Mohon tunggu...
Rachmat Hendayana
Rachmat Hendayana Mohon Tunggu... Penulis - Tinggal di Bogor

Peminat Sosial Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hari Buku Nasional, Siapa yang Merayakan?

19 Mei 2022   23:41 Diperbarui: 19 Mei 2022   23:46 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pixabay/ilustrasi dari Jay Mantri

Jujur, saya baru tahu ada hari buku nasional. Informasi hari buku nasional itu saya ketahui secara tidak sengaja ketika melakukan penelusuran artikel di kompasiana ini. Mudah-mudahan hanya saya saja yang seperti itu.

Menurut informasi yang saya baca, Harbuknas atau hari buku nasional ini diperingati setiap tanggal 17 Mei. Tanggal tersebut bertepatan dengan HUT Perpusnas ke-42. Ditambahkan bahwa penggagas Harbuknas itu adalah seorang Menteri Pendidikan Nasional pada zamannya yaitu Bp. Abdul Malik Fadjar. Rancangan Harbuknas dilakukan  tahun 2002.

Motivasi meluncurkan Harbuknas  ada kaitan dengan keinginan untuk mengembanglan literasi di Indonesia, khususnya meningkatkan minat baca dan menulis di kalangan masyarakat.

Mengutip Evita Devega dalam menkominfo.go.id, dalam soal literasi dunia Indonesia berada pada urutan kedua dari bawah , artinya minat baca sangat rendah. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca!

Menulis dan membaca ini merupakan dua hal yang berkaitan. Artinya kalau mau bisa menulis, harus banyak baca. Dan, kalau tulisan kita ingin dibaca orang kita juga harus baca  apa yang mereka tulis.

Tetapi perlu diingat, kita membaca itu tidak saja dilakukan karena akan menulis. Membaca itu dapat menambah wawasan. Kita bisa mengetahui peristiwa di belahan dunia, bisa mendalami suatu bidang ilmu pengetahuan, meningkatkan keterampilan secara otodidak, itu semua diperoleh karena membaca.

Pertanyaannya, kapan kita membaca, dimana kita bisa membaca dan apa yang harus dibaca? Jawabannya tidak ada ketentuan yang pasti.

Kita bisa membaca kapan saja dan dimana saja ada kesempatan. Materi yang dibaca juga tidak dibatasi. Banyak buku yang sifatnya memberikan nuansa hiburan, buku fiksi yang memuat hayalan atau imajinasi penulisnya, atau bisa juga buku yang serius atau  nonfiksi. Semua itu akan ada manfaatnya.

Pertanyaan lanjutannya, apakah kalau mau baca itu perlu membelinya? Itu juga jawabannya relatif. Di era digital seperti saat ini banyak buku elektronik yang bisa dibaca melalui perangkat ponsel cerdas (smartphone). Kecuali jika ingin memiliki buku fisiknya, kita bisa beli.

Kalau mau baca bukunya, dan tidak perlu membelinya, kita bisa membacanya di perpustakaan yang tersebar di setiap kota. Ada perpustakaan umum ada juga perpustakaan yang menghususkan diri menyediakan materi terkait dengan keilmuan tertentu.

Di Kota Bogor, misalnya ada Perpustakaan Kota Bogor, ada Perpustakaan Cinta Baca, Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian. Selain itu ada juga Perpustakaan & Pengetahuan Pertanian Digital (GP3D) Colocasia Buitenzorg yang peresmiannya dilakukan Menteri Pertanian 22/04/2022..

Jangan salah, demi kenyamanan pengunjung, Gedung perpustakaan itu dirancang seperti caf dilengkapi beberapa interior caf kekinian, seperti diungkap Radar Bogor 31 Januari 2020.

Di Gedung perpustakaan yang terdiri dari Gedung A dan Gedung B itu orientasi kegiatannya tidak semata-mata ruang baca. Di Gedung A tersedia sarana layanan perpustakaan pertanian berbasis digital, sarana edukasi dan  yang penting  terintegrasi dengan perpustakaan nasional.

Di Gedung B, ada media pemberdayaan masyarakat melalui berbagai kegiatan kreatif, inovatif serta sarana edukasi dan rekreasi.

Fasilitas lainnya ada ruang lobby, ruang diskusi, free WIFI, ruang pertemuan dan mushola. Menurut pengelolanya, pengunjung yang paling banyak adalah dari kalangan mahasiswa.

Jadi sebenarnya tidak ada alasan bagi warga untuk meningkatkan literasinya. Namun hal itu memang tergantung pada niat masing-masing. Tidak bisa dipaksakan.

Kembali ke Harbuknas, banyak ucapan Selamat Hari Buku Nasional 2022 yang disebarluaskan melalui media sosial. Misalnya, Dinda Puspa Rini (17/05/2022) pada zonabanten.pikiran-rakyat.com, membagikan 10 ucapan penuh makna ke media sosial, sebagai berikut:

1. Buku adalah Gudang ilmu. Semakin rajin baca, semakin besar pula ilmu yang kita dapat. Selamat Hari Buku Nasional 2022.

2. Membaca buku adalah bagian dari hidup untuk maju. Selamat Hari Buku Nasional 2022.

3. Satu buku, satu pena, satu anak, dan satu guru dapat mengubah dunia. Selamat Hari Buku Nasional 2022.

4. Selamat Hari Buku Nasional 2022. Membaca buku, memuliakan ilmu, dan melembutkan qalbu

5. Kamu calon konglomerat. Kamu harus rajin belajar dan membaca, jangan ditelan sendiri. Berbagilah dengan teman-teman yang tak mendapat pendidikan - Wiji Thukul. Selamat Hari Buku Nasional 2022.

6. Pada peringatan Hari Buku Nasional, 17 Mei 2022 ini, yuk kita berupaya untuk meningkatkan kesadaran literasi di sekitar kita!

7. Banyak orang yang bilang, bahwa buku adalah jendela dunia. Apa buku yang terakhir kamu baca? Selamat Hari Buku Nasional 2022.

8. Membaca dapat mengubah pikiran seseorang. Selamat Hari Buku Nasional 2022.

9. Membaca buku yang baik berarti memberi makan rohani yang baik - Buya Hamka. Selamat Hari Buku Nasional 2022.

10. Aku rela dipimpin asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas - Moh. Hatta. Selamat Hari Buku Nasional 2022.

Tulisan ini tidak bermaksud membahas ucapan Harbuknas yang banyak dibagikan di media sosial, tetapi kembali ke persoalan, "siapa yang merayakan Harbuknas ini".

Gaung Harbuknas ini kurang menggema di kalangan masyarakat. Bisa jadi mungkin karena faktor lingkungan yang belum kondusif karena ancaman pandemic Covid -19.

Tetapi ke depan sosialisasi Harbuknas perlu lebih digaungkan melalui berbagai media sosial, sehingga warga masyarakat mengetahui adanya  Harbuknas,

Harbuknas dapat dijadikan momentum untuk mendorong keinginan masyarakat mau mengembanglan literasi di Indonesia, khususnya meningkatkan minat baca dan menulis di kalangan masyarakat. 

Dengan demikian yang  merayakan Harbuknas itu mestinya adalah kita semua. Harbuknas sebaiknya dirayakan dengan lebih semarak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun