Namun menariknya, setelah dijalani bulanan hingga berbilang tahun, ternyata menurut rekan-rekan kami yang lama berkarier di pulau, kerja di pulau itu enak, tidak "dikejar-kejar" seperti bila kerja di darat. Kerja bisa dibawa nyantai sembari liburan.
Kalau sudah cinta pulau, dijamin takkan mau bila ditarik ke darat. Pulau bagi mereka sudah seperti rumah kedua. Seminggu tak dinas ke pulau seperti setahun tak pulang kampung 'tuk berlebaran. Sayangnya, tak banyak model pegawai "aneh" macam gini. Rata-rata bila ditawari balik ke darat, pasti kami ngucap syukur.
Sore hari selepas jam kerja, kami biasanya bermain di pinggir pantai, berenang, ataupun sekadar membasahkan telapak kaki agar tersapu ombak laut yang tenang. Yang hobi snorkeling, tentu tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Keindahan ikan-ikan di perairan sekitar Pulau Pramuka, Harapan, Tidung, dan Pulau Karya sangat layak untuk dicumbu.
Oh ya, hanya berjarak hisapan sebatang rokok, Pulau Karya dapat ditempuh dengan menumpang ojek kapal bertarif tiga ribu perak dari Pramuka. Pulau Karya ini adalah pulau tanpa penduduk yang memang diperuntukkan untuk mess pegawai dan aktivitas sebagian roda pemerintahan. Selain renang, memancing adalah kegiatan yang cukup banyak membantu untuk mengatasi kejenuhan bekerja.
Kadang kami tertawa geli ketika mendengar celotehan tamu/mitra kerja ketika kami undang hadir ke Pulau. "Wah, enak ya pak Rachmat, kerja sambil liburan.."
Whattt, loe pikir gw piknik?? Grrgrrr.. Begitulah, bagi orang luar melihat kami enak, namun coba saja sebulan bolak balik pulau-darat, dijamin badan renteg...
Salam dari pulau!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H