Mohon tunggu...
Radhiyah Radhiyah
Radhiyah Radhiyah Mohon Tunggu... Guru - Guru

guru yang senantiasa belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan yang Memerdekakan

11 Februari 2023   20:06 Diperbarui: 11 Februari 2023   21:09 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

 Konsep pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah pendidikan yang memerdekakan, dimana tujuan pendidikan yang mencapai kebahagiaan dan keselamatan dapat dicapai dan akan berjalan dengan baik jika murid merdeka   batinnya,   merdeka lahirnya, merdeka pikirannya dan merdeka tenaganya.  Pendidikan yang memerdekakan dapat disimpulkan sebagai proses pendidikan yang meletakan unsur kebebasan anak didik untuk mengatur dirinya sendiri, bukan diatur oleh orang lain, bertumbuh dan berkembang menurut kodrat lahir dan kodrat bathinnya.

 Secara lahir,  murid akan memperoleh kemerdekaan dalam pendidikan melalui pengajaran. Sementara secara bahin murid didik memperoleh pendidikan yang memerdekakan melalui pendidikan. 

Jadi menurut KHD (2009), "pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas[1]luasnya" Hal  ini  selaras  dengan  tujuan pendidikan   yaitu membangun   manusia lahir  batinnya  dan  dengan  keluhuran  akal budi   dan   jasmaninya   menjadi   anggota masyarakat yang berguna dan bertanggungjawab atas kesejahteraan bangsa  dan  tanah  air  serta  manusia  pada umumnya. 

 Dalam   azas   Taman siswa Ki Hajar  Dewantara menyebutkan makna pendidikan adalah memanusiakan manusia dan menjadikan  manusia  yang  merdeka". Kemerdekaan  disini  bukan  berarti  bebas berbuat  sesuka  hati,  kemerdekaan  disini haruslah   bertumpu   pada   ketertiban   dan menghormati hak-hak orang lain.

 Peran guru dalam kemerdekaan pendidikan bagi sang anak adalah bagaimana menjadikan diri "Bebas dari segala ikatan, dengan suci hati mendekati sang anak, tidak untuk meminta sesuatu hak, namun untuk berhamba kepada sang anak."[2] Andil dari seorang guru dalam diwujudkan dalam visi guru penggerak melalui pembelajaran yang berpihak dan berdampak positif bagi murid, pembelajaran berpihak akan tercermin melalui profil pelajar Pancasila. Keselarasan antara budi pekerti dan 

 Hal ini selaras dengan filosofi Ki Hajar Dewantara dengan teori Trikon yaitu kontinuitas, Konvergensi dan konsentris. Dalam pendidikan mengadopsi kemajuan dan pengalaman daerah ataupun negara lain atau barang barang baru, adalah hal yang positif dan konstruktif, seperti digitalisasi dalam pendidikan. 

Ini adalah salah satu bentuk konvergensi dalam pendidikan yang selaras dengan perkembangan zaman. Sebagai guru penggerak penulis harus mengembangkan pendidikan berdasarkan konsentris, yaitu mengembangkan pendidikan yang berpegang teguh pada ciri khas kebudayaan dan peradaban yang ada di Indonesia yang berdasarkan pancasila. Pengembangan pembelajaran yang berpotensi meningkatkan mutu pendidikan haruslah dilakukan secara kontinuitas agar keberhasilan dapat dirasakan dimasa yang akan datang.

 Konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara  juga dipengaruhi oleh teori pendidikan ynag dicetus oleh Maria Montessori, (1870-1952). Ia merupakan ilmuan, pendidik, dan seorang dokter berkebangsaan Italia yang mengembangkan sebuah metode pendidikan bagi naak anak anak-anak dengan memberi kebebasan bagi mereka untuk melakukan kegiatan dan mengatur acara harian. Metode tersebut kemudian disebut sebagai Metode Montessori.  Ciri dari metode montessori terdapat pada kebebasan anak untuk memilih apa yang ingin mereka pelajari sesuai dengan tujuannya. sehingga mereka mampu meraih potensinya dalam kehidupan.

 Metode montessori juga meyakini bahwa setiap anak memiliki kelebihan serta bakatnya masing-masing. Selain itu, metode ini lebih menekankan pada kebebasan untuk mengeksplorasi dan menanamkan kemandirian dengan batas-batas tertentu. metode pendidikan montessori adalah anak yang disesuaikan dengan bakat dan minat.

 Prinsip pendidikan Montessori menekankan pada pengalaman belajar yang dapat dirasakan. Artinya anak-anak akan diajak untuk terjun langsung merasakan apa yang mereka pelajari bukan hanya sekedar duduk atau mendengarkan penjelasan dari guru maupun orangtua mereka. Peran orang tua adalah sebagai pemandu yang menyediakan alat dan kebutuhan belajar anak.  Penekanan pendidikan pada kemampuan anak dalam mengatasi konflik dan masalahnya sendiri tanpa kekerasan dan melalui cara yang kreatif.

 konsep pendidkan Friedrich Frobel, Menurut (Maryatum : 2015), yang menyatakan bahwa anak harus didorong untuk aktif sehingga mampu melakukan berbagai kegiatan yang produktif, anak juga harus diberikan kebebasan atau suasana merdeka. Sehingga Otoaktivitas anak akan tumbuh dan berkembang jika pada anak diberikan kesempatan dalam suasana bebas sehingga anak mampu berkembang sesuai potensinya masing-masing. Melalui suasana bebas atau merdeka, anak akan memperoleh kesempatan mengembangkan daya fantasi atau daya khayalnya, terutama daya cipta untuk membentuk sesuatu dengan kekuatan fantasi anak.[3]  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun