Â
[caption caption="Ilustrasi : photobucket / rifqyrahman"][/caption]
Minggu pertama (terinspirasi oleh puisi)
Hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun berjalan tanpa beban. Dia ialah seorang lelaki yang memikat hati. Canda tawanya selalu menusuk sukma. Kurasa hamba memang ditakdirkan untuk mendampinginya. Sebuah janji telah kita sepakati untuk selalu bersama.
Lembah dan hutan telah menjadi saksi bisu kisah kasih hamba. Dinginnya kabut malam menunjukkan kasih hamba yang tak lagi awam. Sebuah tenda, ditemani dengan hangatnya percikan api menambah mesra kisah kasih hati. Tetesan keringat, kobaran semangat telah tertanam dalam sangat. Dia memanglah sangat mesra dengan hamba.
Suatu saat dia pergi berjalan menuju lembah dan hutan. Tapi hamba tak ikut, dengan suatu sebab berbalut. Sebelumnya dia jua telah berjanji untuk meminang, mendampingi hamba hingga nyawa berkelana ke surga. Hamba sangatlah merasa khawatir hebat. Entah, kekhawatiran ini tak seperti biasanya yang menghampiri hamba. Hamba pun selalu memanjatkan do’a kepada Sang Pencipta agar malaikat selalu menjaganya.
Pukul dua belas tengah malam, nomor tak dikenal menelpon hamba. Ia adalah teman, juga karib hamba. Ia bicara dengan bercampur isak tangis. Hamba pun jua menangis. Yang ia sampaikan membuat jantung hamba berhenti berdetak sejenak. Ternyata seorang yang telah berjanji untuk mendampingi dan meminang hamba itu telah berjalan ke surga. Sontak, hamba ingin sekali menyusul dan menggandengnya dengan mesra.
=============================
Sumber inspirasi :Â
Cinta
Oleh : Soe Hok Gie
Ada orang yang menghabiskan waktunya untuk berziarah ke Mekkah
Ada orang yang menghabiskan waktunya untuk berjudi di Miraza
Tapi aku ingin habiskan waktuku disisimu, sayangku
Bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu,
Atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah Mandalawangi
Ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di Danang
Ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra
Tapi aku ingin mati disisimu, manisku
Setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya
Tentang tujuan hidup yang tak satu setan pun tau
Mari sini, sayangku
Kalian yang pernah mesra, yang pernah baik, dan simpati padaku
Tegaklah ke langit luas atau awan yang mendung
Kita tak pernah menanam apa-apa
Kita tak pernah kehilangan apa-apa
( Selasa, 11 November 1969 )
Â
Karya ini diikutsertakan dalam rangka memeriahkan ulang tahun perdana Rumpies The Club.
[caption caption="Logo RTC"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H