Mohon tunggu...
Rachmat Hidayat
Rachmat Hidayat Mohon Tunggu... Sejarawan - Budayawan Betawi

a father, batavia, IVLP Alumni 2016, K1C94111, rachmatkmg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perlunya Physical Face yang Waardig; Menengok Icon Kota di Amerika

3 Mei 2016   14:15 Diperbarui: 3 Mei 2016   14:41 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Washington Monument

Saat melantik Ali Sadikin sebagai gubernur Jakarta di April 1966, Soekarno, di ujung senja kekuasaanya, berpesan pada Ali agar menjadikan kota ini mempunyai physical face yang waardig (wajah penampilan yang berharga) bagi Indonesia*. Untuk mewujudkan hal tersebut Jakarta harus mempunyai national pride, sesuatu yang menjadi kebanggaan nasional, sesuatu yang abadi, yang akan dikenang oleh umat manusia. Itulah visi kedepan seorang Soekarno yang sudah dapat menggambarkan akan seperti apa kota ini seharusnya dibangun.

Bung Karno, sebagai seorang pecinta wanita, seni dan keindahan, tentu mengharapkan kota Jakarta dibangun dengan memperhatikan aspek estetika dan sentuhan seni yang bernilai. Kita tahu, tahun 60 dan 70-an Jakarta laksana sebuah desa di kampung. Cuma bedanya, desa ini sangat luas. Big Village, itulah julukan yang disematkan media barat pada Jakarta. Tak ada keteraturan didalamnya, serba semrawut. Keindahan kota hanya dapat dipancarkan oleh sebidang ruang yang bernama bundaran HI dengan hotel Indonesia-nya, tak lebih dari itu.

nu2-572855b43fafbd1907ea9300.jpg
nu2-572855b43fafbd1907ea9300.jpg
Balaikota Utah

Nah, Jakarta sekarang tentu berbeda dengan zaman Bung Karno. Banyak perubahan yang terjadi. Namun, bila kita bandingkan Jakarta dengan kota-kota dari negara maju lainnya di dunia, tentu bagai langit dan sumur. Sangat jauh berbeda.

Dalam lawatan muhibahku ke negara Paman Sam Maret 2016 silam, aku terpesona dengan setiap tampilan, icon, dan penataan kota-kota yang kusinggahi. Akan selalu ada kekhasan dan ciri khusus yang melekat dalam masing-masing kota. Semuanya berbeda dengan aneka rupa, bentuk dan corak.

nu3-572855bdf67a6181071d96ac.jpg
nu3-572855bdf67a6181071d96ac.jpg
Washington Monumen

Washington DC misalnya, diwakilkan oleh Washington Monument yang menjulang tinggi -persis seperti Monas-, dengan jalan-jalan yang tertata rapi dan deretan bangunan yang sejajar tingginya. Sebagai pusat pemerintahan Amerika Serikat, DC menampilkan banyak karya monumental berupa patung-patung pahlawan dan monument peringatan perang yang pernah dilakoni bangsa Amerika. DC layak menyandang julukan sebagai kota peringatan atau kota yang tak pernah lupa akan jasa para pahlawan dan pendiri Amerika.

nu4-572855c71197730605297407.jpg
nu4-572855c71197730605297407.jpg
The Arch Gateway, St. Louis

Terbang ke barat, ke St. Louis, di kota berjuluk The Lau ini dulunya adalah wilayah Perancis. Oleh Jefferson, tanah di tepi sungai Mississippi itu dibeli. Di Tanah Lusiana ini ada sebuah icon kota yang sangat menawan dan artistic. Icon itu bernama “The Arch Gateway”, yang berbentuk oval setengah lingkaran. The Arch sendiri dibangun untuk mengenang visi Presiden Jefferson sebagai penanda dan peringatan akan ekspansi dan perluasan wilayah Amerika ke arah barat.

nu5-572855db3fafbd1607ea92fe.jpg
nu5-572855db3fafbd1607ea92fe.jpg
Liberty Bell, Philly

Beranjak ke Philadelphia atau Philly, kota ini di cirikan dengan Liberty Bell-nya. Bell ini adalah lonceng tanda peringatan kemerdekaan Amerika di tahun 1776, dimana Philly adalah kota tempat naskah kemerdekaan Amarika ditandatangani. Kini Liberty Bell menjadi icon Philly dan di tempatkan di Independence National Historical Park, dekat alun-alun kota.

Begitupun dengan Salt Lake City, Ibukota negara bagian Utah ini terkenal dengan mayoritas penganut ajaran mormon. Gereja mormon di pusat kota layak di sandingkan dengan kuil Taj Mahal, di India sebagai icon kota berpenduduk 187 ribu jiwa ini.

nu6-572855e31593730208181cb8.jpg
nu6-572855e31593730208181cb8.jpg
Gereja Mormon, Salt Lake City

Itulah Amerika, dari timur ke barat kota yang kusambangi mempunyai bentuk dan ciri khas yang unik, yang tidak dimiliki oleh wilayah atau kota lainnya. Keunikan tersebut terefleksikan dari monument, tugu atau karya seni yang bernilai sejarah yang diabadikan dan ditempatkan di pusat kota. Tiap kota berupaya berlomba memunculkan ke-khasan dalam kotanya. Kekhasan itu yang selalu ditonjolkan, dan menjelma menjadi icon dan landmark kota.

Beruntung kita punya Soekarno, presiden yang berjiwa seni dengan visi jauh ke depan. Di zamannya, di Jakarta dibangun Monas; Patung Tugu Tani; Patung Pancoran; dan Tugu Selamat Datang. Istananya pun, -baik di Bogor maupun di Jakarta- bertaburan karya-karya seni dari seniman top mancanegara. Bayangkan, bila Bung Karno tak berbuat itu, mungkin kota ini kehilangan ‘ruh’nya. Tak ada estetika dan patung-patung bernilai seni di Jakarta. Mungkin yang ada hanya bangunan tinggi menjulang dengan pemukiman kumuh di kiri kanannya.

Selain monas di Jakarta, Jembatan Suramadu di Surabaya, adakah kota-kota lainnya di Indonesia yang mempunyai physical face yang waardig yang menjadi kebanggan warga kota akan kotanya? Bila belum, maka, menjadi tanggung jawab kita bersama sebagai bagian warga kota untuk menciptakan sesuatu yang, bahkan bisa menjadi national pride, agar umat manusia seribu tahun lagi akan terus mengingat dan mengenang dit heft jij gedaan. Ini yang kita warisi untuk anak cucu kita kelak. Ini yang akan kita persembahkan untuk generasi mendatang. Kalau bukan kita yang memulai, siapa lagi?

*dinukil dari buku Bang Ali Demi Jakarta, karya Ramadhan, KH.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun