenapa aku cinta angka 17. Makna dibalik angka 17. Bicara tentang hari kelahiran, tentu ada banyak cara merayakannya. Saat aku berulang tahun, pernah dirayakan dengan membuat pesta ulang tahun (saat masih TK), pergi makan-makan, traktiran, dll. Pun saat bangsa ini merayakan hari jadi, salah satu pesta yang dilaksanakan adalah upacara bendera. Pasukan pengibar bendera pusaka (paskibraka) diamanahkan tugas mengibarkan sang merah putih di tiang tertinggi kantor-kantor pemerintahan. Istana negara, kantor gubernur, walikota, bupati. Juga pasukan pengibar bendera (paskibra) bertugas di sekolah-sekolah dan tempat lain yang melaksanakan upacara bendera. Bagiku, dulu makna upacara adalah untuk berdiri dibawah terik matahari, berbaris dalam barisan lurus, dan hormat ketika bendera dikibarkan. Tak lebih dari itu, hanya sebuah kewajiban dari sekolah yang jika tidak dilaksanakan, maka akan dapat hukuman. Tetapi tanggal 17 Agustus itu, tahun 2006, makna upacara menjadi berbeda bagiku, mungkin juga untuk banyak orang. Hari itu aku menjadi pasukan pengibar bendera pusaka (paskibraka), bangga rasanya. Dengan balutan seragam putih-putih, menggunakan peci hitam dengan simbol garuda di bagian kirinya, menjadikan kami seperti pahlawan pada hari itu. Diberi tugas "merayakan" pesta kemerdekaan negara ini. Cerita Paskibraka Tepat 5 tahun setelah hari itu, tanggal 17 Agustus 2011, hari ini bendera itu kembali dikibarkan. Sudah 5 tahun yang lalu, tapi rasanya masih seperti kemarin. Masih teringat jelas tahapan-tahapan yang pernah aku lalui. Semuanya masih sama. Bendera yang sama, ditempat yang sama, di tiang yang sama. Namun suasana yang sedikit berbeda. Hari ini adalah bulan puasa. Pagi ini aku sedang duduk memperhatikan tiang setinggi 17 meter yang berjarak sekitar 3x17 meter dari tempat ku duduk. Sekitar 170 menit lagi akan dibunyikan sirine panjang diiringi dengan tembakan meriam sebanyak 17 kali. Menandai dimulainya upacara detik-detik proklamasi. Di tiang itu akan dikibarkan sang Merah Putih oleh Pasukan 8, diiringi pasukan 17 dan pasukan 45, yang tergabung dalam tim bernama Sabang Merauke.

Untuk sebuah proses penaikan bendera yang tak lebih dari 20 menit, dulu aku dan teman-teman harus berlatih selama 3 minggu, dari pagi sampai sore. Di bawah terik matahari, keringat menetes sebesar jagung, capek, panas, dan semua penderitaan lain. Namun hari ini, paskibraka tahun ini harus latihan selama bulan puasa. Pasti berkali lipat lebih berat rasanya. Tahukah kau teman? Konon katanya, 66 tahun yang lalu pada tanggal 17 Agustus 1945. Bangsa ini memproklamirkan kemerdekaannya pada bulan yang sama seperti hari ini, bulan puasa. Hari ini kalian dapat tugas yang sama di bulan yang sama. Tidak kah kalian merasa seperti ada di tahun itu? Selamat bertugas pengibarku. Semoga latihan berat yang kalian jalani selama bulan puasa, terbayar lunas. Semoga berkah bulan puasa mengirngi kalian. Kibarkan sang saka Merah Putih ku, di tiang tetinggi, di seluruh Indonesia ku ini. Tepat jam 10 pagi hari ini, semua mata tertuju padamu. Aku pernah ada disitu dan berharap bendera itu tetap terkibar di tiang itu. Tiang setinggi 17 meter, di halaman Istana Negara Jakarta. Selamat bertugas pengibarku, aku melihat proses dan menemani perjuangan kalian, latihan berat saat bulan puasa. Semoga hari ini keberhasilan menjadi milik kalian. Kemarau setahun dapat disejukkan oleh hujan sehari, semoga kalian menjadi penyejuk itu.  Di tengah masih banyaknya masalah bangsa ini, setidaknya hari ini InsyaAllah kalian mungkin, akan, dan telah membanggakan banyak orang. Merdeka!!! Halaman Istana Merdeka Rabu, 17 Agustus 2011 / 17 Ramadhan 1432. Selamat ulang tahun Indonesia-ku, selamat betugas Paskibraka-ku Semoga sukses, break a leg!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun