Mohon tunggu...
Ryanda Adiguna
Ryanda Adiguna Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pernah jadi: - Paskibraka. - Pertukaran Pemuda. - Duta Wisata. - Penerima Beasiswa. - Pengajar Muda. "Menulislah, agar orang di masa yang akan datang tahu kalau kau pernah hidup di masa lalu"

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Aku (mungkin) Cinta, Indonesia

2 Mei 2011   05:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:10 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang bilang, kalau jatuh cinta itu membuat makan tak enak, tidur tak nyenyak. Maunya ketemu terus, mau tau apa kabarnya setiap hari, siang malam, bahkan di tiap hitungan jam ataupun menit. Kata orang, itu efek yang ditimbulkan karena (terlalu) mencintai sesuatu. Dan menurut saya, mungkin juga :)

Apa bedanya cinta dan fanatik menurut anda? Kemudian apa beda antara hobi, suka, naksir, senang, favorit, dan berbagai kata lain yang bermakna senang akan sesuatu.

Kalau saya, punya hobi main bola. Juga hobi nonton sepakbola. Tim favorit saya adalah Inter Milan (Liga Italia) dan PSPS Pekanbaru (Liga Indonesia). Jika ada pertandingan tim tersebut, akan saya sempatkan untuk menonton.

Alasan tim favorit saya Inter Milan karena, saat piala dunia 1998 di Prancis, waktu itu saya umur 9 tahun. Dari sekian banyak pemain, saya hanya tau 1 nama pemain bola, yaitu Ronaldo dari Brazil. Dan pada saat itu ia bermain untuk Inter Milan, jadilah saya penggemar Inter Milan.

Kemudian tim favorit saya di Liga Indonesia adalah PSPS Pekanbaru. Alasannya karena saya lahir, sekolah, dan besar di Pekanbaru. Setelah Piala Dunia 1998, saya pernah diajak menonton pertandingan PSPS di Pekanbaru. Waktu itu PSPS masih di Divisi satu dan sedang berjuang untuk masuk Divisi Utama (saat ini divisi utama setara liga super). Setelah saat itu, saya cukup sering menonton pertandingan PSPS di stadion yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah ku.

Bagiku, tanda-tanda saya menyukai sebuah tim sepakbola adalah dengan menunggu setiap pertandingan tim itu dan apa yang terjadi selama pertandingan itu. Saat diserang dan diserang, detak jantung terasa lebih cepat. Saat tim saya mencetak gol, ada perasaan bangga yang bisa diungkapkan dengan suara, “yes, mantap, hore, goool, dan ekspresi senang lainnya”. Saat tim saya kebobolan, ada rasa kesal seperti “marah, kesal, aduuh, payah, dan ekspresi kecewa lainnya.

Saya suka Inter Milan karena Ronaldo main disana. Saya menyukai PSPS karena tim itu dari Kota kelahiran saya. Dan menurut saya, harus ada momen yang bisa membuat kita suka, cinta, bangga, dan kata apapun yang mendifinisikan makna cinta terhadap sesuatu. Baik itu momen yang disengaja ataupun tidak, yang direncakan ataupun tak pernah terpikirkan. Bagaimana pendapat anda, setuju?

Baru-baru ini ada konser Justin Bieber di Indonesia. Banyak orang yang menunggu untuk menonton. Walaupun harga tiketnya dijual ratusan ribu hingga jutaan rupiah, tapi ribuan orang tetap ingin menonton. Ada yang sengaja berhemat untuk bisa membeli tiket. Ada juga yang punya uang tapi tak bisa membeli karena sudah kehabisan tiket. Akibatnya mereka menampilkan ekspresi kecewa, sedih, marah, bahkan menangis.

Makna mencintai

Pertanyaan selanjutnya muncul. Pantaskah mereka semua untuk kita cintai? Dan wajarkah dengan semua pengorbanan dan menunggu yang dikeluarkan untuk sesuatu yang dicintai itu?

Mario Teguh bilang, “jika tidak gila, bukan cinta”. Cara yang paling tepat untuk mencintai adalah dengan mencintai.

Habiburrahman El-Shirazimendefinisikan cinta dalam novel Ketika Cinta Bertasbih melalui tokoh Anna Althafunnisa, yaitu :

“Sekalipun cinta telah kuuraikan dan kujelaskan panjang lebar. Namun jika cinta kudatangi aku jadi malu pada keteranganku sendiri. Meskipun lidahku telah mampu menguraikan dengan terang. Namun tanpa lidah, cinta ternyata lebih terang. Sementara pena begitu tergesa-gesa menuliskannya. Kata-kata pecah berkeping-keping begitu sampai kepada cinta dalam menguraikan cinta, akal terbaring tak berdaya Bagaikan keledai terbaring dalam lumpur Cinta sendirilah yang menerangkan cinta Dan percintaan!”

Andrea Hirata dalam Novel Sang Pemimpi menceritakan tokoh Arai yang tergila-gila pada tokoh yang Bernama Zakiah Nurmala. "Zakiah adalah resolusi dan seluruh definisinya tentang cinta. Ia telah menulis puluhan puisi untuk belahan hatinya itu, telah menyanyikan lagu di bawah jendela kamarnya, berhujan-hujan mengejarnya, dan bersepeda puluhan kilometer hanya untuk menemuinya lima menit".

Itulah cinta, suka, atau apapun kata yang tepat untuk menggambarkannya menurut versi ketiga orang diatas.

Jika boleh aku rangkaikan makna cinta menurut ketiga orang itu. "Cara yang paling tepat untuk dicintai adalah dengan mencintai. Terlihat tak adil memang, tapi itulah cinta yang tak mampu untuk diuraikan oleh mulut.  Sedangkan pena terlalu tergesa-gesa untuk menguraikannya. Akal pun terbaring tak berdaya hingga mengalahkan logika. Hingga ada orang yang mau melakukan hal-hal gila untuk itu. Menulis puisi, menyanyikan lagu, bersepeda puluhan kilometer hanya untuk bertemu selama 5 menit, kena hujan dan panas. Dan itulah cinta".

Aku (MUNGKIN) Cinta, Indonesia

Untuk yang pernah meneteskan air mata saat mendengar lagu Indonesia Raya. Dan untuk siapapun yang memiliki tanda-tanda degup jantung semakin cepat, merinding, ketika mendengar nama Indonesia. Dan untuk kita yang marah ketika Indonesia dihina bangsa lain. Semua ekspresi bangga dan kekecewaan itu, mungkin jadi tanda kalau kita cinta Indonesia.

Semoga cinta kita terhadap Indonesia, bukan hanya sekedar cinta semu dan cinta sesaat. Dan semoga semakin lama semakin banyak hal yang membuat kita semakin cinta Indonesia. Seperti cinta aku sama kamu…

Selamat hari pendidikan Indonesia. Biarlah Negara ini dan mereka yang berwenang yang menyelesaikan masalah pendidikan. Tugas kita hanyalah, bagaimana caranya agar terus mau belajar. Karena belajar itu sepanjang hayat dan belajar tidak harus melalui sekolah kan? Semoga malalui pendidikan, menciptakan banyak hal membuat kita semakin cinta Indonesia.

Selamat Hari Pendidikan Nasional…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun