Mohon tunggu...
Rachmat Hendayana
Rachmat Hendayana Mohon Tunggu... Penulis - Tinggal di Bogor

Peminat Sosial Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menghargai Diri Sendiri

23 Mei 2022   11:55 Diperbarui: 23 Mei 2022   11:56 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber: Jeyjingga

Ketika membereskan buku-buku lama yang berserakan, saya menemukan buku yang nuansanya psikologi, "Pemulihan Jiwa".

Buku yang ditulis oleh Dedy Sutanto, terbit pertama kali tahun 2012 melalui  Transmedia. Termasuk best seller, yang dalam kurun waktu satu tahun mengalami sembilan kali cetak ulang.

Dedy Sutanto, adalah seorang penemu terapi Tetha Restoration yang dipatenkan. Ia juga seorang trainer sumberdaya manusia di perusahaan-perusahaan, memiliki bisnis dibidang produksi, konsultasi manajemen dan advertisement.

Meskipun usia buku ini tergolong lama sudah dua puluh tahun yang lalu, namun isi buku ini masih relevan karena yang dibahas adalah masalah yang berkenaan dengan kejiwaan manusia, yang sampai kapanpun tidak lekang oleh zaman.

Mengutip seorang Guru Besar Psikologi,  Prof. Dr. Tri Ratna Murti, M.Psi, ketika mengomentari buku ini menyatakan bahwa buku Pemulihan Jiwa yang ditulis Dedy Sutanto ini membantu kita untuk menemukan kebahagiaan di dalam hidup.

Dikemukakan lebih lanjut, "tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat membuat kita bahagia kecuali diri kita sendiri, karena kebahagiaan itu datang dari diri sendiri, kita sendirilah yang menentukan ukuran kebahagiaan itu".

Selanjutnya, beliau memberikan pesan kepada pembaca, agar mempunyai self regulation, self esteem dan self efficacy yang tinggi. Disamping itu harus positif thinking, bangun optimisme, dan senantiasa bersandar kepada Tuhan.

Jangan berkutat pada masa lalu karena yesterday is history, tomorrow is mistery and today is a gift.

Untuk memahami konsep pemulihan jiwa yang ditulis Dedi Susanto seutuhnya memang baiknya membaca bukunya. Namun mungkin untuk mendapatkan buku tersebut saat ini akan sulit diperoleh.

Tapi tidak usah khawatir, beberapa hal penting dalam buku ini akan saya coba ungkapkan, meskipun mungkin tidak utuh.

Dedi Sutanto memilah keseluruhan buku ini ke dalam enam bagian, terdiri dari: Menghargai diri, Pendewasaan, Teta Restoration, Pemulihan Jiwa, Perasaan dan Pikiran , terakhir Sukses dan Bahagia.

Oleh karena itu informasi dari buku tersebut, tidak akan selesai dalam satu kesempatan. Saya berupaya membuat serienya, meskipun dalam penyajiannya mungkin bisa saja tidak beruntun. Tergantung situasi saja. Kali ini fokus pada salah satu aspek dulu, yakni mengungkap perihal harga diri kita.

Hargai Diri Kita

Menurut Dedy Susanto penulis buku ini, orang yang menghormati dirinya sendiri tidak akan disentuh oleh hal yang sia-sia.

Dalam kehidupan ini, tidak ada yang lebih penting selain kebenaran, dan menghargai diri sendiri adalah sebuah kebenaran.

Kurangnya penghargaan terhadap diri sendiri, dapat berdampak kurang baik pada diri sendiri. Orang yang tidak menghargai diri sendiri, akan mendorong  orang menjadi negatif thinking.

Ia merasa rendah diri jika berhadapan dengan orang lain, dan ragu-ragu ketika mengambil keputusan. Selain itu, orang yang tidak menghargai diri sendiri biasanya tidak konsisten, dan tidak berani bertindak besar.

Masih banyak lagi karakter kurang baik atau boleh dibilang buruk jika kita tidak menghargai diri sendiri. Karena itu kita harus berusaha untuk menghargai diri sendiri.

Ketika bisa menghargai diri sendiri, maka kita akan memetik hasilnya yang positif, sebagaimana disampaikan dalam beberapa ungkapan berikut.

Bila kamu menghargai dirimu:
Kamu akan selalu menerima diri sendiri dengan selalu menganggap dirimu penting

Bila kamu menghargai diri sendiri:
Kamu selalu menggunakan semua waktu yang ada untu hal-hal terbaik dan berdampak positif bagi masa depan

Bila kamu menghargai diri sendiri:
Kamu memosisikan diri bahwa dirimu jauh lebih penting, lebih tinggi dan lebih besar dari semua persoalan yang ada.

Bila kamu menghargai diri sendiri:
Kamu menganggap diri sederajat dengan orang lain sehingga tidak merasa diri lebih rendah dibandingkan dengan orang lain.

Bila kamu menghargai diri sendiri:
Kamu akan berpikir dan meyakini cita-cita dan tujuan yang besar.

Orang yang menghargai diri sendiri berbeda dengan orang sombong. Orang sombong ini bukan merasa dirinya penting, dia merasa diri lebih tinggi dari orang lain. Sementara menghargai diri sendiri tidak menganggap dirinya lebih baik dari orang lain tetapi merasa dirinya penting. Jadi kita merasa diri berharga.

Fakta, banyak orang yang mengalami kegagalan, kejatuhan, kekecewaan  dalam hidupnya, hal itu disebabkan karena orang tersebut telah gagal menyadari bahwa sirinya berharga.

Di saat merasa diri sendiri berharga, masalah apapun, persoalan dan tantangan seperti apapun tidak akanterusik karena kita tahun diri kita lebih penting dari pada hal-hal seperti itu.

Di sini perlu ingat...

Kita bukannya lebih penting dari orang lain, tetapi kita lebih penting dari sekedar masalah yang telah, sedang dan akan terjadi.

Ketika Anda merasa diri lebih penting, maka tidak ada satupun masalah yang dapat mengusik kebahagiaan Anda. Jadi dalam hal ini penekanannya kita lebih penting terhadap masalah, bukan lebih penting terhadap orang lain.

Kita semua tahu bahwa kedudukan manusia itu penting di hadapan Tuhan, sama, sederajat dan se-level. Pernyataan tersebut perlu dijadikan rujukan dalam menyikapi hidup ini.

Banyak orang mengalami down karena dia merasa masalahnya lebih besar daripada dirinya. Padahal sebaliknya. Dia ini lebih penting, lebih tinggi daripada masalah tersebut.

Menumbuhkan perasaan diri lebih penting ini banyak manfaatnya dalam mengaruhi kehidupan. Anda hanya ingin melakukan hal-hal yang baik dan penting.

Banyak orang dalam hidup ini tidak sadar bahwa dirinya penting, sehingga menghabiskan waktu dan enerji untuk melakukan hal-hal yang tidak penting, contohnya mengerjakan sesuatu hal yang tidak ada artinya.

Pesan dari uraian ini, sadarilah bahwa kita adalah orang yang penting, yang mampu menghargai diri sendiri. Jadi hindarilah melakukan kegiatan yang tidak hanya buang-buang waktu.

Upayakan  fokus melakukan hal-hal yang penting. Dengan demikian Anda sudah tergolong orang-orang yang menghargai diri sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun