Mohon tunggu...
Rachmat Hidayat
Rachmat Hidayat Mohon Tunggu... Sejarawan - Budayawan Betawi

a father, batavia, IVLP Alumni 2016, K1C94111, rachmatkmg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tips dan Trik Menghadapi Razia Polisi

11 Agustus 2016   15:40 Diperbarui: 11 Agustus 2016   15:53 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Walau telah mengemudi motor (bikers) selama lebih dari 20 tahun, tak jarang ada beberapa kali saya kena tilang polisi. Macam-macam sebab yang membuat saya kena tilang. Ada yang salah jalan, seharusnya masuk jalur lambat, ehh ke jalur cepat. Sialnya, didepan polisi sudah menunggu. Ada pula yang melanggar larangan atau rambu lalu lintas, namun ini tak banyak, palingan hanya satu dua kali saja. Jelek-jelek begini, saya orang yang patuh aturan dan taat asas. Hampir dibilang tak pernah saya kena tilang lantaran melanggar rambu lalu lintas.

Nah, diantara sekian banyak kena tilangan, maka tilang yang disebabkan oleh operasi (razia polisi) inilah yang paling banyak saya terima. Maklum, aparat berseragam coklat ini rutin menggelar razia di ruas-ruas jalan yang sering saya lewati. Lalu, kenapa saya bisa kena tilang? Jawabannya sederhana, lantaran saat diberhentikan polisi, saya tidak dapat menunjukkan SIM yang masa berlakunya masih valid. Maklum saja, selama hampir 15 tahun lebih SIM saya expired alias sudah mati. Jadilah saya kena tilang dalam razia itu.

Kalau dirata-rata, hampir 4 (empat) tahun sekali saya kena tilang. Biasanya bila ada razia besar-besaran, dan saya sulit untuk mengelak kabur, maka tilang lah yang saya dapat. Seringnya sih saya lolos bila hanya ‘razia’ kecil-kecilan (saya beri tanda kutip lantaran razia itu saya nilai bukan razia resmi) yang hanya dilakukan oleh 2 – 3 orang polisi..

Oh ya, karena kantor saya berada di kawasan Pulo Gadung, Jakarta Timur, maka jalur BY Pass adalah rute favorit saya dari dan ke rumah di selatan Jakarta. Jalur yang sering saya lewati akhir-akhir ini adalah jalan Pemuda, lalu berbelok ke By Pass (membentang dari sejak PGC Cililitan hingga Cempaka Putih). Biasanya bila sore hari, selepas jam 15.00 Polantas ngadain Razia di deket pasar Gembrong, sebelum Warung Sate Giyo. Mereka kadang tukar-tukar posisi, namun seringnya ada di jalur cepat, ketimbang di jalur lambat.

Karena sudah tahu dan hapal kebiasaan ‘musuh,’ saya jadi tahu juga trik untuk ‘memperdaya’ mereka. Kepada para Bikers, bukan bermaksud mengajari hal yang tidak benar atau melanggar hukum, namun tip ini hanya sekadar berbagi pengalaman saat saya berhadapan dengan polisi lalu lintas yang bertugas. Berikut yang sering saya perbuat:

  1. Jika yang ‘ngerazia’ hanya dua hingga lima polisi. Saat mereka nyetopin, perlambat laju kendaraan (motor) untuk kemudian Kabuurrrrrrr. Kalau bisa kabur kenapa harus berhenti, kabur lebih baik. Mereka takkan mengejar kita karena jumlah mereka sedikit. (Kabur ini dilakukan karena tak bawa SIM).
  2. Bila yang ngerazia belasan hingga puluhan polisi (biasanya memakai beberapa mobil patroli polisi dan motor dinas). Razia ini adalah razia resmi, ada perwira polisi yang memimpinnya.  Menghadapi razia model ini, maka: “Don’t be panic”. Perlambat laju motor anda, tatap wajah mereka satu-satu. Jangan coba untuk menghindar atau membelokkkan stang ke arah kanan. Biasanya para polisi dari jauh sudah ngincer. Mereka tahu kalau pengendara yang grogi dan cenderung mengambil jalur kanan maka bisa dipastikan mereka bersalah (biasanya si pengemudi tak bawa surat-surat lengkap, SIM STNK atau yang lainnya.)
  3. Jika yang ngerazia belasan atau puluhan Polisi, dan anda tak memiliki ‘amunisi’ yang cukup (spion gak lengkap, gak bawa surat-surat/SIM/STNK, lampu kendaraan mati, plat nomor hilang, dsb) maka kalau memungkinkan untuk menghindar, menghindar lah. Jangan cari perkara. Bila dirasa perlu, (jika AMAN, mundur saja, balik arah. Tapi mesti HATI-HATI bro.. lihat-lihat mobil dibelakang. Biasanya kalau untuk yang lawan arah ini, banyak kok temen-temen bikers yg bernasib seperti kita, memilih mundur atau putar balik).
  4. Selalu waspada. Ingat, jika arus lalu lintas di depan tersendat, pasti ada apa-apa di depan sana. SEGERA berdiri dari bangku motor anda, dan coba lihat ada kejadian apa di depan. Boleh jadi di depan ada razia polisi. Kalau ada, maka rule-nya adalah kembali ke nomor 2 dan 3.
  5. Jika TERTANGKAP. Nah ini apesnya. Akui bahwa anda salah, dan bilang: “Pak mohon maaf, mohon dikasih diskresi, saya buru-buru neh ada tugas NEGARA..”. Lalu keluarkan kartu-kartu sakti anda (memangnya Jokowi doang yang punya kartu sakti, hehhe) Kartu PNS/Kartu Anggota TNI/Kartu Anggota BIN/Kartu Pers/Kartu Mahasiswa/Kartu apa saja lah yang sekiranya kartu-kartu itu akan dapat menolong anda. Biasanya Polisi setelah melihat kartu sakti tersebut akan mempersilahkan kita lanjut.
  6. Dari poin 1 hingga 5 yang terpenting adalah poin 6, yakni: TIDAK PERNAH bertemu dengan razia polisi. Triknya adalah, berangkat pagi-pagi dari rumah ke kantor, lalu pulangnya agak sore-sorean, sekitar maghrib. Ingat, jangan keluar kantor atau kluyuran di jam-jam yang rawan razia, (jam 10 – 12 dan jam 14 – 16) kalau memang tak perlu-perlu banget. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun