Risiko dari pergeseran pendekatan ini akan fatal apabila elit PDIP salah berhitung. Akibatnya bisa saja terjadi seperti saat Partai Golkar kehilangan figur Prabowo Subianto dan Wiranto, membentuk diaspora politik baru dengan membangun Partai Gerindra dan Hanura.
Lalu kapan semua itu terjadi? Kapan ujian ini akan menghantam PDIP? Agaknya saya melihat usia PDIP hanya tinggal dua kali Pemilu. Pemilu 2024, PDIP masih bisa bertahan seiring masih kuatnya pengaruh Jokowi sebagai kader PDIP di tingkat nasional dan Megawati Soekarnoputri memegang jabatan ketua umum.
Pada Pemilu 2029, PDIP akan mulai mengalami kegoyahan internal. Terlebih jika partai ini kalah di Pemilu 2024 dan tidak berkuasa di tingkat eksekutif. Gejolak yang terjadi akan lebih dahsyat. Faksi tadi akan bangkit menunjukkan taji dari kelompoknya masing-masing. Faksi itu bahkan belum menghitung faksi keagamaan dan daerah di dalam PDIP. Tidak perduli trah Soekarno atau siapapun yang memegang jabatan Ketua Umum PDIP, faksi ini akan mulai merayap naik, menginjak bahu teman separtai.
Usia kepemimpinan Megawati Soekarnoputri di PDIP yang menginjak kepala tiga merupakan ancaman terbesar partai ini. Jika kader PDIP bisa mencium permasalahan ini sejak dari sekarang. Ada baiknya mereka mulai memikirkan pindah partai, hijrah ke tempat yang lebih stabil, tempat yang sudah teruji dengan konflik. Jika mereka bertahan dan terseret pada badai di dua Pemilu mendatang, maka bukan tidak mungkin mereka akan kehabisan energi, habis logistik dengan percuma dan hasilnya? Sia-sia. Mari hijrah, sebelum petaka datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H