Sering terlintas dalam pikiran, "Komisi Yudisal atau Bawas MA mungkin merasa bosan menerima laporan pengaduan saya. Mungkin lebih baik saya hentikan. Ucapan Bung Hatta memang benar adanya. Korupsi itu sudah jadi budaya bangsa Indonesia"
Ucapan oknum panitera pengganti kepada saya "Emang Ada Niat Mau Nyogok Berapa?" ternyata menimbulkan dampak psikologis yang lebih serius terhadap kondisi batin yang telah lama bergulat dengan dilema etis: "Konsisten idealis hingga akhir hayat" atau "mengubah sikap untuk lebih realistis pragmatis"?Â
Sejak disergap pertanyaan oknum panitera pengadilan, semangat dan gairah saya menjalani profesi sebagai advokat sekaligus aktivis antikorupsi mendadak hilang menguap entah kemana.
 Orang Bijak mengatakan: "Masyarakat di mana kita hidup di dalamnya menjadi lebih buruk, lebih korup, lebih kejam dan lebih rusak bukan dikarenakan terlalu banyak orang jahat akan tetapi karena orang-orang yang baik tidak peduli".
Ucapan orang Bijak itu sejalan dengan pesan Prof Emil Salim kepada saya pada tahun 1992 lebih tiga puluh tahun lalu.
 "Deni, ibaratkan saja bangsa Indonesia ini sebuah kapal, kita penumpangnya. Ketika Deni melihat kapal bocor apakah mengharap sampai ada orang datang untuk menambal kebocoran dengan risiko kapal akan tenggelam atau Deni merasa terpanggil untuk segera menambal kebocoran? Atau ibaratkan saja Indonesia ini sebagai rumah besar. Ketika melihat sampah dan kotoran di depan mata, kita punya pilihan membiarkan atau segera mengambil sapu dan serokan, lalu membuang sampah ke tempatnya."
Menghadapi dilema etis yang terkandung dalam pesan Prof Emil Salim dulu saya mudah menentukan sikap. Namun, ketika oknum panitera pengganti mengatakan, "Emang ada niat mau nyogok berapa?" Saya terhenyak. Pergi meninggalkan oknum panitera itu, bergegas meninggalkan gedung pengadilan. Sepanjang perjalanan pulang saya hanya tertegun, melihat ke depan dengan tatapan kosong. Hingga detik ini nyeri di hati masih enggan pergi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H