Penelitian mengenai konsep diri anak jalanan yang bersekolah berhasil mengungkapkan 4 tema besar. Tema yang pertama adalah kesan terhadap diri sendiri dengan sub tema citra diri dan kemampuan diri. Tema yang kedua adalah respon lingkungan dengan memiliki sub tema hubungan dengan keluarga. Tema yang ketiga adalah peran dari individu dengan sub tema peran diri individu. Tema yang terakhir adalah lingkungan teman dengan sub tema yaitu kelompok pertemanan.
D. Pembahasan
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui konsep diri anak jalanan yang bersekolah. Konsep diri adalah gambaran yang dimiliki oleh individu mengenai dirinya yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi terhadap lingkungannya. Pengertian konsep diri juga diungkapkan oleh RL. Atkinson, dkk (2004) yaitu "gabungan ide,perasaan, dan sikap yang dimiliki seseorang tentang dirinya". Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah gambaran atau persepsi seseorang tentang dirinya yang meliputi aspek pengetahuan,pengharapan dan penilaian diri.Lingkungan menilai bahwa apa yang dilakukan oleh partisipan berlawanan dengan norma yang ada.
Hal tersebut menimbulkan beberapa penolakan, dan reaksi negatif dari lingkungan atas perilaku yang dilakukan oleh partisipan. Apa yang dilakukan partisipan merupakan hal yang tidak sesuai dengan norma. Menurut lingkungan sekitar partisipan, perilaku partisipan yang sering melanggar peraturan di sekolah maupun tindakan partisipan yang kurang menghormati orang tua dinilai melanggar norma yang ada. Partisipan penelitian ini kurang menerima kondisi fisik yang dimiliki. Kedua partisipan merasa dirinya kurang memiliki kondisi fisik yang menarik. Partisipan dalam penelitian ini merasa kurang menerima terhadap bentuk tubuh, penampilan dan kondisi fisik mereka. Kondisi fisik bukan satu-satunya hal yang dapat mempengaruhi konsep diri seseorang, selain kondisi fisik ada pula peran orang tua di dalam keluarga.
Keluarga merupakan salah satu lingkungan yang sangat dekat yang memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap konsep diri partisipan. Warren (2016) mengemukakan bahwa lingkungan keluarga adalah lingkungan pertama yang dapat mempengaruhi pembentukan konsep diri, karena pertama kali individu dilahirkan adalah di lingkungan keluarga, pertama kali seorang individu mengenal aturan, norma dan tata nilai adalah di lingkungan keluarga. Partisipan dalam penelitian ini mengungkapkan malu untuk menceritakan masalah yang dirinya hadapi pada keluarga, dirinya lebih nyaman berbagi cerita dengan teman-temannya. Partisipan yang lainnya juga mengungkapkan bahwa dirinya memiliki hubungan yang kurang dekat dengan keluarga sehingga jarang untuk berbagi cerita, bagi partisipan dirinya lebih memilih bercerita pada teman-temannya.
Berdasarkan hasil yang didapatkan di lingkungan sekitar, banyak orang tua yang mendorong kreativitas anaknya untuk meningkatkan kemampuan seorang anak. Hal positif yang didapat dari dorongan ini adalah anak akan mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru dan dapat bersosialisasi dengan mudah. Kekurangannya adalah orang tua akan melakukan keputusan sendiri tanpa melibatkan anak untuk berdiskusi untuk mengambil keputusan. Hal ini akan membuat seseorang kurang mandiri, kurang bisa dalam mengambil keputusan yang tepat, dan tidak memiliki pendirian, sehingga mudah dipengaruhi oleh teman-temannya karena kurangnya arahan dan dorongan yang diberikan orang tua sewaktu kecil.
Partisipan penelitian ini juga gagal dalam menjalankan peran sebagai anak dan peran sebagai siswa dengan baik. Mereka menganggap dirinya sudah pantas mencari uang untuk bertanggung jawab dengan dirinya sendiri kenyataannya secara biologis dan psikologis anak seusia mereka belum memiliki kewajiban untuk memikirkan hal tersebut. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Brooks dan Emmert (dalam Rahmat, 2012). Partisipan mengurungkan cita-citanya dengan alasan ekonomi, dan partisipan lain nya juga mengungkapkan bahwa dirinya tidak memiliki cita-cita karena baginya urusan ekonomi adalah hal yang lebih penting. Hal tersebut akan mempengaruhi konsep diri partisipan.
E. Simpulan
Konsep diri merupakan bagian penting dalam perkembangan kepribadian. Dikemukakan oleh Thalib (2013), bahwa konsep kepribadian yang paling utama adalah diri. Diri (self) berisi ide-ide, persepsi-persepsi dan nilai-nilai yang mencakup kesadaran tentang diri sendiri. Konsep diri merupakan representasi diri yang mencakup identitas diri yakni karakteristik personal, pengalaman, peran dan status sosial. Penelitian yang telah dilakukan menghasilkan kesimpulan bahwa konsep diri yang dimiliki oleh kedua partisipan dalam penelitian ini bernilai negatif yang dapat dilihat dari cara penerimaan mereka terhadap penampilan fisiknya. Salah satu partisipan dalam penelitian ini mengatakan jika bisa meminta mengubah fisiknya ia menginginkan untuk mengubah warna kulitnya agar tidak terlihat gelap.
Hubungan dengan keluarga kurang harmonis, terbelih untuk partisipan kedua dimana dirinya kurang memiliki waktu bersama keluarga. Dorongan kreativitas di masa kanak-kanak partisipan yang kurang menyebabkan partisipan menjadi individu yang tidak mandiri, tergesa-gesa dalam bertindak dan kurang kreatif. Partisipan penelitian ini juga gagal menjalankan perannya sebagai seorang anak dan siswa dengan baik.
F. Saran