Mohon tunggu...
Raden Ayu Jessica
Raden Ayu Jessica Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Film

Gadis Kretek, Sebuah Perjalanan Emosional dalam Dunia Kretek

16 September 2024   00:20 Diperbarui: 16 September 2024   02:41 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Review Film Serial Gadis Kretek yang di Tayangkan di Netflix

Pendahuluan

"Gadis Kretek" adalah film atau series yang diadaptasi dari novel karya Ratih Kumala dengan judul yang sama. Film ini disutradarai oleh punggawa perfilman Indonesia, yaitu Kamila Andini dan Ifa Isfansyah serta diperankan oleh Dian Sastrowardoyo, Ario Bayu, Arya Saloka, dan Putri Marino dengan setting waktu di dua zaman yang berbeda.


Film Gadis Kretek ini merupakan series yang berada di laman Netflix dan sudah tayang di sejak 2 November 2023. Film ini mengangkat tema yang unik dan menarik tentang tradisi, identitas, dan perjuangan perempuan di tengah dinamika industri rokok kretek di Indonesia. Dirilis pada tahun 2024, "Gadis Kretek" menawarkan perspektif yang berbeda tentang kehidupan dan industri yang sering kali terabaikan dalam narasi mainstream, yang berjumlah 5 episode.

Sinopsis
Berlatar waktu di dua zaman yang berbeda, kisah Gadis Kretek memperkenalkan sosok Lebas yang menemani ayahnya yang dirawat di rumah sakit. Ayah Lebas, bernama Soeraja, dan keluarga besarnya merupakan pemilik dari bisnis besar kretek Djagad Raja sejak zaman pascapenjajahan Belanda. Di tengah kondisi yang terbaring, Soeraja mendadak terbangun dan meneriakkan nama Jeng Yah berulang kali hingga membuat Lebas kebingungan. 

Sebagai anak terakhir, Lebas kerap diremehkan oleh saudara-saudara kandungnya. Sehingga, keluarganya tidak mempedulikan cerita Lebas soal teriakan ayahnya itu. Lebas pun berusaha untuk melakukan pencarian sosok Jeng Yah yang misterius. Momen itu membawa adegan beralih menuju masa lalu, saat industri kretek di Kota M dikuasai oleh perusahaan milik juragan bernama Idrus Muria. Rukman memiliki dua orang anak perempuan, yakni Dasiyah dan Rukayah. Sebagai anak perempuan sulung, Dasiyah belum kunjung menemukan jodoh. Namun, justru itulah yang menjadikan Dasiyah salah satu kunci kesuksesan bisnis kretek sang ayah. 

Dasiyah lihai dalam menentukan tembakau terbaik. Selain itu, ia juga berambisi untuk menciptakan saus kretek terbaik. Namun, niat itu sirna hanya karena Dasiyah atau Jeng Yah merupakan seorang perempuan. Pada zaman itu, perempuan masih dipandang sebelah mata oleh laki-laki. Meski lintingan rokok Dasiyah menjadi favorit ayahnya, kemampuan meracik saus miliknya belum sepenuhnya dipercaya oleh yang lain. 

Suatu hari, ayah Dasiyah membawa masuk seorang pemuda terlantar bernama Soeraja untuk ikut bekerja di perusahaannya. Sosok Soeraja yang tangkas dan cepat belajar pun memikat Dasiyah. Dasiyah memperkenalkan saus kretek racikannya kepada Soeraja  yang kemudian diapresiasi oleh laki-laki itu. Sebaliknya, Soeraja juga mendapatkan ilmu melinting dari Dasiyah.Namun, suatu hari, ayah dan ibu Dasiyah memutuskan untuk membawa salah satu anak dari rekan bisnis mereka untuk dijodohkan dengan Dasiyah. 

Dasiyah ragu dengan keputusan kedua orang tuanya karena dalam hati dia lebih memilih sosok Soeraja sebagai dambaan hatinya.Kembali ke masa kini, Lebas masih melanjutkan pencarian terhadap sosok Jeng Yah. Ia pun mendapatkan petunjuk dari seorang dokter bernama Arum
Keduanya pun saling bahu-membahu dalam mencari sosok Jeng Yah sebelum ayah Lebas itu mengembuskan napas terakhir.

Kekuatan Film

1.⁠ ⁠Penggambaran Budaya dan Tradisi
 "Gadis Kretek" dengan cermat menggambarkan tradisi pembuatan kretek peran pentingnya dalam budaya Indonesia. Detail-detail dalam proses pembuatan rokok kretek dan sausnya, serta hubungan antara pembuat dan konsumen, diperlihatkan dengan akurat, memberikan wawasan mendalam tentang industri ini.

2. Penampilan Aktor
   Penampilan Dian Sastrowardoyo sebagai Jeng Yah mendapatkan pujian, dengan kemampuan aktingnya yang menawan dan emosional. Kualitas aktingnya memberikan kedalaman pada karakter Jeng Yah, membuat penonton dapat merasakan perjuangannya secara langsung.

3. Sinematografi
   Film ini menonjol dalam aspek visual dengan sinematografi yang memukau. Pengambilan gambar yang detail dan pencahayaan yang cermat menambah suasana film, menciptakan latar belakang yang sesuai dengan era dan tema cerita.

4. Skor Musik
   Musik dalam "Gadis Kretek" juga patut diperhatikan. Skor yang mengiringi film menambah kekuatan emosional dan membantu membangun suasana yang tepat untuk setiap adegan.

Kelemahan Film

Tempo Cerita
 Beberapa penonton mungkin merasa bahwa tempo film ini agak lambat di beberapa bagian. Serta alur waktu yang maju mundur terkadang membuat perhatian penonton terganggu.

Kesimpulan

"Gadis Kretek" adalah film yang memberikan pengalaman sinematik yang kaya dan mendalam, menggabungkan aspek budaya, tradisi, dan drama personal percintaan dengan cara yang memikat. Dengan penampilan akting yang solid, sinematografi yang indah, dan musik yang mengesankan, film ini layak untuk ditonton. Meski memiliki beberapa kekurangan dalam tempo cerita, film ini tetap merupakan kontribusi yang berarti bagi perfilman Indonesia dan memberikan perspektif yang berharga tentang industri kretek serta tantangan yang dihadapi oleh perempuan (Jeng Yah) dalam konteks tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun