Mohon tunggu...
Rachmita Putri
Rachmita Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMM

Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Kelompok 73 Gelombang 2 Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membuat Jemblem Kekinian Bareng Ibu PKK Dusun Gamoh

24 Maret 2021   17:00 Diperbarui: 24 Maret 2021   17:05 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan PMM Universitas Muhammadiyah Malang kelompok 73 gelombang 2 bimbingan Dosen Pendamping Lapangan (DPL) Sofa Amalia S.Psi, M.Si mengambil tema peningkatan potensi hasil pertanian di dusun Gamoh, Prigen, Pasuruan yang dilakukan secara tatap muka dan praktik langsung dalam pembuatan suatu produk. 

Kegiatan tersebut diselenggarakan pada hari Sabtu, tanggal 20 Maret 2021 yang bertempat di Balai Dusun Gamoh dengan dihadiri oleh 15 orang terdiri dari ibu-ibu PKK dan warga sekitar. Meskipun adanya progam pembatasan kegiatan masyarakat oleh pemerintah, tak menyurutkan antusiasme warga sekitar dalam mengikuti kegiatan tersebut. Acara tersebut berjalan lancar dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Banyaknya tanaman singkong di daerah tersebut membuat tim PMM UMM kelompok 73 ingin meningkatkan potensi olahan singkong menjadi suatu produk makanan tradisional yakni jemblem yang memiliki nilai jual tinggi. Meskipun produk makanan tradisional kurang diminati oleh para anak muda, tim PMM UMM tetap optimis bahwa produk makanan tradisional dapat menarik minat anak muda dengan pengembangan produk saat ini. "jika tidak ada pengembangan dan pelestarian makanan tradisional oleh generasi muda, maka produk tersebut akan hilang bahkan bisa diakui oleh negara lain" ujar Ria Fitri selaku anggota tim PMM UMM. 

Selain itu, dalam acara tersebut turut mengundang narasumber (Susi, 45 tahun) yang merupakan orang tua dari salah satu mahasiswi tim PMM UMM kelompok 73 gelombang 2 dan memiliki keahlian yang cukup dalam bidang mengolah bahan mentah menjadi suatu produk dalam meningkatkan harga jual produk tersebut. Pada sambutannya narasumber mengatakan "menurut pengamatan saya, produk makanan tradisional di hotel dan restoran memiliki harga yang cukup tinggi dibanding yang biasa dijual dipasaran padahal ukurannya lebih kecil, hal ini dapat disebabkan kurangnya pengembangan produk tersebut yang mengakibatkan menurunnya angka konsumen". 

Pengembangan produk jemblem yang semula hanya berisi gula merah menjadi produk yang berisi varian rasa seperti keju, coklat, dan selai dengan ukuran yang lebih kecil, sehingga memiliki harga jual tinggi dan menarik minat konsumen terutama anak-anak generasi muda atau biasa disebut generasi Z.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun