Saya bukan bermaksud plagiat untuk tulisan kali ini, dikarenakan blog saya menulis tentang herbal dan rempah-rempah indonesia; berita terbaru dari detik.com adalahnasib herbal Indonesia.Setelah saya membaca detik.com hari ini di http://www.detikhealth.com/read/2010/10/21/140056/1471242/763/nasib-herbal-kunyit-dipatenkan-di-jerman-temulawak-di-as?l991101755, apakah komentar kita bersama mengenai pematenan Temulawak oleh AS dan Kunyit oleh Jerman. Jangan salahkan negara mereka jika kita ingin maju dan berkembang, Salahkan diri kita yang tidak peka akan kekayaan Negara kita,. Mengenang kejadian batik; kita hampir saja perang dengan Malaysia; tetapi kalau bisa diteliti lebih dalam; kenapa dari dulu kita tidak mematenkan hal tersebut. Setelah dimiliki oleh negara lain; baru saja kita ribut-ribut. Mau menyalahkan pemerintah ? Kembali ke temulawak; saya sebagai penjual herbal di dunia maya: www.ijemherbal.pasarberingharjo.com, sering sekali mendapatkan email dari negara kita sendiri; atau luar negri untuk menanyakan stock-stock rempah. Awal saya bergerak dibidang ini; saya sering kaget ketika mereka menanyakan jumlah rempah dalam ton-tonan bahkan container. Ternyata untuk memenuhi kebutuhan eksport ke luar negri. Pernah juga saya berkecimpung di dunia ini; pemesan 5  ton cengkeh; saya lari ke pelosok2 membeli dari mereka dan menjual pada klien saya. Tiba-tiba saya berpikir; mengapa saya menjadi pecundang menjual rempah-rempahmentahke luar negri. Saya berhenti dari pekerjaan tersebut yang memang secara nominal menguntungkan saya. Kemudian saya, Belajar semua rempah dan meraciknya; menjual kepada orang-orang yang mebutuhkan, subsidi pendapatan saya terbesar pada rempah-rempah kecantikan yang memang pemasukkan nya luar bisa. Saya makin bersemangat mengolahnya. Makin bersemangat mempelajari rempah-rempah dan meraciknya, keuntungan ternyata lebih besar ketika saya meraciknya. Tidak sekedar menjual barang mentah; tetapi penjualan saya dihitung dari produksi  dan jasa; sehingga harga jual rempah saya akan makin mahal. Masih saya mendapatkan email-email dari luar negri dan teman-teman di indonesia yang menanyakan stock dan harga rempah2 kita. Disitu saatnya saya menceritakan bahwa saya tidak akan menjual rempah mentah keluar negri. Seringsekali via YM dan email saya dan beberapa klien berdebat mengenai penjualan rempah mentah ini. Beberapa rempah yang saya kalkulasi sering diminta pihak asing ke email saya diantaranya adalah 1. Kapulaga, 2. Temulawak 3. Cengkeh 4. Jahe Merah 5. Kunyit, dll ( data pribadi saya berdasarkan permintaan email selama 6 bulan terahkir ini)
Mungkin saya ikutkan beberapa email yang meminta rempah2 mentah dari perusahaan saya:
Perkenalkan kami PT. Dxxxx Fexxxra bertempat di Surabaya - Indonesia. Saat ini kami membutuhkan jahe kering ( potong dan utuh ) atau slice dry ginger dan whole dry ginger.
Maka dengan ini kami membutuhkan penawarn terbaik dari perusahaan Bapak/Ibu , berdasarkan detail informasi seperti :
1. Minimum order
2. Cara pembayaran
3. Waktu penerimaan setelah pembayaran
4. Detail packing
5. sample
6 . Qty per container
Secara regular kami mengexport fertilizer/ pupuk tetapi client regular kami saat ini jg membutuhkan jahe potong kering dan jahe utuh kering. Kami berharap dapat bekerja sama Dan mendapat penawaran terbaik beserta samplenya ke alamat kami. Dalam waktu dekat client kami akan visit ke Indonesia dan ingin melihat sample Anda.
Masih pada idealisme saya sebagai peracik jamu; saya sadari ada beberapa hal yang harus saya perhitungkan, yaitu membuat depkes hasil olahan rempah saya ternyata sangat mahal sampai ratusan juta; duit dari mana?. Kendala yang lain saya  harus perhitungkan kembali proses alat produksi pengolahan rempah dan jamu kurang terbaru disini, mesin yang kurang baik untuk menghasilkan kualitas produksi yang baik. Masalah selanjutnya mengutip pada tulisan detik tadi mengatakan Banyak ilmuwan kita melakukan penelitian awal di Indonesia, namun pada tahap akhir harus dibawa ke luar negeri karena di sana lebih mudah mencari sponsor. Kalau sudah begitu, hasilnya sekalian dipatenkan di negara tersebut," Jalan keluar untuk saat ini; saya menjual rempah dengan bentuk simplisa kering. Tentu saja ini lebih aman; karena dilihat masih berbentuk tanaman, sehingga para pembeli yakin tidak ada kandungan yang lain; dan saya dapat menjualnya tanpa depkes; masihundergroundaliasa kekurangan modal. Selain itu saya sibuk juga menulis seputar herbal baik di web/ blog2 yang telah saya buat. Semoga teman-teman bisa memiliki kesadaran yang sama untuk tidak pernah menjual barang mentah keluarnegri. Berusahalah; idealis itu pasti bisa dipertahankan selagi kita mau dan berusaha. Lihat apakah hasil dari berita informasi Kunyit dan temulawak dipatenkan oleh 2 negara Asing tersebut. Seberapa besar pengaruh berita ini pada negara kita. Berita dari kutipan detik.com diatas mengatakan :Untuk melindungi herbal asli Indonesia dari pembajakan sumber daya hayati (biopiracy), pemerintah melalui Kementerian Kesehatan membentuk Komisi Nasional Saintifikasi Jamu. Pembentukan komisi tersebut saat ini tengah berlangsung di Bali, selama 2 hari yang berlangsung 21-22 Oktober 2010. Kita lihat nanti
Vidya Acarki Peracik jamu yang masih kesulitan dalam membayar depkes dan hak paten :) Ada pertanyaan seputar herbal dan berbagai penyakit; hubungi FB saya ya ( Vidya Acarki); saya akan coba membantu. Tenang saja; saya bukan penjual obat apalagi MLM dengan seribu sistem :)
Lihat juga :
Khasiat Temulawak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H