Mohon tunggu...
Rade Eva Febrina Panjaitan
Rade Eva Febrina Panjaitan Mohon Tunggu... wiraswasta -

Penyuka jalan-jalan yang berusaha lebih sering menulis demi mengapresiasi hidup.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

R.A. & N.J.

29 Juni 2013   19:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:14 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku selalu belajar cara baru untuk menghadapimu. Dan engkau selalu tahu bagaimana cara mendapatkan senyumku. Setiap kali kita beradu pandang, kita saling bertukar kata bahwa kita saling lebih menginginkan satu sama lain...

Aku teringat pria yang menuliskan surat itu bersamaku. Kami duduk berhadapan sambil bergantian menuliskan kalimat demi kalimat. Surat itu diakhiri dengan inisial nama kami: R.A. untukku dan N.J. untuknya.

"Damn all the memories! No more tears...," ucapku lirih sambil membuat surat itu menjadi serpihan kecil yang segera tergenang di air toilet. Serpihan itu segera hilang setelah aku menekan tombol air pembersih.

01.00 pm

Aku berdiri di hadapan karangan bunga besar bertuliskan: "Congratulation on Your Wedding Day" for Riskana Asyera & Kevin Aria. Dapat kulihat inisial N.J. yang kuyakini sebagai si pengirim di bagian bawah karangan bunga.

"Bodoh...," bisikku. Tentu si pengirim sedang menjelajahi dunia, entah saat ini di belahan mana. Kami pernah begitu, terlalu, amat sangat saling mencintai, sampai ia berkata: "Kita terlalu sama dalam banyak hal. Akan ada banyak benturan... dan aku tidak percaya pada komitmen untuk saling mencintai satu orang seumur hidup. Maaf Na, I love you so much, but I love being just with myself even more." Setelah itu, masih kudengar penggalan kisah petualangannya ke berbagai negara, selain petualangan cintanya.

Sejak kepergiannya, semua terasa tawar. Tidak ada lagi rasa tersisa, karena telah sepenuhnya kuarahkan padanya. Aku hanya memikirkan untung-rugi setiap kali mengambil keputusan, termasuk saat Kevin menyodorkan cincin padaku dan bertanya: "Will you marry me?"

Yah, ukuran berlian di cincin itu cukup besar, mobil yang dikendarai Kevin cukup mewah, rumah yang akan kami tempati setelah menikah cukup luas, keluarga Kevin cukup berada... Semua cukup... menguntungkan bagiku. Maka, tak heran aku pun menganggukkan kepala sambil berkata, "Yes, I do. Btw, syarat surat perjanjian pra-nikah aku yang ngatur ya, darling..." Aku tahu kecintaan Kevin terhadapku lebih besar daripada kebingungannya menanggapi jawaban [ngawur] itu.

Dan tibalah aku di hari ini. Hari di mana aku dan Kevin akan mengikrarkan janji sehidup semati. Yah..., kita lihat saja, sejauh mana keuntungan yang bisa hatiku dapatkan dari hubungan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun