Pada tulisan sebelumnya, saya sudah mengangkat fenomena ekonomi perilaku yang menjadi alternatif dari perilaku ekonomi. Menurut konsepnya ekonomi perilaku menggambarkan pengambilan keputusan ekonomi yang tidak mengikuti standar ekonomi tradisional yang menganggap perilaku manusia itu rasional.
Munculnya ekomomi perilaku itu dapat menegaskan bahwa  dalam kehidupan sehari-hari, perilaku manusia itu terkadang tidak rasional. Bahkan bisa dikatakan  egois., yang teridentifikasi ketika seseorang mengambil keputusan yang tidak meu mendengarkan saran dan pendapat orang lain. Terlebih kalau saran itu tidak sesuai dengan pandangannya.
Dengan kata lain rasionalitas manusia itu terbatas. Demikian juga dengan  kontrol diri yang juga terbatas dan tindakannya senantiasa merujuk preferensi sosial. Mengutip Simon (1982) dalam behavioraleconomics.com, rasionalitas terbatas yang konsepnya diusulkan Herbert Simon itu menantang gagasan rasionalitas manusia seperti yang tersirat dalam konsep homoeconomicus.
 Sebagai homo economicus, manusia mempunyai kebutuhan dan juga keinginan. Kebutuhan itu merupakan hal hal yang diperlukan oleh manusia untuk hidup.
Rasionalitas dibatasi karena ada batasan kapasitas berpikir, informasi yang tersedia, dan waktu. Rasionalitas terbatas ini merupakan asumsi inti dari pandangan tentang heuristik yang menjadi salah satu fondasi psikologis ekonomi perilaku.
Apakah itu heuristik?
Dalam bahasa sederhana, yang disebut heuristik itu adalah pengambilan keputusan yang dilakukan seseorang secara cepat. Karena cepatnya itu, kadang-kadang pengambilan keputusan itu tidak dilengkapi informasi pendukung yang memadai. Bisa juga heuristik itu diartikan sebagai jalan pintas, seperti diilustrasikan dalam gambar manusia di atas.Â
Dalam kehidupan sehari-hari kita  sering menyaksikan kondisi seperti itu. Banyak orang yang tergoda oleh  iklan sehingga mereka membeli sesuatu itu berdasarkan merek barang yang diiklankan. Bukan membeli karena kebutuhan.  Kita menyaksikan promosi barang yang  terus menerus ditayangkan pada acara TV. Â
Dampaknya  penonton terpengaruh secara psikologis, mengesankan barang yang dipromosikan itu bagus. Sehingga tanpa pikir panjang langsung membeli barang yang dipromosikan itu, walaupun sebenarnya barang itu tidak diperlukan dan belum tentu sesuai dengan kebutuhan.Â
Goldberg dan Nitsch (2001) mengatakan, heuristik adalah sebuah aturan praktis memperoleh informasi untuk mengambil keputusan dengan cepat, meski keputusan tersebut belum tentu optimal. Dalam beberapa kasus, penyederhanaan pengambilan keputusan justru menghasilkan keputusan yang tidak rasional, dan inilah yang menjadi salah satu kejadian dalam ekonomi perilaku.