Mohon tunggu...
Yuni Rachmi
Yuni Rachmi Mohon Tunggu... -

Seorang penggemar jalan-jalan dan wisata kuliner. Melalui media kompasiana ini mencoba belajar memperkaya kemampuan menulis di berbagai bidang yang berbeda dari yang tiap hari digeluti.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Tahu Gejrot

24 April 2012   08:38 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:11 840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jangan pulang dulu. kubawakan tahu gejrot." Begitu isi pesan bbm yang baru saja kuterima dari salah satu teman kantorku yang sedang tugas luar. Pesan ini pun langsung kusampaikan ke teman-temanku seruangan. Semua pun tertawa, dan siap menunggu kehadiran tahu gejrot untuk disantap beramai-ramai di kantor. Entah dimana temanku bisa menemukan tahu gejrot di Surabaya. Sebab bisa dibilang makanan langka di kota pahlawan ini. Awalnya aku juga tidak mengetahui seperti apa tahu gejrot itu. Setiap kali aku berjalan-jalan di Jakarta aku sering melihat pedagang pikulan yang menjual tahu gejrot. Ada juga yang menjual tahu gejrot ini dengan membawa sepeda. Terus terang aku belum pernah membeli makanan ini di pedagang keliling itu. Mohon maaf agak takut kalau kurang higienis. Yang kutahu Tahu Gejrot ini makanan khas dari Cirebon. Meski sering lewat tapi kan aku belum pernah jalan-jalan ke Cirebon makanya beli tahu gejrot di tempat yang benar masih mimpi. Kebetulan suatu waktu aku sempat makan malam dengan teman di salah satu foodcourt di Jakarta Pusat. Melihat berbagai menu yang dijual aku bingung milih makan apa. Tapi karena kurasa masih kurang kenyang aku sengaja beli Tahu Gejrot Cirebon. Aku penasaran pingin memperhatikan seperti apa sih tahu gejrot ini sebenarnya. Saat memesan di stan tahu gejrot, kulihat selain tahu ada bawang merah, bawang putih yang ditempatkan di dalam kotak kacanya. Tak berselanglama mereka pun menyajikan tahu gejrot pesananku. Keunikannya mereka tempatkan tahu gejrot ini dalam cowek (bahasa jawa) jadi lain daripada yang lain. Penampilannya menarik karena ditata secara rapi. Tahu putih goreng (sumedang) yang dipotong tipis-tipis diguyur sausnya dan diberi tusuk gigi untuk memudahkan memakannya. Aku mulai menyantap tahu gejrot ini. Ternyata uenak. Sepertinya bumbunya adalah bawang merah, bawang putih, cabe hijau rawit, gula merah,air asam, kecap manis, dan garam. Semua bumbu itu diuleg kasar jadi serat bawang dan cabenya masih terlihat jelas. Rasanya manis, asin tapi juga asam atau kecut. Selain itu juga puedes. Bumbu/kuahnya banyak jadi puas. Mungkin kalau ada krupuk bisa lebih sip lagi. Tahu gejrot ini cocok sebagai makanan selingan sebab porsinya kecil dan tidak mengenyangkan tapi puas sebab maknyus. Coba belinya di Cirebon pasti rasanya lebih lezat lagi. Wah jadi ingin main ke Cirebon deh.Seperti apa ya tahu gejrot ala Surabaya. Jadi taksabar segera menyantapnya. Sayangnya kok belum-belum datang ya yang bawa tahu gejrot. hehehe.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun