Stop! Buat kamu yang udah terlanjur "ngeklik" untuk masuk ke laman ini dan merasa bahwa ini adalah artikel serius yang akan membahas tandingan stafsusnya pak Jokowi, segeralah pindah ke laman lain, dan terimakasih karena udah "ngeklik".
Jadi, nggak ada yang serius dengan artikel ini. Ini hanya akan menceritakan segelitik (geli ah...) pengalaman kaum awam yang mencoba jadi milenials. Entah milenials murni atau milenials bikin-bikinan.
Awalnya sederhana. Apalagi kalau bukan untuk kompetisi. Tanpa kompetisi rasanya dunia tak segar. Tanpa kompetisi rasanya hidup jadi tawar. Emangnya roti? Ada yang tawar? Sudahlah, nanti kita merembet bahas roti TeElJe pula. Lho? Nggak tau isu itu? Walah, masak sih? Kirain dah pada tahu soal roti yang beragama itu.
Ah sudahlah! Ayo kembali ke topik tentang milenials. Menurut kamu, milenials itu apa sih? Apa sih yang membedakan manusia golongan ini dengan manusia golongan lainnya? Eits, ya tetap manusia lah ya... soalnya saya mendengar ada suara-suara sumbang. Anyway... ayo sebutkan ciri-ciri milenials...
Pertama, katanya milenials itu cuek, ini katanya lho, nanti kamu-kamu yang milenials beneran bisa mencoba meluruskannya, agar pemahaman kita kembali ke jalan yang benar, jalan yang lurus, jalan yang dikehendaki oleh... bla... bla... Â (btw, nanti pada demo nggak ya pas 2 Desember? Ah sudahlah.. jangan dibahas lagi tentang komisaris utama itu). Jadi kalau bener milenials itu cuek, gambarannya seperti apa? Cocok nggak digambarkan dengan tema kerangkeng, walau terpenjara tetap bergaya cuek-bebek dan dalam pikirannya hanya 2 kata yang ada yaitu "BODO AMAT". Hmmm... bisa jadi... bisa jadi...
Ketiga, katanya ada gaya fashion tertentu kaum milenials. Tapi kalau dilihat intinya kembali ke nomor dua ya, serba simple dan nggak ngerepotin.
Sudahlah, selesai sudah artikel ini. Supaya ada sedikit nyerempet stafsusnya Jokowi, di artikel ini kita nggak bertujuh hanya enam yang kelihatan karena yang satu lagi dirawat di rumah sakit. Ini kayaknya ciri milenials berikutnya kali ya? Sakit dikit langsung dirawat huss... sudah jangan dibahas. Yang pasti gaji kita cukuplah buat ngopi-ngopi walau nggak sampai 51 juta (kenapa nggak bulet aja 50 juta ya...). Bagi dong...
Udah ah... bye... salam semangat!