BUMI BRATASENA—TENTUNYA kita semua sebagai pelaku budidaya udang di PT.Centralpertiwi Bahari (CP Bahari), terutama yang berprofesi sebagai petambak plasma, masih ingat dengan Budidaya Parameter Baru (BPB), yang sempat jadi buah bibir.
BPB adalah teknologi budidaya udang yang diterapkan dalam rangka menyelamatkan dan membangkitkan kembali kejayaan produksi udang di CP Bahari.
BPB juga bertujuan untuk menghindari budidaya udang dari serangan penyakit White Spot Syndroma Virus (WSSV), dan penyakit Infectious Myonecrosis Virus (IMNV).
BPB dimaksudkan untuk mencari format teknologi budidaya udang yang biaya produksinya efisien seperti yang diminta oleh petambak plasma, yang kemudian disambut positif oleh Inti dengan diluncurkannya BPB.
BPB diantaranya ditandai dengan Density—padat penebaran: 55 ekor per meter persegi, Panen: DOC-90 hari, MBW—berat rata-rata per ekor udang: 16 gram, FCR—konversi rasio pakan: 1,7, dan Biomass/Tonase: 2,8 ton.
Sebelum dan di saat BPB ini ditawarkan dan diluncurkan, tidak sedikit mitra petambak plasma yang meragukan keampuhannya, karena mereka merasa tidak yakin bahwa BPB Baru bisa menuai sukses dan keberhasilan. Logika, pikiran dan keyakinan mereka saat itu: bagaimana mungkin bisa menghasilkan udang sebanyak 2,8 ton kalau tebarnya hanya dibatasi 55 ekor per meter persegi? Waktu itu yang tebarnya lebih dari 65 ekor per meter persegi saja, konon sulit sekali untuk mendapatkan tonase 2,8 ton.
BAGAIMANA FAKTANYA? Ternyata setelah kita melaksanakan budidaya udang dengan BPB—yang dilengkapi dengan penerapan Biosecurity, penerapan SOP Budidaya, penerapan PKS, penerapan Tata Tertib, dan penerapan peraturan-peraturan yang lainnya—hasilnya ternyata sungguh menggembirakan: BPB berhasil menuai sukses dan keberhasilan!
Dari Data Monitoring PT.Centralpertiwi Bahari yang diolah kembali oleh Planning Office—Aquaculture Division, menunjukan: pencapaian BPB tidak perlu lagi diperdebatkan dan disangsikan—apalagi disangkal!
Dari panen sampai dengan tanggal 09 Januari 2013 sebanyak 211 tambak dapat diperoleh data sebagai berikut: Tonase 3,8 ton; MBW 16,8 ; SR—survival rate 81,2 dan FCR 1,54. “Angka pencapaian tersebut berdasarkan rata-rata,” tegas Head of CPB Site Operation Arman Zakaria Diah kepada PRIMA RADIO 94,5 FM.
Adapun pencapaian tertinggi secara perseorang di antaranya diukir gemilang oleh Petambak Plasma Blok 71 Jalur 47 No.01 Sanaji, yang menghasilkan udang sebanyak 5,6 ton dengan MBW 14,54 dan FCR 1,2, disusul oleh Paulus B. Paulus yang mengoperasikan tambak dan berdomisili di Blok 01 Jalur 29 No.07, menghasilkan udang sebanyak 5,5 ton, MBW 19,46 dan FCR 1,25. Sedangkan Petambak Plasma Blok 02 Jalur 34 No.06 Suharno menorehkan prestasi dengan menghasilkan udang sebanyak 5,2 ton dengan MBW 16,64 dan FCR 1,34.——Mantap, Man!