Mohon tunggu...
Ryanda Adiguna
Ryanda Adiguna Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pernah jadi: - Paskibraka. - Pertukaran Pemuda. - Duta Wisata. - Penerima Beasiswa. - Pengajar Muda. "Menulislah, agar orang di masa yang akan datang tahu kalau kau pernah hidup di masa lalu"

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pasar Terapung Banjarmasin

16 Februari 2011   07:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:33 1568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekitar tahun 1994-1999, ada sebuah slogan dari salah satu televisi, RCTI oke. Iklan jeda itu menunjukkan beberapa keindahan alam Indonesia, salah satunya pasar terapung di Banjarmasin Kalimantan Selatan. Ditampilkan ibu-ibu dengan sayuran dan buah-buahan segar menawarkan dagangannya di sebuah sampan atau perahu. Sebagian lagi sibuk bertransaksi. Lalu iklan diakhiri dengan seorang pedagang ibu-ibu yang tersenyum sambil mengajungkan jempol dan kemudian iklan diakhri dengan lau RCTI oke.

ini link nya http://www.youtube.com/watch?v=D1lO7Bya7Tc

Memang tidak dijelaskan lokasinya di mana, tapi saya meyakini bahwa syuting itu dilaksanakan di pasar terapung dan pasar terapung yang paling terkenal di Indonesia adalah yang berada di Banjarmasin Kalimantan Selatan. Sekarang saya berkesempatan mengunjungi pasar bersejarah tersebut pada saat kegiatan mid-project di sela kegiatan Pertukaran Pemuda Indonesia-Kanada yang saya ikuti. Mid-project adalah kegiatan di pertengahan program yang tujuannya untuk mengevaluasi apa saja yang telah dicapai dan apa yang belum terlaksana. Tempat berlangsungnya mid-project ini dilaksanakan di Kota Kuala Kapuas, Kalimantan Tengah, sekitar 2 jam dari Palangkaraya. Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari. Pada hari ketiga setelah kegiatan selesai, kami berkesempatan mengunjungi Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan yang hanya berjarak 1 jam dari Kota Kuala Kapuas.

Mengunjungi pasar terapung merupakan pengalaman baru. Sebelumnya hanya dapat dilihat melalui layar tv dengan melihat iklan jeda RCTI oke. Sekarang kami bisa menyaksikan langsung. Sebelumnya, bayangan yang ada di pikiran saya adalah, sungai itu seperti Sungai Siak yang dibawah jembatan siak 1 Pekanbaru. Kemudian orang-orang datang dan berjualan diatas sampan. Tetapi setelah tiba disana, ternyata sungainya lebih lebar dari yang saya bayangkan. Karena lokasinya ada di muara Sungai Barito. Mungkin lebarnya bisa mencapai 2 km atau lebih.

Untuk melihat kegiatan jual-beli di Pasar itu, kami harus menyewa klotok kecil yang berisi 9 orang. Kami naik dari dermaga yang berjarak sekitar 15 menit dari lokasi pasar terapung tersebut. Dari jauh mulai terlihat keramaian sampan-sampan kecil yang menjual buah-buahan dan sayuran.

12978422271077891785
12978422271077891785

Kemudian ada rumah makan terapung

12978420921658780091
12978420921658780091

Pasar terapung ini hanya buka di pagi hari. Jadi kami berangkat pagi-pagi sekali dan tiba disana pada pukul 5.00 WIT. Dan kami pun berkesempatan melihat matahari terbit dan menikmati pagi di Banjarmasin.

12978420621893020625
12978420621893020625

Hanya Ada 2 Di Dunia

Pernah saya mendengar hanya ada 2 pasar terapung di dunia. 1 di Bangkok-Thailand dan 1 lagi di Banjarmasin-Indonesia. Jadi kita harus bangga dengan predikat ini.

Namun seperti layaknaya pasar tradisional di Indonesia, selalu bermasalah dengan pengelolaan sampah. Begitu juga yang saya lihat di pasar terapung ini. Sampah sisa makanan dan barang-barang lainnya langsung dicampakkan ke sungai. Belum lagi dengan pengunjung yang juga ikut-ikutan membuang sisa makanan ke sungai.

Jika dilihat dari sisi ekonomis, pasar ini sama sekali tidak ekonomis. Kalau bukan wisatawan, tidak akan ada yang mau datang jauh-jauh ke tengah sungai di pagi hari buta yang hanya untuk membeli buah dan sayur.  Belum lagi biaya transportasi yang harus dikeluarkan untuk menyewa klotok. Jika tidak dikelola dengan baik, maka suatu hari, mungkin pasar ini akan tinggal cerita, karena tak ada lagi yang mau datang kesana. Kalah bersaing dengan pasar-pasar lain yang ada di daratan.

Semoga mereka yang punya wewenang mampu mengelola pasar ini menjadi daya tarik wisata dengan sebaik-baiknya. Karena dengan datangnya wisatawan yang dapat membantu agar pasar ini dapat terus "hidup".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun