Virus corona atau yang di sebut Covid-19 adalah virus yang menyerang pernapasan manusia. Saat ini belum di ketahui penyebab dari virus corona. Akan tetapi virus ini tersebar oleh hewan dan mampu menjangkit dari satu spesies ke spesies lainnya, termasuk manusia. Virus corona ini berasal dari Kota Wuhan di China muncul pada bulan Desember 2019.
Saat ini, virus corona sudah tersebar ke bermacam negara yang ada di dunia, Menurut data sebaran di website gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Indonesia sudah ada 213 Negara yang terkena virus corona dan sebanyak 2.160.207 kasus yang telah terbukti kebenarannya. Sudah 146.088 orang yang meninggal dunia akibat virus corona. Di Indonesia saat ini ada 6.248 orang yang terkonfirmarsi positif covid-19, 631 orang sembuh dan 535 orang meninggal dunia.
Menurut menteri keuangan Sri Mulyani, bila Covid-19 ini memiliki dampak yang lumayan berpengaruh dalam perekonomian baik dunia maupun Indonesia. Menteri Keuangan Republik Indonesia mengatakan bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan mencapai 2,3 persen. Dan apabila dalam situasi terburuk, ekonomi Indonesia bisa minus hingga 0,4 persen. Â Penyebab rendahnya pertumbuhan ekonomi Indonesia ini yaitu turunnya minat konsumsi dan investasi masyarakat, di dalam lingkup rumah tangga dan lingkup pemerintah.
Sudah banyak sektor perekonomian terpengaruh oleh adanya virus corona ini, salah satunya yaitu pengaruh di sektor perbankan di Indonesia. Bank Indonesia (BI) memastikan kebutuhan dan kesehatan perbankan di Indonesia masih terpengaruh di tengah kekacauan ekonomi dari dampak penyebaran virus corona. Gubernur BI Perry warjiyo mengungkapkan bahwa kondisi perbankan di Indonesia saat ini jauh lebih kuat dibanding tahun 1998 dan 2008 dengan rasio CAR sekitar 23 persen, dan NPL yang rendah berkisar 2,5 persen secara gross.
Konsumsi rumah tangga memberikan kontribusi hingga 57 persen pada pertumbuhan ekonomi pada tahun 2019. Dan Selama 2020, pandemi membuat jutaan pekerja terpaksa kehilangan pekerjaan dan mengalami penurunan pendapatan. Seiring dengan kondisi ekonomi tersebut pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan I 2020 tercatat 2,84 persen(yoy). Lalu pada triwulan II 2020 mengalami kontraksi 5,51 persen(yoy), dan triwulan III terkontraksi 4,04 persen(yoy).
Penghasilan masyarakat yang menurun disebabkan oleh pandemi mengakibatkan sebagian sektor usaha mengurangi aktifitas atau tutup total. Angka pengangguran pun meningkat. Badan pusat statistik mensurvei angkatan kerja nasional pada agustus 2020 menunjukan, covid-19 berimbas terhadap sektor ketenagakerjaan. Sebanyak 29,12 juta orang atau 14.28 persen dari 203,97 juta penduduk usia kerja terdampak pandemi. Sehingga Jumlah pengangguran meningkat sejumlah 2,56 juta orang menjadi 9,77 juta orang. Jumlah pekerja formal turun 39,53 persen menjadi 50,77 persen juta orang dari total 128,45 juta penduduk yang bekerja. Dan begitupun sebaliknya, jumlah pekerja informal melonjak 60,47 persen menjadi 77,68 juta orang. Â Â Â
Pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk memulihkan ekonomi pascapandemi Covid-19 yang telah berlangsung sekitar tiga bulan. Menteri Koordinasi Perekonomian Airlangga mengatakan bahwa "Pemerintah akan terus mengeluarkan bermacam paket kebijakan baru untuk mengembalikan trek pertumbuhan ekonomi nasional," dalam pernyataan tertulis. Ia mengungkapkan pernyataan itu saat membuka Musyawarah Nasional Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) secara virtual, pada hari selasa (23/6/2020). Kebijakan itu salah satunya program Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan program Exit Strategy berupa pembukaan ekonomi secara beraturan mencapai tatanan baru. Akselerasi pemulihan ekonomi juga dilakukan dengan cara reset dan transformasi ekonomi.
Pemerintah telah menyiapkan lima langkah cepat agar perekonomian nasional kembali normal. Pertama, melakukan belanja besar-besaran agar meredakan kontraksi ekonomi akibat pandemi Covid-19. Langkah ini dipilih karena, pada masa krisis akibat pandemi Covid-19, belanja pemerintah dikatakan sebagai instrumen pengungkit pemulihan ekonomi. Selanjutnya, sektor swasta dan UMKM harus dipulihkan dengan stimulus. Menteri Kordinator  Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa "dengan belanja besar-besaran, permintaan dalam negeri meningkat dan dunia usaha tergerak untuk berinvestasi,". Yang kedua, pemerintah membuat Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Ketiga, pemerintah memberikan bantuan berupa kredit berbunga rendah, dan menyiapkan bermacam program agar UMKM bergeliat kembali. Salah satunya yaitu kebijakan restrukturisasi dan subsidi bunga kredit. Keempat, pemerintah menempatkan dana di perbankan untuk memutar roda ekonomi. Dan kelima, pemerintah melaksanakan penjaminan kredit modal kerja untuk koperasi. Dengan lima langkah ini, pemerintah menegaskan bahwa perkataan beberapa pengamat yang mengatakan pertumbuhan ekonomian indonesia akan semakin parah hanyalah ansumsi negatif.
Seluruh masyarakat berharap agar Covid-19 cepat berakhir agar ekonomi kembali stabil. Kita ketahui bahwa Covid-19 sudah banyak merugikan negara dalam hal kesehatan yang berdampak pada perekonomian, oleh karena itu seluruh masyarakat indonesia harus bekerja sama untuk mematuhi protokol kesehatan yang sudah di tetapkan oleh pemerintah agar masyarakat yang terpapar Covid-19 tidak bertambah dan segera pulih kembali, dengan begitu Covid-19 akan cepat berakhir. Sehingga perekonomian indoensia pun dapat membaik dan aktifitas masyarakat dapat berjalan normal kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H