Mohon tunggu...
Radief Ramadhana Fahmi Elmana
Radief Ramadhana Fahmi Elmana Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

A Gen-Z who likes JKT48, Coffee and Manchester City. Likes discussing and writting about Politics, Law and Social Affairs

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kritik Kritis Untuk Muhammadiyah dari Warga Nahdliyyin

18 Januari 2024   13:56 Diperbarui: 18 Januari 2024   14:03 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Muhammadiyah | Sumber Gambar: Radief Ramadhana Fahmi Elmana

Pernyataan Kontroversial Tokoh Muhammadiyah yang Dibenarkan Oleh Warga Akar Rumput Muhammadiyah

Pernyataan Kontroversial terkait Partai Allah dan Partai Setan pada tahun 2018 lalu yang dikemukakan oleh Tokoh-Tokoh Muhammadiyah seperti Amien Rais, Din Syamsuddin bahkan Prof. Haedar Nashir ternyata telah menimbulkan kegaduhan di masyarakat kita dan justru membuat situasi politik pada masa itu menjadi sangat tidak kondusif sehingga muncul keributan dan perdebatan di sosial media karena dibenarkan oleh warga Muhammadiyah yang berada di akar rumput. Hal tersebut membuat kurangnya rispek masyarakat indonesia terhadap Muhammadiyah. Selain pernyataan Partai Allah tersebut, ada juga pernyataan dari salah satu pemuka agama Muhammadiyah di Surabaya, Jawa Timur yang tidak perlu berkawan dan bertoleransi terhadap warga non-Muslim yang membuat Muhammadiyah dianggap sebagai ladang kaum Intoleran dan Radikalis bersatu. Namun, sayangnya hal tersebut malah dibenarkan oleh Warga Muhammadiyah kalangan akar rumput di Surabaya termasuk Jawa Timur. Meskipun, banyak Warga Muhammadiyah dari kalangan akademisi yang mengkritik pernyataan tersebut dan menyayangkan kejadian itu

Menghadapi kritik-kritik ini, penulis rasa agar Muhammadiyah berintrospeksi diri dan mengevaluasi dan setiap keputusan Majelis Tarjih dalam menjawab problematika fiqh Islam dan agar Muhammadiyah lebih terbuka para kritikus di media sosial, bukan malah membungkam para kritikusnya dengan menggunakan UU Informasi dan Transaksi Elektronik. 

Semoga Muhammadiyah dan Nadlatul Ulama bisa saling bersinergi demi terjaganya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta menjaga dan merawat toleransi dan kebhinekaan antar sesama masyarakat Indonesia tanpa membedakan SARA bukan malah mengekslusifkan diri sebagai "Islam Berkemajuan" yang selama ini digaungkan Muhammadiyah. Justru Islam yang berkemajuan ialah Islam yang menjaga kemurnian Islam sesuai ajaran Nabi Shallallahu 'Alayhi Wassalam, terbuka terhadap perbedaan serta konsisten merawat Tolearnsi dan Kebhinekaan tanpa membedakan SARA

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun