[caption caption="sumber : www.cnnindonesia.com"][/caption]
Minyak bumi dan gas (migas) adalah salah satu energi yang dibutuhkan untuk kepentingan orang banyak, tak hanya satu orang melainkan hampir semua orang membutuhkan migas. Akan tetapi seiring berkembangnya jaman dan semakin pesatnya pertumbuhan penduduk, hal ini tentu saja akan berdampak pada keberadaan migas sendiri. Migas akan semakin langka di kemudian hari, tak kecuali di Indonesia.
Akan tetapi, keberadaan migas dapat digantikan dengan berbagai sumber energi yang lainnya, dan tentunya dapat menghemat keberadaan migas. Di Indonesia sendiri juga telah ditemukan berbagai sumber energi baru yang diharapkan dapat mengganti minyak bumi dan gas (migas) yang semakin larut ditelan jaman. Seperti yang dilakukan oleh Pertamina, sudah sejak beberapa tahun yang lalu Pertamina selalu berusaha untuk menemukan sumber energi baru yang diharapkan dapat tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Seperti, hidropower, pemanfaatan panas bumi, tenaga surya dan lain-lain.
Untuk masalah pengganti minyak bumi dan gas (migas), Indonesia sendiri sebenarnya telah terpendam potensi-potensi sumber daya energi selain migas, potensi-potensi itu telah dikembangkan oleh berbagai badan seperti Pertamina dengan menggandeng pakar ahli dalam bidangnya, juga perguruan-perguruan tinggi ternama di Indonesia.
- Panas Bumi
[caption caption="sumber : www.bumn.go.id"]
Panas bumi sebenarnya mengandung sumber energi yang ramah lingkungan. Pemanfaatan panas bumi dilakukan dengan menggunakan uap dan/atau air panas bersuhu dan bertekanan tinggi yang terkandung di dalam bumi. Untuk mendapatkan uap yang digunakan sebagai sumber energi, dapat dilakukan dengan cara mengebor lokasi panas bumi pada kedalaman tertentu. Sumber energi yang dihasilkan dari pemanfaatan minyak bumi tergolong sangat ramah lingkungan dan juga tidak menyebabkan emisi gas rumah kaca. Indonesia sendiri menyimpan potensi sumber energi dari panas bumi yang besar dengan total potensi panas bumi sebesar 28.617 MW, sedangkan di Indonesia potensi panas bumi yang telah dimanfaatkan sebesar 1341 MW. Potensi ini juga telah dikelola oleh Pertamina dalam rangka mengurangi ketergantungan pada sumber energi yang berasal dari fosil, seperti minyak bumi dan gas (migas). Pengembangan potensi ini oleh Pertamina dilakukan dalam 4 area panas bumi dengan total potensi 402 MW. Area tersebut antara lain terletak di Kamojang-Jawa Barat, Lahendong-Sulawesi Utara, Sibayak-Sumatera Utara dan Ulubelu-Lampung. Â
- Hidropower
[caption caption="Hidropower sederhana. Sumber : www.cvaristonkupang.com"]
Disebut hydro power, yakni pemanfaatan air yang digunakan sebagai sumber energi, dalam artian sumber listrik. Pemanfaatan jenis ini saya rasa sudah banyak dikenal oleh banyak orang. Hal ini ditunjukkan dengann semakin banyaknya elemen-elemen masyarakat yang saling mengulurkan tangan untuk membangkitkan listrik di suatu daerah yang belum terjangkau listrik dengan. Pada umumnya, hydropower di Indonesia memanfaatkan arus irigasi sungai di sekitar daerah yang belum teraliri listrik.
