Setelah garam kering, langkah selanjutnya dalam proses pembuatan garam adalah pemurnian. Pemurnian dilakukan untuk menghilangkan kotoran yang mungkin masih ada dalam garam mentah, seperti pasir, kerikil, atau mineral lain selain natrium klorida.
Proses pemurnian biasanya melibatkan pencucian garam. Garam mentah dicuci menggunakan air bersih untuk melarutkan kotoran yang masih menempel pada kristal garam. Setelah dicuci, garam kembali dikeringkan hingga benar-benar bebas dari air.
Pada tahap ini, beberapa produsen menambahkan bahan-bahan tertentu seperti yodium ke dalam garam. Penambahan yodium bertujuan untuk mencegah penyakit gondok yang disebabkan oleh kekurangan yodium pada tubuh manusia. Garam yang telah diperkaya yodium ini dikenal sebagai garam beryodium, yang banyak dijual di pasaran untuk konsumsi rumah tangga.
6. Penggilingan dan Penyaringan Garam
Setelah proses pemurnian selesai, garam kering kemudian diolah lebih lanjut melalui proses penggilingan dan penyaringan. Penggilingan bertujuan untuk menghancurkan kristal garam yang besar menjadi partikel yang lebih kecil dan seragam. Ukuran partikel garam yang dihasilkan bisa bervariasi, tergantung pada penggunaannya. Garam meja, misalnya, memiliki ukuran partikel yang halus, sementara garam industri mungkin memiliki ukuran yang lebih kasar.
Setelah digiling, garam akan melalui proses penyaringan untuk memisahkan partikel-partikel yang terlalu besar atau terlalu kecil. Proses ini memastikan bahwa garam yang dihasilkan memiliki ukuran yang seragam dan siap digunakan untuk keperluan rumah tangga atau industri.
7. Pengemasan dan Distribusi
Langkah terakhir dalam proses pembuatan garam adalah pengemasan. Garam yang telah digiling dan disaring kemudian dikemas dalam berbagai jenis kemasan, mulai dari kantong plastik kecil untuk kebutuhan rumah tangga hingga karung besar untuk keperluan industri. Pengemasan dilakukan dengan hati-hati untuk menjaga kualitas garam dan mencegah kontaminasi selama proses distribusi.
Setelah dikemas, garam siap didistribusikan ke berbagai tempat. Di pasar, garam tersedia dalam berbagai varian seperti garam meja, garam kasar, garam laut, dan garam industri. Selain digunakan sebagai bumbu masakan, garam juga digunakan dalam berbagai industri seperti pengolahan daging, pengawetan ikan, industri kimia, dan pembuatan produk-produk kosmetik.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Garam
Produksi garam sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama kondisi cuaca dan lokasi geografis. Beberapa faktor utama yang mempengaruhi proses pembuatan garam antara lain:
- Iklim: Produksi garam paling efektif dilakukan di daerah dengan iklim kering dan sinar matahari yang melimpah. Di Indonesia, daerah seperti Madura dan beberapa wilayah pesisir di Jawa dikenal sebagai penghasil garam terbesar karena kondisi iklim yang mendukung.
- Curah Hujan: Hujan adalah salah satu hambatan terbesar dalam produksi garam. Curah hujan yang tinggi dapat mengganggu proses penguapan air laut, memperlambat pembentukan kristal garam, dan mengurangi produksi garam secara keseluruhan.
- Teknologi: Penggunaan teknologi modern dalam produksi garam dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas hasil. Beberapa negara telah menggunakan teknologi desalinisasi atau teknologi penguapan buatan untuk meningkatkan produksi garam, terutama di wilayah dengan curah hujan yang tinggi.