Mohon tunggu...
Raden Kenarok
Raden Kenarok Mohon Tunggu... -

Pemerhati Rakyat, Hentikan Kebohongan Public, No Fitnah, Anti Suap, Anti Korupsi, Anti Penindasan INTIMIDASI, Anti Kekerasan

Selanjutnya

Tutup

Money

Budidaya Parameter Baru PT.CPB, Sukses !!!

16 Februari 2013   03:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:15 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

BUMI BRATASENA—TENTUNYA kita semua sebagai pelaku budidaya udang di PT.Centralpertiwi Bahari (CP Bahari), terutama yang berprofesi sebagai petambak plasma, masih ingat dengan Budidaya Parameter Baru (BPB), yang sempat jadi buah bibir.

BPB adalah teknologi budidaya udang yang diterapkan dalam rangka menyelamatkan dan membangkitkan kembali kejayaan produksi udang di CP Bahari.

BPB juga bertujuan untuk menghindari budidaya udang dari serangan penyakit White Spot Syndroma Virus (WSSV), dan penyakit Infectious Myonecrosis Virus (IMNV).

BPB dimaksudkan untuk mencari format teknologi budidaya udang yang biaya produksinya efisien seperti yang diminta oleh petambak plasma, yang kemudian disambut positif oleh Inti dengan diluncurkannya BPB.

BPB diantaranya ditandai dengan Density—padat penebaran: 55 ekor per meter persegi, Panen: DOC-90 hari, MBW—berat rata-rata per ekor udang: 16 gram, FCR—konversi rasio pakan: 1,7, dan Biomass/Tonase: 2,8 ton.

Sebelum dan di saat BPB ini ditawarkan dan diluncurkan, tidak sedikit mitra petambak plasma yang meragukan keampuhannya, karena mereka merasa tidak yakin bahwa BPB Baru bisa menuai sukses dan keberhasilan. Logika, pikiran dan keyakinan mereka saat itu: bagaimana mungkin bisa menghasilkan udang sebanyak 2,8 ton kalau tebarnya hanya dibatasi 55 ekor per meter persegi? Waktu itu yang tebarnya lebih dari 65 ekor per meter persegi saja, konon sulit sekali untuk mendapatkan tonase 2,8 ton.

BAGAIMANA FAKTANYA? Ternyata setelah kita melaksanakan budidaya udang dengan BPB—yang dilengkapi dengan penerapan Biosecurity, penerapan SOP Budidaya, penerapan PKS, penerapan Tata Tertib, dan penerapan peraturan-peraturan yang lainnya—hasilnya ternyata sungguh menggembirakan: BPB berhasil menuai sukses dan keberhasilan!


Dari Data Monitoring PT.Centralpertiwi Bahari yang diolah kembali oleh Planning Office—Aquaculture Division, menunjukan: pencapaian BPB tidak perlu lagi diperdebatkan dan disangsikan—apalagi disangkal!

Dari panen sampai dengan tanggal  09 Januari 2013 sebanyak 211 tambak dapat diperoleh data  sebagai berikut:  Tonase 3,8 ton; MBW 16,8 ; SR—survival rate 81,2 dan FCR 1,54. “Angka pencapaian tersebut berdasarkan rata-rata,” tegas  Head of CPB Site Operation Arman Zakaria Diah kepada PRIMA RADIO 94,5 FM.

Adapun pencapaian tertinggi secara perseorang di antaranya diukir gemilang oleh Petambak Plasma Blok 71 Jalur 47 No.01 Sanaji, yang menghasilkan udang sebanyak 5,6 ton dengan MBW 14,54 dan FCR 1,2, disusul oleh Paulus B.  Paulus yang mengoperasikan tambak dan berdomisili di Blok 01 Jalur 29 No.07, menghasilkan udang sebanyak 5,5 ton, MBW 19,46 dan FCR 1,25. Sedangkan Petambak Plasma Blok 02 Jalur 34 No.06 Suharno menorehkan prestasi dengan menghasilkan udang sebanyak 5,2 ton dengan MBW 16,64 dan FCR 1,34.——Mantap, Man!

Adapun Petambak Plasma Blok 71 Jalur 47 No.07 Sudarno meraup udang sebanyak 5,2 ton dengan MBW 14,62 dan FCR 1,29. Sedangkan Petambak Plasma Blok 02 Jalur 34 No.07 Abdul Rohim menghasilkan udang sebanyak 5,1 ton dengan MBW 16,54 dan FCR 1,32.——Sukses, Bro!

Dengan kesuksesan dan keberhasilan BPB ini, kata Teknisi Budidaya Udang Senior Blok 01-Blok 02-Blok 81 Johannes Kristianto, menunjukan : (1) Sumber air dari laut masih layak dan masih bisa digunakan untuk budidaya udang, dan (2) lingkungan perairan tambak juga masih mendukung untuk mencapai keberhasilan budidaya udang. “Artinya terkait dengan sumber air laut dan lingkungan tambak, untuk sementara ini terbukti masih bersahabat, apalagi dengan Budidaya Parameter Baru,” ungkap Kris.

Kini jelaslah sudah, “Tidak ada lagi yang perlu dipersoalkan dan diperdebatkan—apalagi diragukan,  terkait dengan Budidaya Parameter Baru, karena Budidaya Parameter Baru telah memperlihatkan keberhasilan,” tegas Arman.  Untuk itu,  lanjut Arman,  “Marilah kita kembali ke pangkuan Inti dengan tidak membuat keresahan, kesulitan, kerusakan, kesusahan, kesengsaraan dan penderitaan di muka Bumi Bratasena yang kita cintai,” ujar Arman.

Jadi bila kita tetap keukeuh mengikuti organisasi yang arahnya jelas-jelas untuk menghancurkan PT.Centralpertiwi Bahari, adalah langkah yang salah, apalagi jika kita ingin mencapai kemakmuran dan kesejahteraan dari keberhasilan dan kesuksesan kita membudidayakan si Bongkok Vannamei(TAN, dari berbagai sumber)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun