Mohon tunggu...
radiansyah
radiansyah Mohon Tunggu... Freelancer - Radiansyah
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Perbaiki diri dan lakukan yang terbaik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Entrepreneur-nya ala Rasulullah SAW

29 Januari 2021   00:31 Diperbarui: 29 Januari 2021   00:39 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
seorang pedagang yang sedang menjual daganganya ( Foto : Pixabay)

Halo kali ini mau bahas sesuatu nih yaitu mengenal Jiwa Entreprenernya Rasulullah saw yang dimana beliau dari kecil sudah berwirausaha loh , yuk mari kita simak pembahasannya eitt , tapi sebelum kita membahas kita kenalan dulu nih sama istilah Entreprener. Entrepreneur adalah seseorang yang mempunyai dan membawa sumber daya berupa tenaga kerja, material, serta asset yang lainnya pada suatu kombinasi yang mampu melakukan suatu perubahan atau menambahkan nilai yang lebih besar daripada nilai yang sebelumnya.

Dapat disederhanakan bahwa arti entrepreneur adalah seorang pengusaha atau orang yang melakukan kegiatan wirausaha, di mana orang tersebut biasanya mempunyai bakat untuk mengenali produk-produk baru, menentukan cara produksi yang baru, dapat membuat standar operasional, mampu memasarkan produk dan dapat mengatur modal untuk kegiatan operasional. 

nah kita langsung ke topiknya .

kronologi Rasulullah mulai berdagang yang dikutip dari NU.or.id 

dalam sebuah hadits riwayat Ahmad.  Ketika sang ayah, Abdullah, wafat saat usianya baru dua bulan di dalam kandungan. Sementara sang bunda, Aminah, pergi untuk selama-lamanya manakala Rasulullah berumur enam tahun. Kondisi seperti ini membuat Rasulullah mandiri dan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.  

Memang selepas ditinggalkan orang tuanya, Rasulullah diasuh kakeknya, Abdul Muthalib, lalu kemudian pamannya, Abu Thalib. Mulanya, ia mengandalkan kakek dan pamannya dalam memenuhi kebutuhannya. Namun, Rasulullah tidak bisa berpangku tangan terus menerus menunggu pemberian kakek dan pamannya. Ada rasa malu di dalam dada.  

Akhirnya, ketika usianya delapan tahun Rasulullah sudah bekerja. Ia menggembalakan kambing-kambing elit Quraisy. Dari situ, Rasulullah mendapatkan upah untuk sekedar memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Ia menjalani pekerjaan ini selama empat tahun. Ketika usianya 12 tahun, Rasulullah 'banting setir.' Ia ganti profesi. 

Tidak lagi menjadi penggembala kambing. Ia bekerja magang di 'perusahaan' sang paman, Abu Thalib. Ia menjadi karyawan bisnis pamannya dalam sektor ekspor-impor. Di usianya yang masih belia, Rasulullah bahkan beberapa kali ikut berdagang bersama pamannya ke Syam (sekarang Suriah). 

Ia magang pada pamannya selama kurang lebih lima tahun, hingga usianya 17 tahun. Pada tahap ini, Rasulullah mulai belajar berwirausaha. Ia menyerap semua ilmu bisnis dan dagang dari sang paman dan mitra bisnisnya. Mulai dari kondisi pasar, penawaran dan permintaan (supply and demand), produksi barang, karakteristik pembeli, dan lain sebagainya. 

dalam beberapa riwayat pernah disebutkan Saat usia 17 tahun, Muhammad SAW muda semakin mahir berdagang. Tidak hanya ke Syam. Kafilah dagang yang dipimpin beliau sudah pernah berniaga di Yordania, Busra, Irak, Bahrain, dan Yaman---selain Hijaz sendiri

lantas rahasianya apa nih agar kita  bisa sukses berwirausaha atau berbisnis ala Rasulullah .

kami kutip dari Rumah Zakat Pertama, Nabi Muhammad SAW dalam berdagang selalu menentukan terlebih dahulu segmentasi pasar. Dengan demikian, beliau dapat "membaca" permintaan pasar tentang suatu barang atau komoditas.

Yang dipelajarinya adalah kebiasaan,  cara hidup dan kebutuhan sehari-hari para calon konsumen, yakni masyarakat sekitar tempatnya berdagang. 

Kemudian, Nabi Muhammad SAW juga tak pernah mengecewakan pelanggan. Beliau tak membeda-bedakan pelanggan, apakah itu elite bangsawan, orang biasa, atau bahkan budak sekalipun. Menghormati pelanggan adalah poin penting untuk kelancaran bisnis.

Selanjutnya, bervisi ekspansi. Beliau dalam berdagang tak hanya berkutat pada satu atau dua pasar. Nabi SAW juga melakukan perluasan jangkauan bisnis ke banyak wilayah. Dengan begitu, reputasi dan pamor (branding) produk-produknya kian dikenal masyarakat luas.

nah itulah tips ala rasulullah dalam berdagang semoga berguna buat kamu yang saat ini sedang berwirausaha .

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun