Mengutip Tribun Jambi, setidaknya 16 hektare lahan di dua kabupaten sudah terbakar pada 25 Juli lalu. Yakni 10 hektare di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan 6 hektare di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Sementara di Kabupaten Merangin, sejak sepekan terakhir asap perlahan mulai mengotori udara di sana. Â Tak heran, seperti diberitakan kompas.id, tiga kabupaten di Jambi, yakni Merangin, Sarolangun, dan Muarojambi, kini statusnya Siaga Darurat. Status yang kemudian ditetapkan pula oleh Pemprov Jambi, bahwa Jambi kini Siaga Darurat Karhutla.
Lalu apa solusi?
Tanggap terhadap keberadaan titik api adalah keniscayaan. Siapa saja yang harus terbangun kesiagaannya? Bumi Melayu mengenal seloko, berjenjang naik betangga turun. Maka semua pihak harus terlibat. Mulai dari masyarakat, perusahaan perkebunan ataupun HTI, hingga pemerintah. Maka, langkah pemda dengan mentapkan status siaga darurat karhutla adalah langkah tepat.
Maka, mereka para laskar api para Manggala Agni, BPPD, TNI dan Polri serta masyarakat tanggap api adalah penjaga di ring terluar Asian Games. Mereka satukan energi untuk padamkan api, untuk negeri, untuk lancarnya Asian Games dan kemanusiaan. Jarak mereka boleh saja terpaut jarak ratusan kilometer dari venue berbagai perlombaan. Mereka bekerja dalam diam, menembus arang dan debu, bertaruh nyawa. Semoga saja, kita tak perlu diingatkan lebih dulu dengan bencana asap yang massif, Â baru bertindak. (*)
Sumber foto; tribunsumsel
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H