Mohon tunggu...
Raden Nuh SH
Raden Nuh SH Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat, Senior Patner RDA Law Office & Rekan

Hidup untuk berjuang membela rakyat miskin, orang tertindas, memperjuangkan kebenaran dan keadilan untuk kemakmuran, kesejahteraan dan kebahagian semua orang. Kebahagian terbesarku adalah menyaksikan semua orang merasa aman, senang dan bahagia, di mana parasit bangsa dan negara tidak mendapat tempat di mana pun di Indonesia. ..... Merdekaa !!!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Cawe-cawe dan Anomali Politik Indonesia

30 Juni 2023   07:06 Diperbarui: 30 Juni 2023   07:22 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Malfungsi DPR dan KPK 

Anomali politik keempat DPR kembali menjadi lembaga stempel yang malfungsi dalam menjalankan pengawasan terhadap jalannya pemerintahan / eksekutif. Dinamika politik DPR yang menonjol adalah "koor setuju" yang menempatkan DPR seperti menara gading dalam kehidupan politik bangsa dan negara. DPR RI sekarang diyakini banyak kalangan lebih mirip DPR pada masa orde baru yang tak lebih dari lembaga "stempel".

Anomali politik kelima adalah eksistensi KPK sebagai lembaga ad hoc yang semakin tidak jelas arah dan tujuannya. KPK gagal mengemban misi utama pembentukannya yakni pemberantasan korupsi dengan prioritas utama korupsi-korupsi (suap) di lembaga / institusi penegak hukum yang diharapkan dalam tempo sesingkat-singkatnya mampu memperkuat dan mengembalikan fungsi lembaga/ institusi penegak hukum.

KPK jelas telah gagal dalam mengemban misi utamanya. Malah sebaliknya KPK sebagai lembaga ad hoc (sementara) ingin diakui eksistensinya sebagai lembaga permanen, yang memberi makna kepada rakyat bahwa KPK bukanlah Komisi Pemberatasan Korupsi melainkan Komisi Pemelihara Korupsi. Selama KPK masih eksis artinya korupsi makin banyak dan KPK gagal dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun