Semuanya tampak menggugah selera. Pilihan menu nasi ramesan di Hadena ini lumayan banyak dan variatif. Harganya pun relatif murah, berada di kisaran 10an dollar.
[caption caption="Hidangan di Hadena"]
***
Puas melihat hidangan yang ada, barulah aku menentukan pilihan. Aku memesan sayur lodeh dengan telor dan tempe kering, plus sambal terasi.Â
Tadinya kupikir rasa sambalnya biasa saja, seperti sambal olahan dalam botol. Namun dugaanku salah. Ternyata sambalya asli sambal olahan tangan (sambal dadak) dengan rasa terasi Indonesia yang khas.Â
Saat aku tanyakan dimana mendapatkan ini semua, Si Oom menjawab bahwa pencarian aneka bumbu dan rempah dilakukan secara bergerilya, dalam arti tidak di satu lokasi saja namun merambah state lain hingga ke Los Angeles, di mana banyak bermukim warga Indonesia.Â
Adakalanya rempah dan bahan-bahan masakan itu sengaja di boyong dari Indonesia bila kebetulan Si Oom atau kerabatnya ‘mudik’ ke Indonesia. Saat aku bersantap siang, tampak beberapa warga kulit putih yang sedang menikmati hidangan khas Jawa ini. Kulirik pula ada seorang pria Indonesia sedang memesan makanan untuk di to go atau dibawa pulang.
[caption caption="Toko Pendawa"]
Saat masuk, aku melihat aneka tulisan berbahasa Indonesia. Tulisan ini tampaknya sengaja ditampilkan mengingat hampir 90 persen pengunjung Pandawa adalah warga Indonesia yang banyak bermukim di South Philli.
[caption caption="makanan di Pendawa"]
Ada saos sambel, kecap manis, dan sebagainya. Aneka snack kering dan kerupuk (dalam kemasan) nampak tergantung di dinding toko. Ada pula keripik, kacang, kue, permen dan aneka kue basah lainnya yang menggoda ‘tuk dicicipi.Â