- Tenaga Surya
[caption caption="Sumber : www.kupang.tribunnews.com"]
Pemanfaatan tenaga surya, pada umumnya dirubah menjadi listrik. Di Indonesia pemanfaatan tenaga surya lebih dikenal dengan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Pemanfaatan tenaga surya sebagai sumber listrik bisa dilakukan siapa saja, karena sifatnya yang opensource. Pemanfaatan tenaga surya dengan skala kecil biasanya ditemukan di daerah pedesaan, yang biasa disebut dengan Solar Home System (SHS). Sedangkan pemanfaatan tenaga surya dalam skala besar masih jarang ditemukan di Indonesia. Pemanfaatan tenaga surya dalam skala besar di Indonesia bisa ditemukan di Karangasem dan Bangli yang masing-masing mempunyai kapasitas sebesar 1 MW. Serta PLTS yang baru beberapa hari yang lalu diresmikan oleh Jokowi dengan kapasitas 5 MW yang berada di Kupang Tengah, NTT.
Sebenarnya masih banyak energi baru dan terbarukan yang bisa dilakukan di Indonesia, seperti pemanfaatan gelombang laut, pasang surut, panas laut, mengingat Indonesia adalah sebagai negara maritim, mungkin potensi baru dan terbarukan semacam ini juga cocok untuk dikembangkan di Indonesia.
58 Tahun Pertamina berkarya untuk Negeri
Sudah 58 tahun Pertamina memberikan dedikasinya untuk memenuhi sumber energi migas dan alternatif yang lain dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia dan menuju masyarakat dunia. Dengan berbagai sumber energi yang dikelola oleh Pertamina, pasti akan mewujudkan suatu kemandirian energi dalam negeri, yang mana Indonesia tidak akan bergantung kepada negara lain untuk kebutuhan sumber energi ataupun bergantung pada migas, melainkan Pertamina merupakan salah satu alat untuk menghapus ketergantungan-ketergantungan dalam bidang energi di Indonesia dan bahkan bisa menjadi sarana untuk mengharumkan nama Indonesia di dunia.
Akan tetapi untuk mencapai cita-cita itu, ada suatu hal yang sangat disayangkan, yakni dukungan yang tidak sepenuhnya diberikan dari pemerintah kepada Pertamina, seperti dalam hal regulasi. Dibanding pesaingnya, yakni petronas dan shell, Pertamina tidak diberi wewenang lebih oleh pemerintah. Hal ini tentu sangat disayangkan, yang mana kemandirian energi Indonesia akan mendunia, akan tetapi Pertamina harus menghadapi tentangan dari dalam negeri sendiri.
Indonesia akan mendunia dalam bidang sumber daya energi. Lantas bagaimana caranya ? Sebagaimana telah kita tahu bahwa Pertamina yang sebagai BUMN, kurang mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Tapi hambatan itu sepertinya tak menjadi masalah yang besar bagi Pertamina.
Usaha yang dilakukan oleh Pertamina mulai dari hulu ke hilir dan juga anak perusahaan serta parusahaan patungan merupakan modal awal Indonesia menuju dunia. Untuk sektor minyak bumi dan gas (migas) misalnya, yang mana selain dilakukan di dalam negeri, ternyata juga sudah dilakukan di luar negeri. Hal ini menunjukkan keseriusan Pertamina sebagai BUMN untuk menduniakan kemandirian energi Indonesia.
Selama 58 tahun Pertamina berkarya untuk negeri, Pertamina tentu mempunyai suatu peran penting dalam menuju kemandirian energi untuk Indonesia mendunia. Lima puluh delapan tahun tentu bukan waktu yang sebentar bagi Pertamina untuk mengupayakan kemandirian energi di Indonesia. Dengan menggandeng berbagai lembaga penelitian dan perguruan tinggi dalam negeri, Pertamina selalu mengembangkan berbagai teknologi baru dan tepat guna dalam bidang sumber energi yang lebih murah dan ramah lingkungan, juga mengurangi ketergantungan pada minyak bumi dan gas (migas).
Dengan pengembangan energi baru dan terbarukan yang terus dicoba dan dilakukan oleh Pertamina, jangan heran jika suatu ketika Kemandirian energi Indonesia mendunia.
Â
Indonesia, 31 Desember 2015
Referensi :
http://alamendah.org/2014/12/08/pembangkit-listrik-tenaga-surya-di-indonesia/
http://www.pertamina.com/our-business/
http://www.antaranews.com/berita/537094/jokowi-resmikan-plts-5mw-di-kupang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H