Mohon tunggu...
Rachmat Hidayat
Rachmat Hidayat Mohon Tunggu... Sejarawan - Budayawan Betawi

a father, batavia, IVLP Alumni 2016, K1C94111, rachmatkmg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Serunya Piala Dunia "Zaman Old" ketimbang Sekarang

25 Juni 2018   09:43 Diperbarui: 25 Juni 2018   09:47 941
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi kami generasi anak tahun 80-an, liburan sekolah biasanya diisi dengan main (sepak) bola seharian penuh. Tiada hari tanpa main bola. Hiburan kami, anak-anak yang orang tuanya tak berduit, memang main bola. Kalaupun bisa pergi berlibur, paling banter hanya ke kebun binatang Ragunan, tak lebih. 

Untungnya, di Jakarta masa itu, masih banyak tersedia lapangan bola. Dan, waktu musim liburan panjang anak sekolah (Juni-Juli) tiba, saat itulah digelar pertandingan bola antar kampung. 

Para pemuda membuat turnamen sepak bola yang diperuntukkan tak hanya untuk orang dewasa, namun juga anak-anak kecil, usia 9 hingga 12 tahun seperti kami. Hampir di setiap pelosok-pelosok kampung di Jakarta selalu ada turnemen sepak bola antar kampung yang memperebutkan berbagai hadiah. Istilahnya dikenal dengan turnamen "tarkam".

Turnamen sepakbola antar kampung akan semakin seru bila moment tersebut bertepatan dengan event akbar sepakbola dunia, seperti Piala Dunia. Kebetulan ditahun 1986 ada Piala Dunia yang dilangsungkan di Mexico. 

Saat itu, aku duduk di kelas 4 SD. Bagiku yang seudah lebih berkepala empat, mengingat kejadian 32 tahun silam tentu bukan perkara mudah. Alhamdulillah, ingatanku pada sekelumit kecil peristiwa bersejarah masa kecilku masih terpatri dengan jelas. 

Di masa itu, aku hampir hapal semua nama-nama pemain sepakbola yang mengikuti Piala Dunia dari 24 negara peserta. Aku hapal lantaran senang membaca berita olahraga, khususnya sepakbola.

Saban Jumat, aku bela-belain untuk tidak jajan supaya dapat membeli koran Kompas dimana disisipkan tabloid "BOLA" didalamnya. Selain BOLA, ada pula tabloid "Tribun Olahraga", yang terbit setiap selasa/rabu, kalau tak salah.

Tim Jerman Barat (www.fifa.com)
Tim Jerman Barat (www.fifa.com)
Pada Piala Dunia 1986 itu, tim favorit-ku adalah Brazil, dengan Careca, sebagai pemain idolaku. Lain halnya dengan teman-temanku. Mereka kebanyakan mengidolakan Maradona, striker dari Argentina. Ada pula yang mengidolakan Gary Lineker, striker Inggris. Juga Thomas Brolin, penyerang Swedia. 

Di tim tuan rumah sendiri, ada Hugo Sanchez. Dan, kebetulan ke-empatnya-nya memakai kaos tim bernomor punggung 10. Ketika main bola itulah, lantaran menggandrungi figur-figur striker top dunia, kami pun sering rebutan untuk memakai nomor punggung yang kerap dipakai oleh mereka. 

Bila teman-temanku yang lain berebut untuk memakai kaos bernomor 10 (Maradona), aku lebih suka nomor 9, nomor yang dikenakan oleh Careca, pemain idolaku. Dan sejak itulah, oleh sebagian anak-anak yang lebih tua, ketika bermain bola, aku sering diledek dengan panggilan "Rachmat Careca", heheh...

/www.sfgate.com
/www.sfgate.com
Oh ya, dari dulu hingga sekarang tim favorit-ku tak pernah berubah, selalu Brazil. Meski waktu kecil aku tak tahu persis dimana letak Negara Brazil, namun bagiku Brazil dengan gaya samba-nya mampu mempesona anak ingusan sepertiku untuk ikutan latah menjagokan salah satu Negara peserta Piala Dunia. Teman-temanku yang lain kebanyakan menjagokan Argentina, Inggris, Italia, dan Jerman Barat. 

Nama-nama seperti Careca, Muller, Socrates, Elzo, Alemao, dari Brazil aku hapal semuanya, begitupun nama-nama dari dari negara lainnya, seperti Maradona, Oscar Ruggeri, dan Burruchaga dari Argentina; Hugo Sanchez dari Meksiko; dan Enzo Scifo dari Belgia. Ada juga Rudi Voller, Lothar Matheus, dan Rummaniege, dari Jerman Barat. 

Hampir semua pemain tim peserta piala dunia 86, aku ingat, mulai dari kiper, bek, gelandang hingga penyerang. Dan, kalau disuruh untuk mengingatnya kembali, rasanya cuma nama-nama yang kusebutkan itu yang tersisa dalam ingatan saat ini.

Begitulah, selepas musim liburan atau hari pertama masuk sekolah, beragam cerita tentang petualangan liburan pun di mulai. Bagi yang tidak berlibur dan hanya main bola saja, tentu cerita tentang keriuhan pertandingan Piala dunia Mexico menjadi sentra dan highlight topik obrolan yang tak habis-habisnya. 

Dengan kemampuan naratif bercerita yang nyaris menyamai komentataor sepak bola, Sambas, temanku bercerita bagaimana Maradona meliuk-liukkan tubuhnya dalam mengocek bola. 

Dalam riungan obrolan di kelas, aku pun tak mau ketinggalan, aku sangat antusias ketika menceritakan bagaimana tandukan dari Socrates mampu memenangkan Brazil dengan skor tipis 1-0 kontra Spanyol, di Stadion Guadalajara, Mexico. itulah cerita kami, anak ingusan tahun 80-an dalam mengisi liburan sekolah. 

Bagaimana dengan kalian anak milenial? Ditunggu cerita kalian di tahun 2045, nanti!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun