Ada yang merasa bosan bahkan stress tujuh turunan karena ia WFH bahkan matanya lelah karena harus bekerja di depan komputer berjam-jam dan tidak bisa keluar kemanapun karena ada kebijakan larangan hangout yang diakibatkan oleh kebijakan PPKM.Â
Urusan gaji, justru gaji mereka turun drastis akibat WFH. Bahkan gaji yang diterimanya pun tidak cukup jika dihitung dengan pengeluaran yang mereka keluarkan untuk tagihan listrik yang membengkak akibat penggunaan listrik dan tagihan internet.Â
Belum lagi dengan kebutuhan anak-anak mereka dan biaya sekolahnya, bisa-bisa kempes duit orang tuanya yang kehabisan uang akibat meningkatnya kebutuhan orangtuanya untuk menunjang bekerja dirumah mulai dari ruangan ber-AC dan Internet.Â
Akibatnya, jika keuangan keluarganya menipis lahirlah masalah baru seperti KDRT dan konflik rumah tangga lainnya. Karenanya, WFH bisa juga jadi malapetaka bagi dirinya dan keharmonisan keluarganya
Karena itu, teruntuk Riwanty Sidabutar. Saya bukannya membenci anda, tetapi petisi anda ini seakan-akan memaksa orang untuk kembali bekerja dirumah dan menganggap bekerja di kantor itu tidak penting.Â
Kalau anda tidak suka bekerja di kantor karena kebijakan penerapan kembali WFO 100%, anda baiknya resign dari tempat anda bekerja dan menjadi babysitter atau menjadi Ibu Rumah Tangga saja.
Sebab para pekerja kantoran sudah ingin merasakan suasana kerja sebelum pandemi ini dibawa oleh Sita Tyasutami bersama ibunya dan kakaknya hingga mengkacaukan kehidupan bangsa ini dan mengkaibatkan banyaknya korban yang wafat akibat penyakit yang dibawanya.Â
Karena itu, melalui tulisan ini saya justru kurang sependapat dengan pendapat anda. Alangkah baiknya, anda menulis artikel seperti ini bukan membuat petisi yang seakan memaksa orang lain untuk manja dan malas bekerja di kantor karena takut terjebak macet dan meningkatkan polusi
Jadi, Bekerja di kantor itu ialah satu pandangan orang normal untuk bekerja. Saya bukan membenci sistem bekerja di rumah, tetap sebagai orang yang mencari kerja bekerja di kantor adalah hal yang normal dan secara akal sehat sudah dikatakan bekerja.Â
Kalaupun bekerja di rumah, bagi saya dan secara akal sehat bisa dibilang pengangguran atau memang dia malas kerja karena kantornya jauh dan takut terjebak macet
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H