[caption caption="Genset yang dikerahkan untuk salah satu Rumah Sakit di Nias, RS Bethesda"]
Dari Langsa, Aceh, sebanyak 23 kontainer membawa mesin genset berukuran besar dengan kapasitas total 12 MW diberangkatkan ke Sibolga, lalu diseberangkan ke Pulau Nias melalui jalur laut. Diperlukan sekitar 3 hari untuk mesin - mesin dari Langsa ini agar dapat sampai di Nias. Selain itu, dibutuhkan lahan yang luas dan aman untuk dapat menampung mesin-mesin tersebut. Oleh karena itu PLN pun melakukan land clearing dengan cepat, hampir tanpa istirahat.
[caption caption="Land Clearing di desa Idanoi untuk mesin 12 MW dari Langsa"]
[caption caption="Genset PLN dari Bogor dan Jakarta dalam Hercules menuju bandara Pinangsori"]
Terik, Nias memiliki hawa udara yang sangat panas, panas membakar kulit. Keadaan ini menjadi parah ketika dengan matinya listrik, air bersih pun tidak tersedia. Dalam menanggapi hal ini, PLN pun menyediakan air bersih bagi masyarakat. Tangki air bersih disediakan di tiga titik sekitar Gunung Sitoli. Akhirnya teriknya matahari pada saat itu, terbayar dengan senyuman dari para warga Nias.
[caption caption="Warga Nias yang tersenyum lega, mendapatkan air bersih"]
Sebanyak kurang lebih 100 relawan petugas PLN pun didatangkan ke Nias, baik teknis maupun non teknis untuk membantu menghidupkan kembali sistem kelistrikan di Nias. Diluar Nias, PLN mengupayakan bernegosiasi dengan perwakilan pihak APR.
Akhirnya, 13 April 2016 kelistrikan di Nias kembali beroperasi, hal ini terjadi setelah PLN melakukan negosiasi dengan APR untuk kembali menyalakan mesin di PLTD Idanoi dan Moawo. Kesepakatan ini dimediasi oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia. Akhirnya paska kesepakatan tersebut APR kembali mengoperasikan dua PLTD di Nias.
Bagaimana agar kejadian pemadaman listrik seperti di Nias dapat dihindari?
Menurut saya, kedepannya PLN memang tidak dapat menggantungkan diri terhadap pihak luar. PLN harus dapat membangun pembangkit sendiri di seluruh wilayah Indonesia, agar tidak tergantung terhadap pihak swasta. Namun dalam mencapai hal ini, tentu banyak sekali kendala yang dihadapi. Diperlukan adanya dukungan dari seluruh pihak yang terlibat untuk mewujudkan pembangunan pembangkit listrik milik PLN. Perlu adanya kesadaran secara menyeluruh dari semua elemen yang terlibat, baik PLN sebagai penyedia, pemerintah sebagai pemangku keputusan, juga masyarakat dalam memudahkan proses pembangunan kelistrikan, seperti dalam proses pembebasan lahan.
Terlepas dari polemik kejadian pemadaman listrik di Nias ini, saya rasa upaya-upaya yang dilakukan PLN dalam menanggulangi kelistrikan di Nias ini wajar untuk diacungi jempol.