Gerantang dengan sifat rendah hati awalnya menolak permintaan kakaknya dan memilih untuk mengalah. Namun Cupak tetap memaksa karena menganggap sikap mengalah Gerantang adalah sebuah penghinaan, maka Gerantang menerima tantangan itu.Â
Cupak tumbang karena kalah dari Gerantang. Putri pun memberitahu Gerantang yang telah menyelamatkannya. Cupak kemudian ditangkap dan dibunuh oleh tentara Daha. Gerantang kembali membela kakaknya dan meminta raja memaafkan kesalahan kakaknya. Atas permintaan tersebut, Cupak memaafkan.Â
Gerantang kemudian menikah dengan putri raja dan menjadi penerus tunggal kerajaan Daha Negara. Mereka hidup bahagia selamanya. Cupak sebenarnya adalah orang yang baik seperti orang pada umumnya, namun jika tiba-tiba ia  menjadi jahat, kejam, serakah, serakah, itu semata-mata karena keadaan yang ia alami atau kenyataan hidup.Â
Seperti cerita Cupak Gerantang, kita sebagai manusia pasti memiliki sifat iri dan dengki walaupun itu saudara kita sendiri, tetapi hal ini bisa kita hindari dengan kita sebagai manusia harus selalu kembali kepada sang pencipta agar hal tersebut jauh dari  kehidupan kita.
Daftar PustakaÂ
Kurnia, Wahyu. 2016. Penciptaan Tokoh Cupak Dalam Naskah Cupak Gerantang Karya Lalu Gede Suparman. Jurnal. Program Studi S-1 Teater Jurusan Teater Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta.Â
Daftar Narasumber
Zulfan Rohman,
Pendiri komunitas Teater Kapas Putih.Â
Sutradara dan Aktor Teater Cupak Gerantang.
Alumni Program Studi Teater, Institut Seni Indonesia, Yogyakarta.Â