Mohon tunggu...
Rachmawan Deddy
Rachmawan Deddy Mohon Tunggu... Jurnalis - Profesional

Sarjana Pertanian yang berladang kata-kata. Penulis buku Jejak PKI di Tanah Jambi dan Jejak Sejarah Lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Yakinlah Ini Hanya Fenomena Meteor

26 April 2010   08:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:34 1131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membicarakan artis, selebritis masuk ke ranah politik bukan kali ini menjadi topik di masyarakat. Ketika musim caleg tahun lalu, media, masyarakat memperbincangkannya. Intinya satu, sejauh mana peran mereka di DPR. Maklum masih ada anggapan mereka hanya menjual popularitas tanpa didukung kemampuan intelektual. Kalau tidak salah, ada 18 artis yang kini duduk di Senayan. Mewakili penggemarnya, fansnya, eh, maaf maksud saya konstituennya. Artis yang terjun dalam dunia politik bukanlah fenomena baru. Ambil contoh saja Di Amerika Serikat. Ada Arnold Schwarzeneger sebagai gubernur California. Aktor yang cukup dikenal dengan Terminatornya itu, siap sangka terpilih menjadi gubernur. Meskipun suatu ketika ia dilempar telur busuk ketika kampanye (kalau tak salah ingat, hehe). Padahal, setahu saya awalnya ia hanyalah seorang binaragawan. Artis, sejatinya hanyalah sebuah profesi. Dari sana mereka menyalurkan kreatifitasnya, dan menjadi sumber penghidupan tentunya. Dan sepanjang mereka warga Negara republik ini, toh mereka mempunyai hak politik yang sama dengan warga Negara dari profesi lainnya. Sebagaimana para wakil rakyat di daerah. Tidak sedikit di antara mereka hanya tukang ojek awalnya, kontraktor kecil-kecil, atau aktivis LSM “asal”. Kini, di negeri ini dalam konteks ini, Julia Perez dan Maria Eva yang tengah jadi sorotan. Si Juve mengincar posisi wabup Pacitan, kampong kelahiran Presiden Soesilo BY. Sementara, ME yang pernah tersandung kasus video m***m, memilih Sidoarjo. Belum lagi prokontra masyarakat hilang, belakangan Mendagri Gamawan Fauzi melempar wacana bahwa Kepala Daerah tidak boleh orang yang pernah berzina. Soal satu ini sih saya setuju. Tapi tentunya, berzina yang seperti apa. Jika zina dimaksud berhubungan suami istri di luar nikah, tentu harus ada saksi yang melihat timba masuk sumur, sebagaimana istilah di alquran. Intinya, pemimpin memang jangan sampai cacat moral. Penolakan masyarakat, utamanya terhadap Jupe sih sah-sah saja. Toh, mereka yang akan dipimpin. Mengharapkan pemimpin yang ideal, bersih, dan tentu tidak mengumbar sensualitas, hal yang lumrah. Kalau soal dukungan parpol terhadap artis, ah saya pikir itu tidak perlu diperbincangkan jauh. Bukankah parpol alat untuk merebut kekuasaan. Jadi, jika parpol berpikir pragmatis, ya memang begitu yang kerap muncul di permukaan. Artis, utamanya mereka yang tidak didukung talenta mumpuni, nasibnya akan seperti bintang jatuh ataupun meteor. Bersinar, melesat cepat, lekas pula hilangnya. Sebut saja, fenomena meteor. Yakinlah, ribut-ribut soal penolakan Jupe atau ME akan lekas pula hilang. Tidak akan ada lagi perdebatan. Terlebih pada dasarnya, kata orang sih, kita bangsa yang mudah lupa. Lihat saja ketika Jupe mengunjungi pesantren di Pacitan belum lama ini. Ah, hadirin yang hadir seperti melihat bintang jatuh, para santri seperti terkesima dengan sosok pelantun belah duren itu. Hm…masih ada urusan bangsa ini yang juga tak kalah penting. Selamat menikmati fenomena meteor. Salam lupa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun