Mohon tunggu...
Rachmawati Ash
Rachmawati Ash Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis, dan pegiat literasi

Hobi menulis, membaca dan menonton film romance. Kegiatan mengajar di SMA, menulis novel, cerpen, artikel dan bahan ajar. Mengisi materi literasi ke sekolah-sekolah di Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Kali Pamali

21 November 2024   04:54 Diperbarui: 21 November 2024   06:57 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ayam ini kelak akan mengantarkanmu kepada ayahmu, Nak. Kamu akan mengalahkannya dan menjadi raja yang arif bijaksana." Ucap Jaka Poleng kepada Ciung Wanara.

Telur yang dierami Jaka Poleng tumbuh begitu cepat, selalu menang dalam sabung ayam di mana pun. Prabu Arya Pakebonan segera menantang Ciung Wanara untuk mengalahkan ayamnya. Dalam sabung ayam tersebut ia kalah tetapi tidak terima. Ia perintahkan putranya yang bernama Arya Bangah untuk memenjarakan Ciung Wanara. Pengikut Ciung Wanara tidak terima, maka terjadilah perang antara Ciung Wanara dengan adiknya Arya Bangah. Masyarakat yang tidak bersalah banyak yang menjadi sasaran dan tew4s.

Seorang penasihat raja yang bernama Sri Demunawan memutuskan membagi kerajaan menjadi dua wilayah: barat dan timur yang dipisahkan oleh sebuah sungai. Sri Demunawan merajah sungai tersebut agar kedua belah pihak tidak saling mengganggu. Kemudian sungai itu diberi nama Kali Pemali yang artinya larangan.

"Barang siapa yang ingin berdamai, maka ia harus menghormati penghuninya. Selain itu tidak boleh membangun rumah menghadap ke timur dan ke barat."

Kehidupan masyarakat menjadi tenang, sampai masa pemerintahan Pangeran Puspanegara. Ia terkenal tidak mau tunduk kepada Mataram dan Belanda, oleh karena itu ia menjadi musuh Nyi Gede Rokidul yang ternyata isteri ghaib Raja Mataram. Nyi Gede Rokidul menguasai seluruh air termasuk kali pemali. Kemudian Pangeran Puspanegara memerintahkan kepada Jaka Poleng untuk menjaga keselamatan dan kesejahteraan masyarakat Brebes. Jaka Poleng yang merupakan jelmaan Begawan Permanadikusuma menerima titah dengan tulus dan penuh tanggung jawab.

**

Mbah Tadam merapal mantra di tepi sungai. Orang-orang memukulkan sapu lidi lanang ke pepohonan, tiba-tiba tubuh Fahmi muncul dari dasar sungai pemali. Menantu Risto terbujur kaku, dengan pakaian pengantin yang masih lengkap ia tidak lagi bernyawa.

Rachmawati Ash. Penyuka tulisan dan film romance.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun