[caption caption="Ilustrasi sumber air atau sumur begawan desa carub oleh R Adin Fadzkurrahman."][/caption]https://Kphpandanwangi.blogspot.co.idSumber air sumur begawan awalmula pendadaran sebuah desa carub.
Desa carub terkenal memiliki seorang lurah yang amat sangat sakti bernama wiroyudho berbagai macam ajian ia miliki dan ia adalah salah satu putra dari selir kerajaan majapahit yang menetap didesa carub karena pemberian hadiah wilayah oleh sang raja.
Dalam kesaktiannya sang wiroyudho tak pernah terkalahkan oleh siapapun hingga ia dijuluki pendekar pilih tanding karena kesaktian juga kegagahan tubuhnya.
Hingga suatu hari datanglah seorang puta mahkota dari majapahit yang menantang beradu kesaktian dengan wiroyudho segala kesaktian keduanya dikeluarkan hingga tujuh hari tujuh malam belum juga usai hingga seorang putra mahkota majapahit mengeluarkan keris pusaka kyai condong campur yang terkenal keampuhannya dan pernah menyebabkan geger majapahitan karena amukkannya dan wiroyudho pun tak kalah akal dia juga mengeluarkan keris pusaka nogogeni yang ia dapat saat ia bertapa disebuah gunung didataran tinggi tanah jawa kedua pendekar itu adu tanding sangat hebat hingga menggetarkan tanah jawa dan keduanyapun tak ada yang mau mengalah hingga dikirimlah utusan dari majapahit seorang putra adipati tuban yaitu sunan kalijaga yang diutus untuk menjadi penengah keduanya dan datanglah sunan kalijaga diantara pertarungan keduanya "duh punten dhalem sewu raden maafkan hamba yang sudah lancang menghentikan niat raden,hamba diutus ayahanda raden untuk menghentiakan pertarungan raden sekiranya raden tidak berkenan saya tetap akan menghentikan pertarungan ini raden karena ini adalah perintah dari ayahandamu"
Jawab putra mahkota "wahai pamanku maaf kan saya jika saya tidak bisa menghentikan pertarungan ini paman sebelum ada yang menang diantara kami"
Sunan "raden,sekali lagi maaf ini sungguh tidak baik apalagi aden adalah putra mahkota majapahit dan tidak elok jika seorang putra mahkota bertarung dengan pejabat majapahit sendiri apalagi jika sampai rakyat tahu pasti ayahanda raden akan sangat malu dan kecewa" Â saut wiroyudho "maaf sahid saya tidak ada urusan denganmu minggirlah kamu karena ini adalah urusan kami berdua dan saya sungguh sangat terinjak injak dengan kesombongan anak kecil ini dia yang menantangku dan saya juga yang harus membunuh dia sahid!" Jawab sunan "wahai gusti wiroyudho tak baik jika engkau sesumbar karena segala kehidupan dan kematian itu sejatinya milik gusti Allah dan manusia tidak bisa menentukan kematian orang lain" wiroyudho "audahlah sahid jangan menasihati saya" wiroyudho pun meyerang sang putra mahkota dari majapahit itu hingga sang putra mahkota terkapar tak berdaya akibat terkena sabetan pusaka milik wiroyudho yang sangat mematikan.
Ketika wiroyudho hendak mengakhiri pertarungan tersebut sanan kalijaga mencegahnya malah wiroyudho balik menyerang sunan kalijaga namun sunan tak membalasnya.
Dan berkata sunan kepada wiroyudho"wahai lurah yang bijaksana sekiranya saya bersalah saya mohon maaf saya hanya menjalankan tugas" tapi wiroyudho malah menyerang sunan dengan ganasnya hingga sunan menyerahkan dirinya dan berkata"wahai ki lurah yang bijaksana juga mulia ,sekiranya dengan membunuh saya dirimu merasa puas dan lega hatimu saya persilahkan ki lurah untuk membunuh saya karena diri saya sejatinya hanya milik gusti Allah" tanpa pikir panjang wiroyudho langsung menusukkan keris nogogeni ke dada sunan namun tidak mempan hingga ketujuh kalinya hingga keris nogogeni patah dan wiroyudho menyerah dan memohon agar sunan bersedia memaafkannya Dan mengangkatnya sebagai seorang murid,sang sunan kalijaga pun tidak langsung mengabulkan permohonan wiroyudho"maaf saya tak pantas menjadi guru ki lurah saya tidak bisa apa apa,tapi jika nanti kita berjodoh suatu saat ki lurah pasti bertemu dengan saya"
Lalu sunan pulang ke majapahit dengan membawa putra mahkota yang terluka parah tadi untuk menghadap sang raja sesampainya dimajapahit sunan mendapatkan perintah lagi untuk mencari penawar racun dari keris nogogeni yaitu kayu tlogosari yang berada dilereng gunung sumbing yang dalam perjalanan ia bertemu dengan ki lurah wiroyudho,ki lurah pun langsung menangis memohon agar sang sunan mau mengangkatnya menjadi seorang murid dan akhirnya wiroyudho diangkat menjadi seorang murid dengan syarat dia harus menyerahkan kedua patahan dari keris nogogeni dan akhirnya wiroyudho menyerahkan kedua patahan keris tersebut lalu sang sunan menyambungkannya kembali menjadi keris utuh dan menancapkannya ditanah yang disampingnya terdapat pohon beringin kemuning betapa takjubnya wiroyudho keris yang ditancapkan oleh sunan mengeluarkan mata air dari bawah tanah dan sebelum itu terlebih dahulu sebelum diangkat sebagai murid wiroyudho dishadatkan .
Setelah bekas tertancapnya keris itu menjadi sebuah sumber mata air berupa sebuah sumur sunan pun berpesan kepada wiroyudho agar dia bersedia menjaganya jika ingin menjadi murid sunan wiroyudho pun bersedia dan akhirnya sumur tersebut dinamakan sumur begawan yang berarti sumur suci.
Wiroyudho pun menjaganya dengan ikhlas hingga akhir hayatnya lalu ia pun moksa .
Dan sumur tersebut pun digunakan untuk keperluan para masyarakat dan ada juga yang mempercayai bahwa airnya dapat menyembuhkan penyakit.
Namun sumur tersebut sekarang sudah menghilang dikala banyak pembangunan yang besar besaran sehingga kemungkinan sumur tersebut sudah tertutup oleh pembangunan.
The end .
Â
By : R . Adin Fadzkurrahman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H